Ini Respons Iran Atas Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hizbullah
Gencatan senjata berlaku pada Rabu pukul 4 pagi waktu setempat (02.00 GMT).
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran pada Rabu (27/11/2024) menyambut baik akhir agresi Israel di Lebanon usai sebuah kesepakatan gencatan senjata dicapai antara Israel dan Hizbullah. Hizbullah diketahui adalah kelompok militan yang selama ini mendapat dukungan dari Teheran.
"Menyambut kabar 'akhir dari agresi Israel di Lebanon'" kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei dalam sebuah pernyataan resmi dikutip AFP, Rabu, sambil menegaskan dukungan penuh Iran terhadap pemerintah Lebanon, rakyat dan para pejuang (Hizbullah).
Berbicara terpisah, Duta Besar Iran untuk Spanyol Reza Zabib, menegaskan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak bisa mengklaim bahwa Hizbullah telah kalah dalam perang dengan rezim Zionis. Hal itu diutarakan Reza Zabib lewat akun resmi X pada Selasa malam.
"Tentara konvensional kalah jika tidak menang. Milinta menang jika mereka tidak menang," ujar Zabib dalam unggahannya dikutip IRNA, yang merujuk pada kutipan mantan diplomat AS, Henry Kissinger, yang pernah mengakui kekalahan AS di perang Vietnam.
Zabib mengakui, Hezbollah memang menderita kerugian besar dan Lebanon juga mengalami kehancuran, tapi Netanyahu tidak bisa mengklaim bahwa Hzbullah telah kalah perang. Sehingga, menurut Zabib, sesuai kata-kata Kissinger, para militan lah yang menjadi pemenanganya.
Diketahui pada Selasa (26/11/2024), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumnkab bahwa, pemerintah Lebanon dan Israel telah menyetujui proposal AS untuk mengakhiri perang yang menghancurkan antara Israel dan kelompok Hizbullah. Kesepakatan itu dijadwalkan berlaku pada Rabu pukul 4 pagi waktu setempat (02.00 GMT).
Dalam waktu 60 hari ke depan, Angkatan Bersenjata Lebanon akan "dikerahkan dan mengambil alih kendali" wilayah selatan Lebanon. Selama periode ini, "Israel secara bertahap akan menarik pasukannya yang tersisa," kata Biden dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Biden mengatakan AS bersama dengan Prancis dan sekutu lainnya telah berjanji untuk bekerja sama dengan Israel dan Lebanon untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut dilaksanakan sepenuhnya. Dia menegaskan bahwa meskipun tidak ada pasukan AS yang akan berada di Lebanon selatan, “Kami, bersama Prancis dan yang lainnya, akan memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan bahwa kesepakatan ini dilaksanakan sepenuhnya dan secara efektif."
Setidaknya 55 orang tewas pada Senin (25/11/2024) dalam serangan udara Israel di Lebanon, sehingga jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 mencapai 3.823, kata Kementerian Kesehatan Lebanon pada Selasa. Sebanyak 160 orang lainnya yang terluka dalam 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah korban luka menjadi 15.859.
Dalam beberapa jam terakhir, serangan udara Israel di ibu kota Lebanon, Beirut, dan pinggiran selatannya, serta provinsi selatan dan timur negara tersebut, semakin intensif dan mengakibatkan puluhan korban tewas dan luka-luka.
"Ini adalah konflik paling mematikan antara Israel dan Hizbullah dalam beberapa dekade. Berapa banyak pemimpin senior Hizbullah yang tewas, termasuk pemimpin lamanya, Nasrallah?" kata Biden merujuk pada Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangkaian serangan udara Israel di selatan Beirut pada September.
"Keamanan yang berlangsung lama bagi rakyat Israel dan Lebanon tidak dapat dicapai hanya di medan perang dan karena itu saya mengarahkan tim saya untuk bekerja dengan pemerintah Israel dan Lebanon untuk membuat gencatan senjata guna mengakhiri konflik antara Israel dan Hizbullah," tambahnya.
Lebih lanjut Biden mengatakan dalam beberapa hari mendatang AS bersama dengan Turki, Mesir, Qatar, Israel, dan negara-negara lain akan melakukan upaya lain untuk gencatan senjata di Gaza yang akan mengakhiri serangan Israel di wilayah tersebut dan mengarah pada pembebasan lebih dari 100 sandera yang masih ada di sana.
Dia menambahkan Washington tetap siap untuk menyelesaikan serangkaian apa yang dia sebut sebagai kesepakatan bersejarah dengan Arab Saudi yang mencakup perjanjian keamanan dan jaminan ekonomi bersama dengan jalur yang dapat dipercaya untuk mendirikan negara Palestina. Termasuk juga normalisasi penuh hubungan penuh antara Arab Saudi dan Israel, sebuah keinginan yang sama-sama dimiliki keduanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon. Ia pun berharap capaian tersebut dapat mengakhiri kekerasan.
"Saya menyambut baik pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Lebanon. Saya berharap kesepakatan ini dapat mengakhiri kekerasan, penderitaan serta kehancuran yang dialami kedua pihak," tulis Sekjen di platform X.
Sebelumnya, PBB menyambut baik kemajuan menuju kesepakatan gencatan senjata antara Lebanon dan Israel, serta mendesak kedua pihak untuk memanfaatkan momentum tersebut. "Kami menegaskan kembali bahwa semua upaya untuk solusi diplomatik terhadap konflik ini harus didukung," ujar wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, saat konferensi pers, Selasa.
Haq mendorong Israel dan Lebanon untuk "memanfaatkan peluang ini guna mengambil langkah menuju masa depan yang lebih stabil dan aman." Ia juga menegaskan bahwa Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) serta utusan khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, siap mendukung pelaksanaan kesepakatan yang mungkin dicapai.
"Kami mencatat, dengan keprihatinan serius, laporan-laporan mengenai pengeboman parah oleh Angkatan Bersenjata Israel di Lebanon selatan dan wilayah selatan Beirut, yang menjatuhkan sejumlah korban jiwa," katanya menambahkan.
Ia juga menyebutkan bahwa serangan rudal dan drone (pesawat nirawak) oleh Hizbullah juga masih berlangsung. Sambil mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Haq mengatakan "wilayah pinggiran selatan Beirut mengalami serangan besar hanya beberapa menit setelah lebih dari 20 perintah evakuasi dikeluarkan."
"Hari ini juga, wilayah padat penduduk di pusat kota Beirut menjadi sasaran serangan udara tanpa peringatan sebelumnya," ujarnya. Serangan tersebut tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga memicu pengungsian lebih lanjut, katanya.