Cara Menag Nasaruddin Umar Contohkan Bersih-bersih dari Korupsi

Menag Nasaruddin Umar berkomitmen berantas korupsi di lingkungan kerjanya.

Republika/Prayogi
Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar disebut sebagai menteri yang getol untuk membersihkan Kementerian Agama (Kemenag) dari perilaku koruptif.

"Pak Menteri fokus di situ. Dalam banyak kesempatan, Pak Menteri menetapkan bersih-bersih di Kementerian Agama," kata Kabag Strategi Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan Biro Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Kemenag Moh Khoeron dalam acara "Sosialisasi Program Moderasi Beragama Direktorat PAI" di Bekasi, Jawa Barat, Jumat.

Khoeron mengatakan saat melakukan media monitoring, pihaknya menemukan Prof Nasaruddin Umar menjadi satu-satunya menteri yang menegaskan menolak menerima yang bukan haknya.

Bahkan dalam 60 hari masa kepemimpinan Nasaruddin Umar sebagai Menteri Agama, Nasaruddin sudah berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Pak Menteri sudah melakukan itu (menyerahkan barang gratifikasi ke KPK). Karena Pak Menteri ingin menampilkan dirinya sebagai teladan, tidak hanya ngomong soal bersih-bersih Kementerian Agama, tapi juga menempatkan dirinya apa yang diucapkannya sudah dilakukan," kata Khoeron.

Sebagai internal di Kemenag, kata dia, hal itu merupakan komitmen awal yang sangat baik dari sosok Nasaruddin Umar selaku pimpinan baru di Kemenag.

Sebelumnya Menag Nasaruddin Umar pada Selasa (26/11) melaporkan penerimaan gratifikasi dalam bentuk sejumlah barang ke Direktorat Gratifikasi KPK.

Menag tidak mengetahui siapa pemberi barang tersebut. Barang tersebut diterima Menag pada Jumat (22/11) dalam bentuk tas yang berisi beberapa barang yang terbungkus dalam boks.

Menag kemudian memerintahkan stafnya untuk melaporkan penerimaan barang oleh orang tidak dikenal tersebut ke KPK.

Internalisasi nilai agama

Kabag Strategi Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan Biro Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Kementerian Agama Moh Khoeron menyebut bahwa Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengedepankan internalisasi nilai agama untuk mencegah korupsi.

"Pada banyak kesempatan, Pak Menteri kerap menyampaikan kegundahannya mengenai adanya gap yang sangat lebar antara para pemeluk agama dengan nilai-nilai agama yang dipeluknya. Semua agama meyakini kejujuran. Namun, indeks korupsi kita terus mengalami peningkatan. Kejahatan terus terjadi," kata Khoeron mengutip ucapan Menag Nasaruddin Umar dalam acara "Sosialisasi Program Moderasi Beragama Direktorat PAI", di Bekasi, Jawa Barat, Jumat. Khoeron mengatakan bahwa Kementerian Agama disebut berhasil bila kesenjangan antara pemeluk agama dengan ajaran agamanya semakin mengecil.

"Bila semakin lebar gap keduanya, itu bagian dari kegagalan Kementerian Agama," katanya. Terkait hal ini, menurut dia, Menag Nasaruddin Umar sangat concern untuk menghilangkan kesenjangan ini. Ia mengatakan, Menag Nasaruddin Umar yakin jika semua pemeluk agama melaksanakan ajaran agamanya masing-masing, mungkin tidak perlu ada lembaga antirasuah dan penegak hukum.

"Barangkali tidak perlu ada pintu rumah yang harus dikunci," katanya mengutip ucapan Nasaruddin Umar. Menurut dia, jika semua orang menjalankan ajaran agamanya, maka kehidupan seharusnya menjadi aman, damai, dan tenteram. Untuk itu, Menag Nasaruddin Umar melakukan pendekatan melalui pendidikan yang salah satunya menawarkan kurikulum berbasis cinta.

"Pentingnya mengajarkan anak tentang kasih sayang, cinta. PR kita itu bukan menyatukan yang berbeda tetapi bagaimana membiasakan anak-anak kita, membiasakan diri kita nyaman hidup dalam keberagamaan, dalam keberagaman," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler