Penjaga Lupa Tutup Pintu, Puluhan Monyet Kabur dari Laboratorium Medis

Monyet-monyet ini blm digunakan untuk penelitian sehingga diklaim tidak membahayakan.

Pixabay
Monyet laboratorium (ilustrasi). Sebanyak 43 ekor monyet rhesus macaque kabur dari sebuah laboratorium medis di California, Amerika Serikat.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 43 ekor monyet rhesus macaque kabur dari sebuah laboratorium medis di California pada pekan lalu. Setelah beberapa hari di alam bebas, pihak berwenang melaporkan hingga Senin (11/11/2024), 30 monyet di antaranya kini telah ditangkap kembali tanpa cedera.

Dalam sebuah pernyataan, polisi Yemassee mengatakan bahwa 13 monyet belum berhasil ditangkap dan masih berada di luar kawasan Alpha Genesis Primate Research Center di kota Yemassee.

Baca Juga


“Primata tambahan telah berhasil ditemukan hari ini, semuanya tampak dalam keadaan sehat,” kata departemen kepolisian, mengutip CEO Alpha Genesis Greg Westergaard yang mengabarkan penemuan hari itu.

Pada Senin, polisi berhasil menangkap 5 ekor monyet. Adapun selama akhir pekan, 25 monyet lainnya yang melarikan diri telah ditangkap dengan selamat.

Menurut keterangan polisi, beberapa monyet terlihat berkumpul di sepanjang pagar fasilitas pada Ahad. Banyak di antara monyet tersebut bermalam di area itu untuk tidur.

Polisi di kota Yemassee, sekitar 96 kilometer sebelah barat Charleston, telah mengimbau warga sekitar untuk waspada dan menutup serta mengamankan pintu serta jendela rumah mereka.
“Upaya untuk menangkap primata yang tersisa dengan aman akan terus dilakukan sepanjang malam dan selama diperlukan,” kata polisi seperti dilansir NBC, Selasa (12/11/2024).

 

Selain itu, polisi juga meminta warga sekitar untuk tidak menerbangkan drone di dekat fasilitas laboratorium karena bisa membuat hewan-hewan terkejut dan stres. CEO Alpha Genesis, Greg Westergaard, mengungkap kaburnya puluhan monyet tersebut disebabkan oleh seorang penjaga yang lupa mengunci pintu kandang selama proses pemberian makan dan pembersihan.

Alpha Genesis merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan produk primata non-manusia dan layanan penelitian biologi. Westergaard mengatakan bahwa mereka menggunakan monyet tersebut untuk membantu penelitian pengobatan gangguan penyakit otak.

Monyet yang kabur dijelaskan sebagai Rhesus Macaque betina yang sangat muda, dengan berat hanya 2,7 hingga 3,2 kilogram. Mereka juga belum pernah diteliti, sehingga diklaim aman dan tidak membawa ancaman terhadap kesehatan masyarakat saat ini.
“Hewan-hewan itu terlalu muda untuk membawa penyakit,” kata seorang juru bicara Alpha Genesis kepada polisi.

Penelitian pada monyet dimulai di akhir 1800-an
Monyet jenis Rhesus Macaque yang kabur dari laboratorium medis di Carolina Selatan adalah salah satu hewan yang paling banyak dipelajari di planet ini. Dilansir AP, manusia telah menggunakan kera rhesus untuk penelitian ilmiah sejak akhir 1800-an ketika teori evolusi semakin diterima, menurut sebuah makalah penelitian tahun 2022 oleh jurnal eLife.

Studi pertama tentang spesies ini diterbitkan pada tahun 1893 dan menggambarkan anatomi kehamilan lanjutan, menurut makalah eLife. Pada tahun 1925, Carnegie Science Institute telah membuat populasi pengembangbiakan monyet untuk mempelajari embriologi dan kesuburan pada spesies yang mirip dengan manusia.

Salah satu alasan popularitas hewan ini adalah karena jumlahnya yang melimpah. Monyet ini memiliki wilayah jelajah alami terbesar dibandingkan primata non-manusia lainnya, yang membentang dari Afghanistan dan India hingga Vietnam dan China.

“Alasan lainnya adalah karena kera rhesus, sebagai primata, merupakan spesies yang cukup tangguh. Mereka dapat hidup dalam kondisi dan mereka dapat dikembangbiakkan dalam kondisi yang relatif mudah dipelihara,” kata Eve Cooper, penulis utama makalah penelitian eLife dan profesor biologi di University of Colorado-Boulder.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler