Partai Ummat dan Habib Rizieq Dukung Prabowo, Ini Kata Pengamat Politik

Pengamat melihat Prabowo memiliki mahzab politik akomodatif

Republika/Thoudy Badai
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno
Rep: Bambang Noroyono Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini nyaris tak memunculkan kelompok oposisi yang berarti. Hampir semua partai politik (parpol) peserta Pilpres 2024 semuanya menyatakan dukungan terhadap kepemimpinan nasional, dan terlibat masuk ke dalam kabinet Merah Putih bentukan Presiden Prabowo untuk lima tahun mendatang. Faksi-faksi Islam, pun menyatakan dukungan serupa.

Baru-baru ini Partai Ummat yang dipimpin oleh Amien Rais, pun juga tokoh dari kalangan Islam, Habib Rizieq Shihab menyatakan dukungan, dan meminta agar tak ada yang mengganggu pemerintahan Presiden Prabowo.

Pengamat Politik Adi Prayitno mengatakan situasi politik di awal-awal pemerintahan Presiden Prabowo tersebut sebetulnya ada baiknya. Namun begitu, menurut Adi juga memunculkan kekhawatiran, karena minimnya peran dan barisan yang menjadi oposisi.

“Jadi memang, Pak Prabowo ini, mahzab politiknya adalah politik akomodasi, politik yang merangkul semua kalangan. Tidak melihat apa ormasnya, mau itu nasionalis, Islam, kelompok manapun yang penting memiliki tarikan nafas yang sama, memiliki chemistry yang sama, Pak Prabowo akan membuka pintu yang selebar-lebarnya untuk merangkul,” kata Adi saat dihubungi Republika, Senin (9/12/2024).

Langkah politik Prabowo, kata Adi, sudah mulai terlihat sebelum dilantik menjadi presiden. Mantan Danjen Kopassus itu bersedia menerima semua kalangan, dan parpol-parpol yang menjadi rival selama Pilpres 2024.

Penerimaan Prabowo tersebut, terbukti terealisasikan dengan masuknya beberapa politikus dari parpol-parpol yang tak mendukungnya pada Pilpres 2024 lalu.

“Ormas-ormas keagamaan juga turut dirangkul. Jadi dalam konteks itu saya kira Pak Prabowo memang akan merangkul semua pihak yang memang tujuannya untuk kepentingan memajukan Indonesia bersama-sama, dan bekerja bersama-sama,” kata Adi.

Namun begitu, menurut Adi, mahzab politik Presiden Prabowo yang mengakomodasi semua pihak, menerima semua kelompok, dan kalangan itu punya sisi yang negatif.

 

Sebab menurut Adi, sejatinya penguasa dalam sistem demokrasi menghendaki adanya barisan penyeimbang sebagai oposan. Hal tersebut, saat ini menurut Adi, tak ada terlihat. “Yang menjadi catatan kritisnya adalah kalau semua kepentingan politik, ormas, parpol, dan gerekan-gerekan civil society itu menjadi kekuasaan politik pemerintah, itu yang dikhawatirkan akan minim, bahkan wassalam nasib oposisi di masa yang akan datang,” ujar Adi.

Saat ini satu-satunya parpol peserta Pilpres 2024 yang tak bergabung dengan pemerintahan Presiden Prabowo adalah PDI Perjuangan.

Akan tetapi, partai yang dipimpin oleh Ketua Umum Megawati Sukarnoputri itu, pun hingga kini tak pernah menyatakan diri sebagai kelompok oposisi. Justru sebaliknya sejumlah elite partai Banteng Moncong Putih itu dalam berbagai kesempatan menyatakan akan mendukung kebijakan-kebijakan dan program-program Prabowo selama menjabat presiden.

Dengan kosongnya kelompok oposisi di pemerintahan Presiden Prabowo, dikhawatirkan tak ada yang menjadi pengontrol terhadap kinerja pemerintahan.

Baca Juga


“Kan itu yang dikhawatirkan. Karena kekuasaan itu memang seharusnya butuh check dan balance, kekuasaan itu butuh dikontrol supaya tetap berada di rel yang benar. Dan saya rasa itu PR besarnya ke depan,” kata Adi.

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais baru-baru ini menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Presiden Prabowo. “Kami Majelis Syuro Partai Ummat dan DPP Partai Ummat mendukung dan mendoakan sepenuhnya agenda kerja pemerintahan Presiden ke-8 Indonesia. Sukses Presiden Prabowo bisa membawa misinya dengan sebaik-baiknya,” kata Amien.

Partai Ummat dalam Pilpres 2024 lalu adalah bagian dari barisan rival parpol-parpol pendukung Prabowo. Meskipun pada Pilpres 2019, Amien Rais adalah politikus gaek yang menjadi salah-satu pendukung Prabowo. Namun sejak Prabowo masuk ke dalam kabinet periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi 2019-2024, Amien Rais tak lagi akrab dengan Prabowo.

Pada Pilpres 2024 Amien Rais membawa Partai Ummat ke barisan Anies Rasyid Baswedan yang merupakan rival Prabowo. Begitu juga peran tokoh Islam, Habib Rizieq Syihab yang baru-baru ini melalu reuni PA 212 menegaskan agar tak ada yang menggangu pemerintahan Presiden Prabowo.

Ungkapan Habib Rizieq tersebut sebetulnya bentuk aklamasi dukungan pentolan Front Persaudaraan Islam (FPI) itu terhadap Presiden Prabowo. “Jadi sekali lagi pemerintahan yang baru ini, jangan kita ganggu. Kita beri kesempatan,” kata Habib Rizieq.

Ia menolak anggapan dukungannya itu sebagai sikap ‘menjilat-jilat’ dalam politik. Melainkan, kata Habib Rizieq dukungannya itu harus dipandang sebagai sikap untuk lebih mudah dalam mengkritisi yang salah. “Jadi bukan mendukung dalam arti kata menjilat, memuji yang nggak berhak dipuji. Kita tetap amar makruf nahi munkar, ikhlaskan niat hanya mencari ridho Allah,” kata Habib Rizieq.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler