Lebanon Mulai Jaga Perbatasan dengan Suriah Usai Gencatan Senjata

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemerintah Lebanon pada Rabu mulai menjaga perbatasan dengan Suriah, Al-Masnaa, tak lama setelah kesepakatan gencatan senjata dengan Israel mulai berlaku.

Menteri Pekerjaan Umum Ali Hamieh menulis pada akun X nya bahwa kementeriannya telah mulai menjaga perbatasan dan membuka kembali jalan raya yang menghubungkan Lebanon dan Suriah.

Bulan lalu, wilayah perbatasan di Lebanon timur mendapat serangan dari Israel, sehingga tidak dapat beroperasi.

Lebanon dan Suriah dihubungkan oleh enam perbatasan resmi yaitu Jdeidet Yabous, Dabousiyah, Jusiyah, Talkalakh, Matribah dan Arida.

Hampir semua perbatasan kedua negara itu diserang oleh pasukan Israel saat menyerang Lebanon.

Perjanjian gencatan senjata Israel-Lebanon mulai berlaku pada Rabu pagi, beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan usulan untuk mengakhiri konflik telah tercapai.

Gencatan senjata tersebut diharapkan akan menghentikan serangan udara Israel atas kota-kota Lebanon dan mengakhiri pertempuran lintas perbatasan yang telah berlangsung selama setahun.

Lebih dari 3.800 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon dan lebih dari sejuta orang mengungsi sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

India

India menyambut gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang mengakhiri pertempuran selama 14 bulan antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon.

Dalam menyambut gencatan senjata tersebut, Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa India selalu menyerukan "deeskalasi, menahan diri" dan "kembali ke jalur dialog dan diplomasi."

Gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang ditengahi melalui upaya diplomatik AS dan Prancis, mulai berlaku pada 0200GMT (waktu setempat).

"Kami berharap perkembangan ini akan mengarah pada perdamaian dan stabilitas di kawasan yang lebih luas," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari 3.760 orang telah tewas dalam serangan Israel ke Lebanon dan lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Ikuti Whatsapp Channel Republika