16 Tujuan Surat Hud, Satu dari 4 Surat Alquran yang Picu Rambut Nabi SAW Beruban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Hud adalah surat kesebelas dalam Alquran dengan jumlah 123 ayat dan tergolong surat Makkiyah, surat yang diturunkan di Makkah. 

Surah ini disebut Surat Hud dalam semua Alquran, kitab tafsir, dan hadits. Dinamai surat Hud karena kata Hud diulang sebanyak lima kali dalam surat ini dan karena kisah Nabi Hud yang disebutkan dalam surat ini paling panjang daripada kisahnya yang disebutkan dalam surat lain.

عن ابنِ عبّاسٍ قالَ : قالَ أَبُو بَكْر رضي الله عنه: “يَا رَسُولَ الله قَدْ شِبْتَ. قالَ: شَيّبَتْنِي هُودٌ وَالْوَاقِعَةُ وَالمُرْسَلاَتُ و {عَمّ يَتَسَاءَلُونَ} و {إِذَا الشّمْسُ كُوّرَتْ}” 

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Abu Bakar RA berkata, 'Wahai Rasulullah! Engkau telah beruban'. Beliau SAW menjawab: 'Telah membuatku beruban (surat) Huud, Al-Waaqiah, Al-Mursalaat, Amma yatasaa aluun, dan Idzasy Syamsu kuwwirat'," (HR At-Tirmidzi, Al-Hakim, Abu'aim).

Hal ini karena di dalam surat-surat tersebut terdapat penjelasan tentang huru-hara hari kiamat dan kejadian-kejadian yang menimpa umat-umat terdahulu, sehingga membuat SAW beruban. (Tuhfat Al Ahwadzi).

Ayat-ayat surat mulia ini memiliki banyak tujuan (Maqashid al-Suwar), diantaranya sebagai berikut: 

1. Mendeskripsikan Alquran dengan tepat dan detail, dalam kasus-kasus kabar gembira dan peringatan. Hal ini memerlukan penempatan segala sesuatu pada tempatnya yang paling tepat dan tepat, serta melaksanakannya dengan cara yang terbaik dan bijaksana

2. Menjaga setiap hewan yang ada di muka bumi, dan mampu melakukan segala hal, termasuk kebangkitan dan hal lainnya. Hal ini membutuhkan pengetahuan tentang setiap hal yang diketahui

BACA JUGA: Siapa Hayat Tahrir Al-Sham di Balik Pemberontakan Suriah yang Kini Memanas Lagi?

3. Surat Hud ini menggunakan metode intimidasi. Oleh karena itu, ayat-ayatnya mengandung ancaman, kekerasan, dan ancaman, seperti dalam firman-Nya:

اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۗاِنَّنِيْ لَكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌۙ ٢

Artinya: "(Katakanlah Nabi Muhammad,) “Janganlah kamu menyembah (sesuatu), kecuali Allah. Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari-Nya untukmu." (QS Hud: 2). 

Allah SWT juga berfirman: 

وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ

Artinya: "Dan jika kamu berpaling dari petunjuk Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar, yakni Hari Pembalasan kelak." (QS Hud: 3). 

4. Surat Hud juga memuat landasan-landasan keyakinan Islam, seperti tauhid, kebangkitan, pahala, amal shaleh, bukti kenabian Muhammad SAW dan kisah-kisah para rasul

5. Surat Hud juga memperjelas hukum-hukum Allah mengenai bangsa-bangsa, sebagai penjelasan atas kesudahan para penindas dan penyebar kerusakan di muka bumi.

Penyebab ketidakadilan dan kejahatan yang berujung pada kehancuran suatu bangsa adalah karena kebanyakan dari mereka mengikuti cara-cara kebahagiaan, nafsu, dan kesenangan yang selama ini mereka nikmati. 

Dan orang kaya adalah para koruptor dan perusak bangsa. Hal ini mendukung fakta bahwa semua korupsi yang kita lihat saat ini disebabkan oleh kegemaran akan kemewahan dan mengikuti apa yang dituntut oleh kemewahan, seperti amoralitas, tirani, dan pemborosan.

6. Surat ini berbicara tentang sifat-sifat dan akhlak jiwa, meliputi kebajikan dan keburukan, yang menjadi sumber perbuatan baik dan jahat. Di dalamnya dijelaskan keutamaan-keutamaan para Rasul dan orang-orang mukmin yang wajib ditiru, dan keburukan orang-orang kafir yang harus disucikan dari mereka

BACA JUGA: Suriah tak Sendirian, Presiden Iran dan Rusia Berjanji Bantu Tumpas Pemberontak

7. Para perusak (Mufsidin) selalu memusuhi para pembaru dan ahli waris para nabi, dan yang paling banyak berkomplot melawan mereka adalah orang-orang yang dengki dan sesat, orang-orang yang menyamar sebagai ulama, dan agen-agen raja dan pangeran

8. Ketidakadilan, kezaliman, dan ketergantungan pada penindas mempunyai akibat yang sangat buruk, dan semuanya itu berujung pada kebinasaan

9. Surat Hud juga menjelaskan bahwa maksud dari kisah-kisah Alquran adalah untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW, dan ini juga menyerukan untuk menguatkan hati orang-orang yang mengikuti bimbingannya dan mengikuti pendekatannya dalam berdakwah kepada Tuhan

10. Surat Hud juga menekankan keutamaan (الصبر). Kata ini disebutkan dalam surah ini di tiga tempat. (الصبر) adalah karakter yang digunakan untuk semua tindakan individu dan kolektif dalam kesulitan dan kemakmuran, saat baik dan buruk

11. Surat Hud menyerukan “kebenaran” sebagaimana diperintahkan Allah Yang Maha Esa, dan ini mengharuskan pelarangan kerusakan di bumi, dan mengharuskan perintah kebenaran di dalamnya

12. Dalam surat ini Allah Yang Maha Esa telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya apa yang menghapuskan dosa mereka secara pribadi, yaitu mengerjakan amal shaleh yang menghapus keburukan, dan Dia telah menjelaskan kepada mereka apa yang akan menyelamatkan bangsa dan individu dari kebinasaan di dunia sebelum akhirat, yaitu hadirnya golongan yang matang di dalamnya, mengharamkan dari kerusakan di muka bumi melalui kezaliman, maksiat dan melakukan perbuatan maksiat dan kemunkaran

13. Dalam surat ini Allah SWT telah menerangkan bahwa hukum-Nya ada di antara bangsa-bangsa, bahwa Allah tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan (Hud: 117), dan inilah dasar yang paling utama bagi kelangsungan hidup dan kematian bangsa-bangsa, serta kemuliaan dan kehinaan mereka. 

Allah menyatakan (bangsa) sebagai (القرى), yang merupakan ibu kota kerajaannya. Karena ini adalah tempat perlindungan para pemimpin dan pemimpin yang berkuasa, yang kerusakannya menyebabkan negara-negara menjadi korup, namun kebenarannya mereka perbaiki

14. Surat ini menjelaskan bahwa pengambilan Tuhan atas (القرى yang tidak adil ketika mereka pantas untuk dihukum di masa depan, akan sama seperti Dia mengambil kota-kota itu di masa lalu, sangat menyakitkan, tanpa belas kasihan, belas kasihan

15. Kisah Nuh dan putranya dalam surat ini menunjukkan bahwa mencintai anak adalah fitrah manusia dan naluri yang terkonsentrasi dalam jiwa manusia, dan hak-hak mereka atas orang tua ditetapkan dalam Syariah sedemikian rupa sehingga menentukan alasan naluri ini dan mencegah sikap berlebihan yang mengarah pada untuk kemaksiatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau pengabaian terhadap hak-hak hamba-Nya

BACA JUGA: Media Israel Sibuk Komentari Capaian Pemberontak Suriah, Ini Faktornya Menurut Mereka

16. Surat ini untuk menjelaskan bahwa hukum Tuhan Yang Maha Esa mengenai perbedaan bangsa (agama) seperti perbedaan susunan, pikiran, dan pemahamannya, sehingga merupakan hukum universal

Inilah tujuan-tujuan terpenting yang terdapat dalam Surat Hud, dan di baliknya masih ada tujuan-tujuan lain yang bisa direnungkan oleh siapapun.

Ikuti Whatsapp Channel Republika