Alasan PBNU Ambil Alih Kongres Jatman
Ada upaya mendaftarkan JATMAN ke Kemenkumham yang terpisah dari PBNU.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menjelaskan soal alasan PBNU mengambil alih kongres amíyyah Ahli Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (Jatman). Menurutnya, hal tersebut dimulai ketika belakangan PBNU mengetahui adanya fakta sejak 2019.
Pada 2019, ada sejumlah pimpinan Jatman mendaftarkan Jatman ke Kemenkumham sebagai organisasi sendiri dan terpisah dari PBNU.
"Nah ini tidak ada komunikasi, bahkan dengan cabang-cabang Jatman juga tidak tahu," ujar Gus Yahya dikutip dalam sebuah video yang diunggah oleh akun instagram @gmnu, Ahad (22/12/2024).
Sementara dalam periodesasinya, masa khidmad Jatman selesai pada 2023. Dan, hingga 2024 tidak melakukan langkah apa-apa.
Maka, PBNU memfasilitasi pertemuan antara pimpinan Idaroh Aliyah dan Idaroh Wushto. Kedua belah pihak menghadiri pertemuan itu termasuk membicarakan soal kontroversi di dalam Jatman.
Dari pertemuan itu, dicapai kesepakatan agar Jatman diserahkan ke PBNU. Lalu, PBNU memutuskan untuk mengambil alih kongres Jatman.
"Tujuannya apa, supaya ini jadi satu, Jatman itu bukan organ terpisah yang bisa jumpalitan sendiri, tanpa harus koheren dengan NU itu tidak boleh, jangan dipreteli, itu maksudnya ya," ujar Gus Yahya.
Kalau soal komunikasi terkait kongres, PBNU sudah melakukannya. Rais Am sudah mengirim Rais Syuriah PBNU menghadap ke pimpinan Jatman. Bukan sekali, tapi sampai dua kali.
"Yang lebih penting soal koherensi, tata kelola, dari NU dan seluruh elemen organisasi termasuk Fatayat, Muslimat, Ansor, ini harus koheren, ya kalo ngga apa gunanya ada NU," ujar Gus Yahya.
Kongres Jatman sendiri digelar di Boyolali, Jawa Tengah pada 21-22 Desember 2024. Pascapembekuan kepengurusan Habib Luthfi bin Yahya, Jatman secara resmi memberikan amanah kepada Rais 'Aali KH Achmad Chalwani dan Mudir 'Aali Prof KH. Ali Masykur Musa MSi MHum, Idaroh 'Aliyah Jatman Masa Khidmah 2024-2029.