Trump Mulai Perang Dagang, Cina-Kanada-Meksiko Melawan

Warga AS diperkirakan akan ikut terpukul kenaikan harga.

(Justin Tang/The Canadian Press via AP
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berpidato menyusul penerapan tarif oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, di Ottawa, Sabtu, 1 Februari 2025.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Donald Trump melancarkan perang dagang pada Selasa melawan tiga mitra dagang terbesar Amerika. Langkah itu memicu pembalasan langsung dari Meksiko, Kanada dan Cina.

Baca Juga


Perlawanan itu membuat pasar keuangan terpuruk ketika Amerika menghadapi ancaman kenaikan kembali inflasi dan memicu ketidakpastian dalam dunia usaha. Tepat setelah tengah malam kemarin, Trump mengenakan pajak atau tarif sebesar 25 persen pada impor Meksiko dan Kanada. Namun ia membatasi pungutan tersebut hingga 10 persen pada energi Kanada. 

Trump juga menaikkan tarif dua kali lipat yang dikenakannya bulan lalu terhadap produk-produk Cina menjadi 20 persen. Beijing membalas dengan mengenakan tarif hingga 15 persen pada beragam ekspor pertanian AS. Hal ini juga menambah jumlah perusahaan AS yang tunduk pada kontrol ekspor dan pembatasan lainnya sebanyak dua lusin.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya akan menerapkan tarif terhadap lebih dari 100 miliar dolar AS barang-barang Amerika selama 21 hari. “Hari ini Amerika Serikat melancarkan perang dagang melawan Kanada, mitra dan sekutu terdekat mereka, sahabat terdekat mereka. Pada saat yang sama, mereka berbicara tentang bekerja secara positif dengan Rusia, memenuhi tuntutan Vladimir Putin, seorang diktator yang suka berbohong dan suka membunuh. Ini tak masuk akal,” kata Trudeau.

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan Meksiko akan menanggapi pajak baru ini dengan tarif balasannya sendiri. Sheinbaum mengatakan dia akan mengumumkan produk Meksiko pada hari Ahad. Penundaan ini mungkin mengindikasikan bahwa Meksiko masih berharap untuk meredakan perang dagang Trump.

Presiden Trump meninggalkan kebijakan perdagangan bebas yang diterapkan Amerika Serikat selama beberapa dekade setelah Perang Dunia II. Ia berargumentasi bahwa perdagangan terbuka menyebabkan Amerika kehilangan jutaan lapangan kerja dan tarif adalah jalan menuju kemakmuran nasional. Ia menolak pandangan para ekonom arus utama yang berpendapat bahwa proteksionisme seperti itu memakan biaya dan tidak efisien. 


Pajak impor adalah “senjata yang sangat ampuh yang belum digunakan oleh para politisi karena mereka tidak jujur, bodoh, atau dibayar dalam bentuk lain,” kata Trump pada Senin. “Dan sekarang kami menggunakannya.”

Ekonom Dartmouth College Douglas Irwin, penulis sejarah kebijakan tarif AS pada 2017, telah menghitung bahwa kenaikan tarif pada Selasa akan menaikkan tarif rata-rata Amerika dari 2,4 persen menjadi 10,5 persen, tingkat tertinggi sejak tahun 1940-an. “Kita pasti berada di era baru.” 

Pasar saham AS turun tajam pada hari Senin setelah Trump mengatakan “tidak ada ruang tersisa” untuk negosiasi yang dapat menurunkan tarif. Saham sebagian besar lebih rendah pada hari Selasa setelah diberlakukan. 

Lab Anggaran Universitas Yale memperkirakan bahwa tarif Trump akan menyebabkan kenaikan pajak sebesar 1,4 triliun hingga 1,5 triliun dolar AS selama 10 tahun dan akan memberikan dampak yang tidak proporsional terhadap masyarakat miskin. Trump mengatakan tarif tersebut dimaksudkan untuk mengatasi perdagangan narkoba dan imigrasi ilegal. Namun dia juga mengatakan tarif akan turun hanya jika defisit perdagangan AS mengecil.

Anggota parlemen dari Partai Demokrat dengan cepat mengkritik tarif tersebut. “Donald Trump bukanlah seorang raja,” kata anggota DPR Gregory Meeks, petinggi Partai Demokrat di Komite Urusan Luar Negeri DPR. “Presiden tidak boleh menciptakan keadaan darurat untuk membenarkan kebijakan yang buruk. Menyalahgunakan kekuatan darurat untuk mengobarkan perang ekonomi terhadap sekutu terdekat kita bukanlah sebuah kepemimpinan – ini berbahaya.”

Bahkan beberapa senator Partai Republik menyampaikan kekhawatirannya. “Perekonomian Maine dan Kanada terintegrasi,” kata Senator Susan Collins, R-Maine, menjelaskan bahwa sebagian besar lobster dan blueberry di negara bagian tersebut diproses di Kanada dan kemudian dikirim kembali ke AS.

Sopir truk Carlos Ponce (58 tahun), menjalankan bisnis seperti biasa pada Selasa pagi, mengangkut suku cadang mobil dari Ciudad Juarez, Meksiko, ke El Paso, Texas, seperti yang telah dilakukannya selama beberapa dekade. 

Seperti banyak orang di perbatasan, dia khawatir dengan dampak tarif tersebut. “Segalanya bisa berubah secara drastis,” kata Ponce. Pengemudi truk bisa kehilangan pekerjaan atau harus berkendara lebih jauh ke pelabuhan pesisir karena pabrikan Meksiko mencari mitra dagang di luar AS.

sumber : Associated Press
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler