Mengejar Suara Adzan Sholat Jumat di PIK, Sepiii...

Sepinya suara adzan di PIK menjadi sorotan Menteri Agama.

Republika/Muhyiddin
Dua Pekerja proyek berniat sholat Jumat di basement bangunan di PIK 1
Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhyiddin, Jurnalis Republika

Baca Juga


Kawasan elite Pantai Indak Kapuk (PIK) menjadi sorotan Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar. Pasalnya, di kawasan seluas 3.000 hektare lebih itu tidak terdengar suara adzan. 

Penasaran dengan hal itu, pada Jumat (20/12/2024) pukul 10.15 WIB, saya berangkat naik KRT dari Stasiun Citayam menuju Stasiun Jakarta Kota. Saya mencoba untuk mengejar suara adzan sholat Jumat di daerah kawasan pantai konglomerat itu.  

Setelah satu jam berada di KRL, lalu saya naik ojek online menuju PIK 2. Saat melewati di daerah Penjaringan, masih banyak kubah-kubah masjid yang menonjol di antara bangunan-bangunan, seperti kubah Masjid Jami Nurul Mubin dan Masjid Jami' Daarul Falah. 

Namun, setelah memasuki kawasan PIK 1 hanya tampak bangunan-bangunan mewah yang berjejer di pinggir jalan. Saat memasuki wilayah ini, suara-suara dari pengeras suara masjid pun tak terdengar sama sekali. Sementara jam telah menunjukkan pukul 11.45 WIB. 

Saat melewati Jalan Pantai Indah Utara 2, dua orang pria tampak berjalan di pinggir jalan. Salah satunya memakai sarung dan kopyah warna hitam. Sepertinya mereka akan berangkat untuk melaksanakan sholat Jumat. 

Saat ditanya, pria bernama Yadi (42 tahun) memang mengaku akan berangkat untuk melaksanakan sholat Jumat, tapi bukan di masjid melainkan di area parkir basement gedung supermarket Superindo. 

"Itu di basement bukan masjid. Sholatnya cuma di situ kalau daerah sini," ujar Yadi kepada Republika.co.idJumat (20/12/2024). 

Dia pun mengaku tidak pernah mendengar suara adzan di kawasan PIK. "Kalau pun mendengar adzan itu dari daerah Muara Angke, karena di sana ada masjid di situ," ucap Yadi.

Yadi bersama temannya, Abdul (60)  sedang mengerjakan proyek di PIK 1. Sudah setahunan mereka tinggal di sana dan selalu melaksanakan sholat Jumat di basement tersebut. 

Karena itu, mereka sangat bersyukur jika pemerintah membangun masjid di kawasan tersebut. 

"Setuju aja sih, cuma kita bukan asli warga sini. Kita pekerja orang proyek. Jadi gak tahu," kata Abdul. 

"Kalau ada sih Alhamdulillah. Karena pekerja di sini juga banyak," ujar dia. 

Jamaah sholat Jumat di mushala Basement Tokyo Hub PIK 2. - (Muhyiddin / Republika)

Sementara itu, di depan pintu masuk Kompleks Perumahan Mayang Permai Pinisi Indah, sudah banyak umat Islam yang memarkir motornya. Mereka juga akan melaksanakan sholat Jumat di bawah masjid bangunan itu. 

Setelah berbincang dengan keduanya, saya melanjutkan perjalanan menuju PIK 2. Setelah melewati jembatan, belum ada juga aktivitas umat Islam untuk melaksanakan sholat Jumat.

Setelah melewati tempat wisata Aloha Pasir Putih, lalu saya menuju Tokyo Hub, sebuah kawasan yang dihadirkan Agung Sedayu Grup dengan lifestyle mall berkonsep Jepang. 

 

Saat tiba di kawasan Tokyo Hub pada pukul 12.00 WIB, suara adzan atau orang yang berkhutbah pun tidak terdengar sama sekali. Beruntung, ada dua orang pria terburu-buru. Mereka juga tampaknya juga akan pergi ke masjid. 

"Masjid di mana pak? Saya mau sholat Jumat," tanya saya. 

 

"Tidak ada masjid di sini, di basement adanya, ayo ikut," ujar pria bernama Haskim, yang merupakan koordinator Shuttle Bus DAMRI di Tokyo Hub. 

Saat itu, ia menuju basement bersama temannya yang merupakan sopir bus DAMRI, Bambang. Menurut Haskim, umat Islam yang bekerja di kawasan Tokyo Hub semuanya sholat Jumat di basement Tower Dotonbori, tepatnya di Musholla Tokyo Riverside.

"Ramai yang sholat Jumat biasanya, cuma adzan memang gak denger sama sekali," ucap pria asal Padang ini saat mengobrol sambil berjalan menuju lokasi sholat Jumat. 

Selain di Musholla Tokyo Riverside, menurut Haskim, umat Islam yang bekerja di PIK 2 biasanya juga melaksanakan sholat Jumat di Masjid Al-Khairiyah Menara Syariah. Namun, menurut dia, suara adzannya juga tidak terdengar. 

Karena waktu sholat Jumat sudah mepet, kami bertiga lalu mempercepat langkah menuju basement. Kami berjalan cepat menyusuri basement agar tidak menjadi makmum masbuk. 

"Udah sepi ini, jangan-jangan sudah mulai sholatnya," kata Haskim, yang ternyata dugaannya salah. 

 

Setelah sampai lokasi, ternyata pelaksanaan sholat Jumat belum mulai. Tapi, di sana sudah banyak jamaah yang bersiap melaksanakan sholat Jumat.

Pada pukul 12.15 WIB, khatib sudah hampir menyelesaikan khutbah keduanya. Tak begitu lama kemudian, sholat Jumat di basement itu dimulai dengan dipimpin oleh Ustadz Daylami. 

Di kawasan Tokyo Hub ini, Ustadz Daylami juga bekerja sebagai cleaning service. Kendati demikian, ia aktif dalam kegiatan keagamaan di kawasan PIK, termasuk bertindak sebagai khatib dan imam sholat Jumat. 

Imam sholat Jumat di Musholla Tokyo Riverside, Tokyo Hub, Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Ustadz Daylami, Jumat (20/12/2024). - (Republika/Muhyiddin)

Dia pun bahagia masih banyak umat Islam yang melaksanakan sholat Jumat, meskipun sholatnya di basement

"Sama sekali tidak susah untuk sholat di sini. Karena aksesnya gampang banget," jelas Ustadz Daylami. 

Namun, menurut dia, setiap waktu sholat, adzan memang perlu dikumandangkan dengan keras. Sehingga, para pengunjung atau pekerja di kawasan PIK bisa selalu ingat akan waktunya sholat.

"Menurut saya pribadi sangat-sangat perlu (adzan dikumandangkan). Itu fungsinya mengingatkan, apalagi di hari Jumat yang sangat bagus ini," ujar Ustadz Daylami.

 

"Ketika orang-orang yang bekerja, terus kemudian diingatkan dengan suara adzan, minimal dia berhenti dulu. Lalu kemudian kalau bisa sekalian mungkin sholat berjamaah," ucap dia.  

Dia pun berharap, para pengembang maupun pemerintah bisa lebih mempermudah lagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah di PIK 2. Jika pun sudah ada rencana pembangunan masjid besar di PIK 2, menurut dia, pembangunannya perlu dipercepat. 

"Harapan kami dipercepat. Karena mengingat di sini, setahu saya, karena saya bekerja di sini, banyak pendatang-pendatang yang bekerja di sini. Jadi kalau aksesnya misalnya masjid ada, terus gampang, kita para pekerja yang dari luar daerah, itu kan bisa beribadah, digampangin," kata dia.

Dari siang sampai sore di PIK 2, saya sendiri juga tidak mendengar sama sekali suara adzan Ashar. Pada pukul 17.30, lalu saya mencoba mengejar adzan Maghrib di PIK 1 dengan naik shuttle bus DAMRI gratis. 

Bus DAMRI ini hanya beroperasi sampai ke PIK 1 lalu kembali lagi ke PIK 2. Setelah itu, biasanya para pekerja atau pengunjung melanjutkan perjalanannya dengan naik Transjakarta menuju Stasiun Jakarta Kota. 

Pada pukul 18.00 tepat, saya pun tiba di Halte Transjakarta yang terletak di Jalan Pulau Maju Bersama. Di kawasan itu, saya juga tidak mendengar suara adzan sama sekali. 

Seorang pekerja di PIK 2 yang baru pulang kerja, Adi juga ragu apakah sudah masuk waktu Maghrib atau belum. "Sudah masuk waktu Maghrib atau belum ya?" tanya dia.

"Sebentar lagi kayaknya bang. Coba lihat saja di Google lagi," jawab saya, saat akan mulai sholat Maghrib berjamaah di mushala yang tak tak jauh dari Halte Transjakarta. 

Infografis Tips Jadikan Masjid Menarik Bagi Remaja - (Republika.co.id)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler