Din Syamsuddin: Penciptaan Kemakmuran adalah Misi Kemanusiaan

Prof Din Syamsuddin jelaskan makna tema Milad ke-112 Muhammadiyah.

dok ist
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 Prof Din Syamsuddin saat mengisi materi di PCM Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (24/11/2024).
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Dalam perspektif Islam, menciptakan kemakmuran di dunia ini adalah sebuah misi kemanusiaan. Sebab, manusia merupakan wakil Allah di muka bumi (khalifatullah fil 'ardh), sebagaimana ditegaskan dalam Alquran.

Baca Juga


Pesan itu disampaikan Prof Din Syamsuddin dalam kegiatan pengajian "Fajar Timur Muhammadiyah" di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin. Menurut ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015 itu, kemakmuran mestilah diikhtiarkan oleh kaum Muslimin.

Dalam kaitan itu pula, lanjut dia, peringatan milad ke-112 Muhammadiyah mengambil tema "Kemakmuran untuk Semua." Persyarikatan ini memandang, gagasan kemakmuran tidak hanya meliputi aspek materiel, melainkan juga rohaniah.

Din mengingatkan, ide perihal kemakmuran juga pernah digagas oleh Ibnu Khaldun, seorang ilmuwan pada era keemasan peradaban Islam yang juga digelari "Bapak Sosiologi." Dalam konsep penulis Muqaddimah itu, gagasan tersebut dapat dijelaskan dengan konsep umran.

Umran berasal dari akar kata yang sama dengan makmur (a'mara-ya'muru). Ini mengandung arti 'meramaikan', 'membangun', atau 'mengembangkan.'

"Umran identik dengan pembangunan masyarakat untuk adanya kesejahteraan yang meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah sekaligus," ujar Din Syamsuddin di hadapan seribuan orang hadirin pengajian yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tanggulangin itu, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (25/11/2024).

Oleh karena itu, lanjut guru besar FISIP UIN Syarif Hidayatullah ini, menghadirkan kemakmuran berarti menjelmakan amal saleh atau kerja-kerja kebaikan. Kebajikan itu pun mesti membawa manfaat dan maslahat dalam kehidupan umat manusia.

"Di sinilah pertautan antara keimanan dengan perbuatan memakmurkan, seperti pada ayat (Alquran) tentang yang memakmurkan masjid. Hal itu hanya dilakukan oleh orang-orang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat, serta tidak takut kecuali kepada Allah," papar mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini.

Maka dari itu, sambung Din, sangat tepat bila PP Muhammadiyah kini menampilkan tema kemakmuran, baik untuk peringatan milad maupun penyelenggaraan tanwir. Sebenarnya, Persyarikatan dalam satu abad keberadaannya sudah mengamalkan penciptaan kemakmuran dengan berbagai kegiatan pelayanan, baik di ranah pendidikan, kesehatan, sosial, pemberdayaan ekonomi, maupun penanggulangan bencana alam dan sosial.

Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu tersebut berharap, tema Milad ke-112 dan Tanwir Muhammadiyah lebih merupakan peneguhan tekad gerakan Islam ini. Komitmen yang muncul kemudian dapat turut meningkatkan kemakmuran bagi semua umat manusia, tanpa memandang identitas agama, bangsa, dan suku bangsa.

Din mengatakan, Muhammadiyah mendapat pengakuan dan penghargaan dari berbagai kalangan di luar negeri sebagai gerakan kebudayaan dan peradaban Islam yang maju dan berkemajuan.

Dalam kunjungannya ke Sidoarjo, Din juga sempat berkunjung dan berdialog dengan segenap santri Pondok Pesantren Muhammadiyah an-Nur Tanggulangin. Ia berharap, resepsi Milad ke-112 dan Tanwir Muhammadiyah yang akan digelar pada awal Desember 2024 nanti di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini juga sampai syiarnya kepada seluruh warga Muhammadiyah, termasuk di Sidoarjo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler