Curi Kesempatan Assad Runtuh, Israel Duduki Zona Penyangga Dataran Tinggi Golan Suriah
Israel melancarkan puluhan serangan udara ke wilayah Suriah.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengambil kesempatan setelah kejatuhan Presiden Bashar al-Assad. Media AS Axios melaporkan bahwa Israel telah memberi Washington bahwa mereka akan memindahkan pasukan ke zona penyangga di sepanjang perbatasan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Hal itu senada dengan sikap Perdana Menteri Israel Netanyahu yang mengatakan perjanjian dengan Suriah tahun 1974 telah "runtuh" setelah Bashar al-Assad jatuh. Ia memerintahkan [militer] kemarin untuk merebut zona penyangga dan posisi komando di dekatnya.
Tak hanya itu, Israel juga telah melakukan puluhan serangan udara di wilayah Suriah hari ini, termasuk di ibu kota, Damaskus.
Syrian Observatory for Human Rights mengatakan Israel melancarkan serangan terhadap depot senjata di Suriah timur.
"Israel telah melakukan serangan udara terhadap depot senjata dan posisi milik rezim yang sudah tidak berkuasa dan kelompok yang didukung Iran di provinsi Deir Az Zor timur," kata kepala pemantau hak asasi manusia, Rami Abdel Rahman, kepada kantor berita AFP dilansir Aljazirah.
Dia menambahkan bahwa telah terjadi peningkatan serangan Israel terhadap target-target tersebut sejak oposisi merebut ibu kota.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan milisi anti-pemerintah lainnya menguasai Damaskus pada Ahad. Perdana Menteri Suriah Mohammad al-Jalali telah menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan pemimpin mana pun yang dipilih oleh rakyat.
Jalali menambahkan bahwa ia tetap berada di rumahnya di Damaskus. Serangan HTS dimulai pekan lalu dari provinsi Idlib yang dikuasai oposisi dan dipimpin oleh seorang mantan komandan Al-Qaeda.