Wamenhub Ungkap akan Ada Bus Bersubsidi Rute Cibinong-Puncak

Sehingga masyarakat yang mau ke Puncak tidak perlu naik motor dan lain-lain.

Antara/M Fikri Setiawan
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana di Simpang Gadog Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (25/12/2024).
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang menyiapkan angkutan bus dengan rute Cibinong-Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). Nantinya, rute angkutan umum tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada Februari 2025.

Baca Juga


"Sehingga masyarakat yang mau ke atas (Puncak) tidak perlu naik motor dan lain-lain. Paling lambat Februari sudah mulai," ungkap Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana saat meninjau lalu lintas jalur wisata Puncak pada libur Natal, Kabupaten Bogor, Rabu (25/12/2024).

Suntana menjelaskan, program transportasi tersebut menyediakan sekitar 15-20 unit bus untuk memfasilitasi masyarakat yang hendak menuju kawasan Puncak maupun arah sebaliknya. "Itu disubsidi oleh pemerintah, tinggal masyarakat bisa parkir motor di daerah Karadenan atau di mana. Tinggal naik bus dengan biaya yang sangat murah," ujarnya.

Selain untuk memudahkan akses masyarakat, kata Suntana, program tersebut juga akan mengurangi kepadatan kendaraan serta menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalur wisata Puncak. Menurut dia, penanganan permasalahan kemacetan di kawasan wisata Puncak dari tahun ke tahun belum dapat terselesaikan dengan cepat.

Sehingga, mantan kapolda Jabar tersebut berinisiatif merumuskan beberapa strategi, salah satunya penanganan jangka pendek berupa optimalisasi layanan yang ada, seperti pemberlakuan sistem satu arah (one way). Langkah itu sebagai salah satu solusi mengurangi kemacetan parah di Puncak setiap musim liburan tiba.

Kemenhub RI juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam mempersiapkan penanganan jangka panjang dengan membangun infrastruktur jalan seperti Tol Caringin-Cisarua-Cianjur, hingga melanjutkan pembangunan Jalur Puncak II. Hanya saja, Suntana tidak bisa menjelaskan kapan jalan tol itu terealisasi.

"Karena 37 persen orang yang berangkat melewati jalur Puncak yang biasa ini itu menuju Cipanas dan Cianjur. Sehingga harus dipecah arusnya agar tidak terpusat lagi di wilayah Puncak," kata Suntana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler