Muhammadiyah Targetkan Tafsir at-Tanwir Selesai pada 2027

Tafsir at-Tanwir adalah kitab tafsir Alquran yang disusun MTT PP Muhammadiyah.

muhammadiyah
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Hamim Ilyas
Rep: mgrol154 Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr H Hamim Ilyas, memaparkan berbagai kebijakan utama pihaknya yang ditargetkan sebelum periode kepemimpinan kini berakhir. Di antaranya adalah penyusunan Tafsir at-Tanwir, yakni sebuah kitab tafsir Alquran yang cukup komprehensif.

Baca Juga


Bersama dengan pengesahan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT), penulisan Tafsir at-Tanwir adalah program strategis MTT Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Menurut Hamim, ada perkembangan terbaru yang menggembirakan terkait proyek penyusunan kitab tersebut.

"Saat ini, sudah siap cetak sekitar tiga juz. Sembilan juz lainnya telah selesai penulisan, namun masih dalam tahap editing. Proses penulisan telah mencapai sekitar 20 juz," ujar Dr H Hamim Ilyas dalam sambutannya di pembukaan Konferensi Mufasir Muhammadiyah II di Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (UHAMKA), Jumat (13/12/2024).

Ia mengungkapkan, Konferensi Mufasir Muhammadiyah II ini bertujuan mempertemukan para ahli tafsir Alquran. Mereka diharapkan dapat mengisi "kekosongan" penulisan Tafsir at-Tanwir kini, yakni dari juz 21 hingga jus 24.

Hamim menambahkan, tim MTT PP Muhammadiyah telah menyelesaikan proses perancangan tema hingga 24 juz. Ini bertujuan menyusun tema-tema agar tafsir memiliki pendekatan tahlili maupun maudhui. Alhasil, narasi yang ada menjadi berkesinambungan, tanpa tumpang-tindih antarayat, surah, maupun juz.

“Dengan tema yang telah disiapkan, penulisan diharapkan lebih lancar. Target kami, Tafsir At-Tanwir selesai 30 juz pada 2027, bersamaan dengan Muktamar,” lanjutnya.

Ia menekankan, tafsir ini merupakan produk berjamaah yang melibatkan banyak penulis dari berbagai disiplin ilmu. Karena itu, penyuntingan menjadi proses yang sangat krusial untuk menyeragamkan bahasa dan pendekatan kajian.

Tafsir at-Tanwir juga dirancang dengan empat etos utama, yakni ibadah, ekonomi, sosial, dan keilmuan. Semua itu dihadirkan dengan tujuan memberikan kebaruan dan sekaligus membedakan tafsir ini dari kitab-kitab tafsir lain yang sudah ada. Karya kolektif ini membawa harapan besar, yaitu menjadi motor kebangkitan peradaban Islam.

“Kita ingin peradaban Islam kembali bangkit dengan memanfaatkan potensi umat yang kini mencapai dua miliar jiwa. Dengan tafsir ini, kita berharap kejayaan peradaban Islam dapat dikembalikan dalam bingkai religius yang relevan dengan konteks modern,” tegasnya.

Acara ini menjadi momentum strategis bagi Muhammadiyah untuk melanjutkan tradisi keilmuan yang berorientasi pada kebaruan dan membangun peradaban. Konferensi ini diharapkan memperkuat komitmen kolektif para mufasir dalam menyelesaikan salah satu karya monumental Muhammadiyah bagi umat Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler