Kasus HIV di Cirebon Meningkat, Jumlahnya Capai Ribuan

Sejak 2006 hingga Oktober 2024, jumlah kasus HIV mencapai 2.425 kasus, dan AIDS 932

ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
HIV/AIDS. (ilustrasi)
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Kasus HIV/AIDS di Kota Cirebon terus mengalami peningkatan. Dibutuhkan tindakan kolektif dan perhatian terhadap masalah ketidaksetaraan dalam akses kesehatan, stigma, dan diskriminasi dalam upaya melawan penyakit tersebut.

Baca Juga


Pj Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi, mengatakan, angka prevalensi HIV/AIDS yang terus meningkat itu terjadi baik di tingkat nasional maupun di Kota Cirebon. Di Jawa Barat, hingga Desember 2023 tercatat sebanyak 69.655 kasus HIV dan 14.593 kasus AIDS.

Sementara di Kota Cirebon, tercatat sejak 2006 hingga Oktober 2024, jumlah kasus HIV mencapai 2.425 kasus, dan AIDS sebanyak 932 kasus. ‘’Meski angka-angka itu menunjukkan tantangan besar, namun kita tidak boleh menyerah,’’ ujar Agus, saat peringatan Hari AIDS Sedunia tingkat Kota Cirebon, belum lama ini.

Agus mengungkapkan, peringatan Hari AIDS Sedunia itupun bukan sekadar kegiatan seremonial. Namun, momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam memerangi penyebaran virus serta memberikan dukungan kepada mereka yang hidup dengan HIV/AIDS.

Agus menambahkan, Hari AIDS Sedunia pun menjadi pengingat bahwa perjuangan melawan HIV/AIDS bukan hanya masalah kesehatan. Namun juga masalah hak asasi manusia. ‘’Termasuk mengatasi ketidaksetaraan dalam akses pelayanan kesehatan dan menghapus stigma serta diskriminasi terhadap mereka yang hidup dengan HIV/AIDS,’’  katanya.

Agus menekankan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap ODHA masih menjadi tantangan besar dalam penanggulangan HIV/AIDS. Dia menyatakan, HIV/AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang membutuhkan solidaritas dan empati, bukan diskriminasi.

‘’Dengan pendekatan yang humanis dan inklusif, kita dapat mengubah pola pikir masyarakat tentang HIV/AIDS, sehingga tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA,’’ kata Agus.

Agus juga mengingatkan pentingnya akses yang setara terhadap layanan kesehatan, terutama bagi penderita HIV/AIDS. Meski hingga saat ini belum ada vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan HIV, namun perawatan yang tepat dan akses yang cukup bisa membuat orang dengan HIV dapat hidup sehat dan produktif. ‘’Kita harus mendukung ODHA untuk mendapatkan hak mereka atas layanan kesehatan yang setara dan tanpa diskriminasi,’’ katanya.

Hal senada diungkapkan Sekretaris KPA Kota Cirebon, Sri Maryati. Dia mengingatkan bahwa upaya melawan HIV/AIDS memerlukan tindakan kolektif dan perhatian terhadap masalah ketidaksetaraan dalam akses kesehatan, stigma, dan diskriminasi. ‘’Upaya kita untuk mengakhiri HIV sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030 harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat,’’ katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler