30 Guru SLB Ikut Pelatihan untuk Bekali Anak Difabel Baca Alquran
Guru SLB diharapkan tingkatkan kemampuan anak difabel baca Alquran.
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI memberikan pelatihan bagi 30 guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Sumatera Barat, agar memiliki kapasitas untuk memberikan pendidikan baca Al Quran bagi siswa-siswanya yang mengidap disabilitas rungu wicara.
"Guru-guru ini kita latih hingga bisa. Nantinya mereka akan menerapkan ilmu yang didapatkan dalam pelatihan untuk mengajar siswa disabilitas rungu wicara," kata Wakil Ketua III Baznas Sumbar Firdaus di Padang, Sabtu.
Ia menjelaskan, pelatihan bagi guru SLB ini menjadi salah satu program prioritas Baznas RI agar semua masyarakat beragama Islam, termasuk yang memiliki keterbatasan rungu wicara juga bisa membaca Al Quran.
Menurutnya, pelatihan bagi para guru SLB yang spesifik dalam mempelajari membaca Al Quran bagi disabilitas rungu/wicara itu baru pertama kali dilaksanakan di Sumbar.
Sebelumnya yang telah banyak dilakukan adalah pelatihan membaca Al Quran untuk disabilitas netra (tunanetra). Sekarang sudah ada Al Quran braile yang sangat membantu.
Berbeda halnya dengan disabilitas rungu wicara, mereka bisa melihat namun terbatas dalam pendengaran atau berbicara. Pembelajaran Al Quran bagi mereka adalah dengan cara pengenalan konsep melalui isyarat.
"Baznas RI menyiapkan dua orang pemateri yang telah teruji untuk memberikan pembelajaran bagi guru-guru SLB ini," katanya.
Firdaus menyebutkan, program yang telah dimulai oleh Baznas RI itu akan dilanjutkan oleh Baznas Sumbar dengan mendorong pelatihan di SLB-SLB, sehingga pengajar dan siswa bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih dalam.
Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Sumbar Feri Naldi menyebutkan, pelatihan yang diberikan itu sangat besar manfaatnya bagi kaum disabilitas rungu wicara di Sumbar.
"Ini akan memberikan ruang bagi kaum disabilitas rungu wicara untuk bisa membaca dan mungkin nanti memahami Al Quran," katanya.
Ia berharap kegiatan seperti itu bisa dilanjutkan agar bisa menjangkau ribuan penyandang disabilitas rungu dan wicara di Sumbar.