Eropa Dorong Perluasan Skema Asuransi Perubahan Iklim
Hanya seperempat dari kerugian akibat bencana alam yang diasuransikan.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bank Sentral Eropa (ECB) dan Badan Regulator Asuransi Eropa (EIOPA) mengatakan bisnis dan rumah-rumah di kawasan tersebut harus meningkatkan perlindungan asuransi untuk menghadapi dampak bencana iklim. Hal ini disampaikan saat dua lembaga itu mempersiapkan kebijakan untuk meningkatkan pengajuan asuransi.
ECB dan EIOPA mengatakan saat ini hanya seperempat dari kerugian akibat bencana alam yang diasuransikan. Menurut mereka, kesenjangan akan semakin melebar ketika perubahan iklim memicu lebih banyak bencana yang lebih intensif.
Dua lembaga itu menambahkan, kerusakan-kerusakan akibat bencana alam juga dapat menimbulkan ancaman bagi perekonomian dan stabilitas finansial yang lebih luas. Dalam pernyataan gabungannya, ECB dan EIOPA mengatakan untuk mengatasi hal itu, Uni Eropa harus meluncurkan skema reasuransi swasta-publik di seluruh blok untuk meningkatkan cakupan bencana terkait iklim dan menyatukan risiko swasta.
“Kita perlu meningkatkan penyerapan asuransi bencana iklim untuk membatasi dampak bencana alam yang terus meningkat terhadap perekonomian dan sistem keuangan,” kata Wakil Presiden ECB Luis de Guindos, Rabu (18/12/2024).
Eropa merupakan benua yang paling cepat mengalami peningkatan suhu di dunia. Negara-negara Uni Eropa juga mengalami serangkaian bencana yang berkaitan dengan iklim tahun ini.
Banjir di Spanyol pada bulan Oktober lalu menewaskan lebih dari 220 orang. Sementara kekeringan telah menghancurkan industri pertanian Italia dan Yunani terus menghadapi kebakaran hutan yang parah.
ECB dan EIOPA mengatakan skema reasuransi di seluruh Uni Eropa akan didanai premi berbasis risiko dari perusahaan asuransi atau skema asuransi nasional.
Bencana iklim yang semakin sering terjadi diperkirakanmenaikkan premi yang ada, yang menurut ECB dan EIOPA akan membuat asuransi menjadi kurang terjangkau bagi rumah tangga berpenghasilan rendah.
Selain itu, penggunaan asuransi di antara rumah tangga berpenghasilan rendah menurun, sehingga meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk memberikan dukungan jika terjadi bencana alam.
ECB dan EIOPA juga menyerukan adanya dana Uni Eropa yang baru untuk membantu membangun kembali infrastruktur publik setelah bencana, yang dibiayai oleh negara-negara anggota blok tersebut. Agar memenuhi syarat untuk mendapatkan dana tersebut, negara-negara harus sudah menerapkan langkah-langkah untuk meminimalkan risiko iklim.
"Untuk melindungi bisnis dan masyarakat dari kerugian yang disebabkan perubahan iklim sangat penting untuk mengatasi kesenjangan perlindungan asuransi yang semakin meningkat," kata Ketua EIOPA Petra Hielkema.