Film Mary Tampilkan Pemain Israel, Netflix Dinilai Ingin Hapus Identitas Palestina
Sutradara film mengungkapkan, pemilihan aktris demi memastikan keaslian cerita.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Netflix kembali menjadi sorotan setelah merilis trailer untuk film religi terbaru, Mary, yang mengisahkan kehidupan Maria, ibu Yesus atau Isa Almasih. Film ini menuai kritik tajam karena dinilai menghapus identitas Palestina dan kurangnya representasi Arab dalam kisah yang sebenarnya berlatar wilayah tersebut, demikian dilaporkan Newsarab, Selasa (18/11/2024).
Trailer Mary menampilkan aktris Israel Noa Cohen sebagai Maria, bersama aktor Israel lainnya, Ori Pfeffer dan Ido Tako. Pemilihan Cohen sebagai pemeran utama dianggap problematis oleh sejumlah kritikus, yang menuding film ini tidak akurat secara historis dan gagal merepresentasikan akar budaya Maria yang berasal dari kawasan Palestina.
Di media sosial, berbagai reaksi keras muncul. Salah satu pengguna mengkritik bahwa mayoritas pemeran utama adalah orang Eropa kulit putih, kecuali satu pria ras campuran. Kritik lainnya menyoroti keterlibatan Cohen dalam film Israel-Azerbaijan: Silent Game (2022), yang dituduh mendukung narasi kontroversial terkait konflik Nagorno-Karabakh.
Sejumlah netizen juga menyoroti ironi pemilihan aktris Israel di tengah meningkatnya kekerasan terhadap warga Palestina, termasuk serangan terhadap komunitas Kristen dan Muslim, serta penghancuran situs warisan budaya di wilayah tersebut. Salah satu komentar menegaskan, "Ada sesuatu yang sangat menyinggung tentang aktris Israel memerankan Maria, sementara Israel terlibat dalam serangan terhadap komunitas Kristen dan Muslim Palestina."
Sutradara film Mary, DJ Caruso, membela keputusannya untuk memilih aktor Israel. Caruso beralasan, "Langkah itu dimaksudkan untuk memastikan keaslian dalam penggambaran cerita. Namun, bagi sebagian pihak, keputusan ini justru dianggap mengabaikan konteks historis dan politik kawasan tersebut," jelasnya.
Film Mary juga menuai boikot dari aktivis yang sebelumnya mengkritik Netflix karena menghapus konten bertema Palestina dari platformnya. Jodie Evans, salah satu pendiri organisasi CODEPINK, menyerukan, "Agar kisah dan suara Palestina diberi ruang lebih besar di tengah konflik yang masih berlangsung." ujarnya.
Kontroversi ini kian disorot dengan perbandingan yang dibuat oleh sejumlah orang Kristen Palestina antara perjalanan Maria dan keluarganya, yang melarikan diri dari penindasan ke Mesir, dengan penderitaan warga Palestina saat ini akibat serangan militer Israel.
Film Mary, yang turut dibintangi Anthony Hopkins sebagai Raja Herodes, dijadwalkan tayang perdana pada 6 Desember mendatang. Meski dipromosikan sebagai kisah inspiratif, reaksi yang muncul menyoroti pentingnya representasi yang lebih inklusif dalam narasi sejarah dan religi.