Help Desk Garuda ID di GBK Ramai Balik Nama Tiket Timnas, Calo Masih Berkeliaran

Sejumlah calo berkedok penonton yang batal menonton.

REPUBLIKA/Fitriyanto
Suasana di Help Desk Garuda ID di Pintu 10 Kawasan Gelora Bung Karno, Jumat (15/11/2024) pagi. Help desk ini tempat
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Help Desk Garuda ID untuk pergantian kepemilikan tiket pertandingan Indonesia di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta pada Jumat (15/11/2024) pagi hingga menjelang shalat Jumat. Tenda-tenda help desk ramai dikunjungi calon penonton pertandingan timnas Indonesia yang akan mengganti nama kepemilikan tiket.

Baca Juga


Sejak PSSI mewajibkan calon penonton mendaftar dengan menggunakan Garuda ID untuk pembelian tiket pertandingan timnas Indonesia melawan Jepang yang akan digelar malam nanti dan untuk pertandingan kandang selanjutnya. Penggunaan Garuda ID ini membuat perpindahan kepemilikan tiket tidak seperti sebelumnya.

Sebelumnya, jika pembeli tiket kemudian tidak jadi menonton langsung ke SUGBK karena sesuatu dan lain hal, tiket tersebut dapat langsung diberikan kepada orang lain. Kini, tiket hanya bisa dialihkan dengan mengurus pergantian Garuda ID.

Maka jika pemilik tiket berhalangan hadir, agar tiket tersebut bisa berpindah tangan, kepemilikan Garuda ID atas tiket tersebut juga harus diubah. Salah satunya melalui help desk saat hari pertandingan, Jumat mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00 WIB.

Menurut pantauan Republika.co.id, gerai balik nama ini buka agak telat berapa menit. Tempat paling ramai adalah pintu 10 di seberang TVRI. Antrean untuk mengurus balik nama tiket timnas Indonesia itu terpantau cukup ramai.

Rosida, 45 tahun, salah satu yang mengurus proses balik nama tiket tersebut. Menurut wanita paruh baya ini, help desk baru buka pukul 09.15, padahal ia sudah datang pukul 08.30 WIB. Rosida mengaku prosesnya berlangsung cukup lama. Namun ia memaklumi.

"Ini tiket adik saya, dia nggak jadi nonton, saya menggantikan. Tadi agak telat, proses juga lumayan lama. Mungkin karena ini sesuatu yang baru," kata Rosida.

Ternyata yang datang bukan hanya pemilik tiket, melainkan juga banyak orang yang tak punya tiket tapi berspekulasi untuk membeli tiket langsung di SUGBK.

Seperti yang dilakukan Riski, 33 tahun. Ia datang dari Sidoarjo, Jawa Timur, bersama lima rekan lainnya, Riski masih kekurangan dua tiket. Dia sengaja datang di help desk Garuda ID berharap ada yang menjual tiketnya.

"Misalkan ada yang tidak jadi nonton, terus dijual, ya saya siap membelinya," ujar Riski.

Riski juga mengaku kalau tadi sempat ditawari tiket oleh calo. Namun harga yang ditawarkan gila-gilaan. "Untuk kelas tribun atas saja, yang harga resminya Rp 240 ribu, tadi saya diminta Rp 1 juta. Itu sudah terima beres, proses balik nama tiket mereka yang urus. Kami semua sudah punya Garuda ID," ungkapnya.

Hal yang sama dilakukan Deky, 48 tahun, asal Jakarta. Ia mengaku sudah punya tiket. Namun dia butuh tiket untuk adiknya. Deky pun mengaku sempat ditawari oleh calo dengan harga fantastis. Meskipun ia mengakui jumlah calo tidak sebanyak sebelumnya saat sistem Garuda ID diterapkan.

Deky memberikan masukan untuk penjualan tiket timnas Indonesia berikutnya. Saat ini, penjualan tiket seratus persen hanya tersedia lewat aplikasi Livin' by Mandiri.

"Banyak yang tidak tahu penjualan hanya di aplikasi Living by Mandiri. Kita tahu Bank Mandiri sponsor utama, tetapi mohon sisakan 20 persen penjualan on the spot," kata dia.

Ia juga meminta calo bisa diberantas. Sebab masih ada calo berkedok calon penonton yang batal menonton. Namun tiket kemudian dijual dengan harga tinggi.

Deky berharap proses identifikasi wajah bagi penonton saat masuk ke stadion nanti berjalan lancar. Sebab, teknologi ini baru pertama kali diterapkan di pertandingan timnas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler