Perbankan Indonesia Tumbuh Positif, Kualitas Kredit dan Likuiditas Stabil

Pertumbuhan kredit perbankan tercatat mencapai 10,92 persen secara tahunan.

Republika/Putra M. Akbar
Kinerja industri perbankan Indonesia menunjukkan angka yang positif sepanjang tahun 2024, meskipun kondisi ketidakpastian ekonomi global terus mengemuka.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja industri perbankan Indonesia menunjukkan angka yang positif sepanjang tahun 2024, meskipun kondisi ketidakpastian ekonomi global terus mengemuka. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2024, sektor perbankan terus mencatatkan pertumbuhan yang solid dengan kualitas kredit yang terjaga dan likuiditas yang tetap stabil.

Baca Juga


Pertumbuhan kredit perbankan tercatat mencapai 10,92 persen secara tahunan (yoy), dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp 7.656,90 triliun. Kredit investasi menunjukkan pertumbuhan tertinggi, yakni 13,63 persen, diikuti oleh kredit konsumsi yang tumbuh 11,01 persen dan kredit modal kerja 9,25 persen. Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dengan angka 12,64 persen yoy. 

Dalam hal kredit berdasarkan kategori debitur, sektor korporasi tercatat tumbuh 16,08 persen, sementara kredit kepada sektor UMKM tetap tumbuh positif meskipun lebih moderat, yaitu 4,76 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh 6,74 persen yoy, mencapai Rp 8.751,16 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing mencatatkan pertumbuhan 6,72 persen, 7,43 persen, dan 6,18 persen yoy. Likuiditas industri perbankan pun tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada di level yang sehat, yakni masing-masing 113,64 persen dan 25,58 persen. 

Indikator ketahanan likuiditas jangka pendek dan pendanaan jangka panjang, seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR), juga menunjukkan angka yang solid, yaitu masing-masing 222,70 persen dan 129,50 persen. Hal ini mencerminkan ketahanan yang kuat dalam menghadapi potensi risiko ke depan.

Dari sisi kualitas kredit, rasio Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali, dengan angka NPL gross pada 2,20 persen dan NPL net 0,77 persen. Rasio Loan at Risk (LaR) pun mengalami penurunan menjadi 9,94 persen, mendekati level sebelum pandemi pada 2019, yang mencerminkan kualitas aset yang lebih baik.

"Kami melihat industri perbankan Indonesia terus menunjukkan kinerja yang solid dan stabil. Dengan tingkat profitabilitas yang tercatat pada 2,73 persen dan modal yang terus menguat, sektor ini siap menghadapi tantangan yang ada," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Hasil RDKB November 2024, Jumat (13/12/2024).

Dian juga menambahkan, meskipun produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan masih berada pada porsi kecil, yakni 0,28 persen dari total kredit, namun produk ini terus berkembang dengan laju pertumbuhan yang signifikan, mencapai 47,92 persen yoy.

Secara keseluruhan, OJK mencatat bahwa industri perbankan Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang solid, dengan struktur permodalan yang kuat dan kualitas aset yang terjaga, siap untuk terus mendukung perekonomian nasional dalam menghadapi ketidakpastian global.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler