KLH Intensifkan Penanganan Polusi Udara, Sektor Transportasi Jadi Fokus

Terdapat beberapa sektor yang akan ditangani pemerintah.

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Suasana Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menyatakan tim terpadu akan lebih intensif menangani isu polusi udara di wilayah Jakarta pada 2025. Tim tersebut juga akan mempersiapkan sejumlah solusi, termasuk modifikasi cuaca.

Baca Juga


"Kita tadi juga menggagas bahwa salah satu tugas nanti kita akan menangani yang sebelum-sebelumnya belum ditangani, yaitu penanganan udara tidak sehat Jakarta," kata Menteri LH/Kepala BPLH Hanif ditemui usai rapat koordinasi di Jakarta, Senin (23/12/2024).

Dia menyebut  penanganan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya dilakukan berdasarkan beragam kajian yang dilakukan beberapa pihak selama ini. Beberapa kajian itu akan dikombinasikan untuk penanganan bersama KLH dan Kementerian/Lembaga (K/L) lain.

Terdapat beberapa sektor yang akan ditangani pemerintah untuk menekan udara tidak sehat di Jakarta, termasuk fokus kepada transportasi. Hal itu mengingat sekitar 30-40 persen sumber polusi adalah asap buangan kendaraan bermotor.

Secara khusus dia menyoroti kontribusi kendaraan besar, seperti truk dan bus, yang disinyalir berkontribusi paling banyak dalam kondisi udara Jakarta yang tidak sehat. KLH rencananya akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk pemasangan filter-filter di saluran pembangunan asap jenis kendaraan besar tersebut.

KLH juga akan berkoordinasi dengan TNI/Polri serta pemerintah daerah (pemda) untuk menangani 60 titik tempat pembakaran sampah secara terbuka atau open burning. Selain itu, menangani industri atau berbagai pihak yang masih menggunakan ketel uap atau boiler menggunakan batu bara.

Semua hal itu berkontribusi dengan aerosol mengandung polutan yang kemudian tertahan di udara. Dalam periode yang lama kondisi tersebut dapat berdampak kepada kesehatan masyarakat di Jakarta. "Maka operasi modifikasi cuaca BMKG dan BNPB menjadi penting diturunkan, sehingga kita akan meredam sejauh mungkin potensi-potensi yang menyebabkan udara tidak sehat Jakarta. Kita akan coba, kalau tahun-tahun kemarin kita hanya berdoa, sekarang kita bertindak. Kita akan selesaikan dengan tim, kita kuat kok, kita sudah siap semuanya. Tentu dengan dukungan semua pihak, kita akan tangani itu bersama-sama," jelas Hanif.

Dia memastikan pemerintah akan mulai bergerak untuk menangani isu udara di Jakarta pada awal tahun depan, dengan modifikasi cuaca diperkirakan mulai dilakukan pada periode Mei-Juni 2025. Modifikasi cuaca sendiri akan dilakukan dengan memperhitungkan kerentanan Jakarta terkait banjir.

"Tapi begitu memang udara tidak sehat mulai muncul dengan indeks kualitas kontrolnya sudah menyentuh itu, ya kita akan minta BMKG berkenan untuk menurunkan aerosol-nya itu melalui modifikasi cuaca sehingga dia turun ke bawah," kata Hanif.  

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler