BRIN Gelar Riset untuk Ciptakan Algoritma Khusus Tanggulangi Judol

BRIN berusaha menciptakan satu sistem untuk bisa menyaring informasi di media sosial.

Freepik
Ilustrasi dompet digital (e-wallet). Kementerian Komunikasi meminta dompet digital menindak aktivitas judi online di platform mereka.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian mengatakan pihaknya kini tengah melakukan riset terkait penciptaan algoritma khusus yang dapat menyeleksi informasi. Tujuannya, demi mencegah dan menanggulangi kasus judi online di Indonesia.

Baca Juga


"Saya termasuk yang sekarang ini sedang memimpin tim periset untuk membuat algoritma yang bisa menyeleksi informasi yang ada di media sosial," kata Amarulla dalam pembukaan Pameran Infografis Hasil Riset dan Monev Akhir Tahun 2024 Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora (OR IPSH) BRIN 2024 di Jakarta, Senin (9/12/2024).

Amarulla menekankan riset ini penting dilakukan, sebab masyarakat tidak mempunyai mekanisme untuk menyeleksi atau menyaring informasi yang masuk. Terlebih, bagi masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang masih di bawah.

"Oleh sebab itu, kita para ilmuwan harus bisa menciptakan satu sistem untuk bisa menyaring informasi-informasi yang betul," ujarnya.

Amarulla mengemukakan saat ini dunia sedang berada dalam disrupsi informasi, terlebih dengan semakin canggihnya teknologi kecerdasan buatan (AI), yang semakin menambah misinformasi, disinformasi, dan malinformasi meskipun terdapat banyak informasi benar dan baik yang masuk melalui kecanggihan teknologi.

"Dalam menghadapi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, manusia dituntut untuk jauh lebih pintar lagi," katanya.

Dalam upaya pencegahan judi online, Amarulla menekankan riset terkait pembuatan algoritma khusus akan dapat menjadi lebih maksimal jika dibarengi dengan riset soal perilaku masyarakat Indonesia, yang menjadi faktor utama mengapa banyak masyarakat yang terjebak dalam judi dan pinjaman online. Menurut dia, ilmu yang dilakukan secara kuantitatif tidak dapat berjalan sendiri, begitu pula terhadap ilmu yang dilakukan secara kualitatif.

Oleh sebab itu, ia mendorong seluruh periset untuk dapat melakukan riset terkait, sehingga kebijakan yang nantinya dikeluarkan berbasis sains yang bisa dibuktikan secara kualitatif maupun kuantitatif.

"Saya ingin menunjukkan bagaimana sebetulnya para ahli riset sosial ini juga banyak menerapkan metode mix. Gunakanlah dasar-dasar statistik ataupun formula-formula matematika untuk menjelaskan perilaku-perilaku sosial, ini yang perlu sekali nanti dirumuskan oleh para riset sosial ini sendiri," tutur Amarulla Octavian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler