Israel Bunuh Lima Petugas Kesehatan RS Kamal Adwan, Satu Diantaranya Dokter Spesialis Anak
Serangan Israel yang menargetkan RS Kamal Adwan berlangsung lebih dari dua pekan.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Lima petugas kesehatan Rumah Sakit Kamal Adwan dilaporkan syahid setelah menjadi target langsung tentara penjajah Israel. Lewat pesan tertulis kepada Republika, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Kamis (26/12/2024), mengungkapkan, lima orang tenaga kesehatan tersebut yakni dr Ahmed Samour (dokter spesialis anak), Israa Abu Zaida (spesialis laboratorium), Abdul Majeed Abu Al-Aish (paramedis), Maher Al-Ajrami (paramedis), dan Fares Al-Hudali (spesialis maintainance).
Sementara itu, Direktur RS Kamal Adwan dr Hussam Abu Safiya mengatakan, lebih dari sepuluh kendaraan ranjau diledakkan di sekitar rumah sakit. Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada rumah sakit dan cedera pada staf medis dan pasien.
Serangan Israel yang menargetkan RS Kamal Adwan sudah berlangsung lebih dari dua pekan. Armada kendaraan pendudukan Israel pada Rabu menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara saat waktu fajar sehingga membakar unit perawatan intensif (ICU) fasilitas kesehatan tersebut.
Hussam Abu Safiya, mengaku kaget dengan kendaraan dan buldoser yang tiba-tiba masuk ke sekitar rumah sakit, yang sebelumnya menyerang rumah-rumah warga di sekitarnya. "Kami mendengar suara tembakan dan peluru tanpa bisa berbuat apa-apa."
Lewat video yang direkam dari depan rumah sakit, dia menambahkan: "Tembakan gila-gilaan secara tiba-tiba dilepaskan ke rumah sakit dengan segala jenis senjata. Pendudukan sengaja menargetkan ICU dengan menembakinya."
Sementara itu, Pasokan listrik di RS Kamal Adwan, Gaza utara, terputus total pada Ahad (22/12/2024) setelah serangan drone Israel menghantam generator listrik dan tangki bahan bakar fasilitas tersebut.
Menurut saksi mata, drone Israel menargetkan generator listrik dan tangki bahan bakar di rumah sakit yang berlokasi di kota Beit Lahia itu, sehingga seluruh fasilitas tidak memperoleh pasokan listrik.
Marwan Al-Hams, Direktur Rumah Sakit Lapangan di Kementerian Kesehatan Gaza, menyebut situasi di rumah sakit tersebut "kritis" dan mengatakan komunikasi dengan staf medis telah terputus.
Pada Sabtu, Hussam Abu Safiya, mengungkapkan bahwa fasilitas medis tersebut menghadapi serangan bom Israel yang "belum pernah terjadi sebelumnya," sehingga menyebabkan kerusakan besar.
Sejak 5 Oktober, Israel melanjutkan operasi darat besar-besaran di Gaza Utara dengan dalih mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, untuk berkumpul kembali. Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan memaksa penduduknya meninggalkan rumah mereka.
Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan yang memadai, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, belum diizinkan masuk kembali ke wilayah tersebut, yang membuat penduduk berada di ambang kelaparan.