Bak Teroris, Israel Bom Beirut Sehari Sebelum Gencatan Senjata
Pengeboman Israel menghancurkan sebuah gedung empat lantai.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan Israel telah menerima gencatan senjata dengan Lebanon. Gencatan senjata tersebut akan berlaku pada Rabu (27/11/2024) sekitar puku 4 dini hari waktu setempat.
Meski demikian, militer penjajah Israel melancarakan serangkaian serangan udara besar-besaran pada Selasa. Serangan intensif tersebut dilakukan di seluruh Lebanon, terutama ibu kota Beirut, dan pinggiran selatan. Serangan teror ini terjadi saat kabinet Israel mempertimbangkan usulan gencatan senjata untuk mengakhiri perang.
Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) melaporkan bahwa tanpa pemberitahuan sebelumnya, tiga serangan udara Israel menargetkan lingkungan Noueiri di pusat kota Beirut. Pengeboman tersebut menghancurkan sebuah gedung empat lantai yang menampung orang-orang yang mengungsi. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan itu menewaskan 10 orang dan melukai sedikitnya 35 orang lainnya. Jumlah tersebut masih berupa estimasi awal.
Tentara Israel mengeluarkan peringatan evakuasi kepada penduduk di empat lingkungan di pusat kota Beirut, menandai arahan pertama semacam itu untuk pusat kota selama perang dua bulan.
Pasukan penjajah Israel juga melakukan serangan udara di daerah Barbour, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 10 orang lainnya.Tidak ada pemimpin Hizbullah yang menjadi sasaran serangan Israel di pusat kota Beirut, lapor Al-Mayadeen.
Serangan gencar tersebut mengingatkan publik Lebanon pada beberapa hari terakhir perang Israel tahun 2006 saat pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 20 serangan udara di pinggiran selatan Beirut. Serangan tersebut dilakukan eberapa jam sebelum gencatan senjata berlaku.
Di lokasi serangan, anggota parlemen Hizbullah Amin Sherri menuduh Israel "berupaya membalas dendam terhadap para pendukung Perlawanan dan seluruh warga Lebanon" saat kemungkinan gencatan senjata mulai terlihat.
Sementara itu, kabinet keamanan Israel bersidang di Tel Aviv untuk membahas usulan gencatan senjata di Lebanon, seorang pejabat dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi kepada AFP pada Selasa sore.
Setelah pertemuan tersebut, perdana menteri dijadwalkan menyampaikan pernyataan publik pada pukul 8 malam (1800 GMT).
Amerika Serikat dan Prancis telah menjadi garda terdepan dalam upaya untuk mengamankan gencatan senjata, dengan menteri luar negeri G7 pada hari Selasa menyerukan "gencatan senjata segera" dalam pernyataan bersama yang menekankan perlunya menyelesaikan solusi diplomatik.
Media berita yang berbasis di AS, Axios melaporkan bahwa rancangan perjanjian gencatan senjata mencakup masa transisi 60 hari. Selama waktu ini, pasukan Israel akan mundur, tentara Lebanon akan dikerahkan di sepanjang perbatasan, dan Hizbullah akan pindah ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan, menurut Axios.
Media Israel telah mengindikasikan bahwa Netanyahu diharapkan mendukung proposal gencatan senjata yang ditengahi AS. Sejak Oktober 2023, Lebanon telah melaporkan sedikitnya 3.799 martir, yang sebagian besar telah tewas dalam beberapa minggu terakhir oleh serangan udara Israel di lingkungan sipil.