Menteri Lingkungan Hidup Ajak Masyarakat Kelola Sampah Selama Nataru

Pemerintah antisipasi sampah nataru.

ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Ilustrasi mengelola sampah.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan timbulan sampah selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025 diperkirakan mencapai 55 ribu ton. Hanif menjelaskan berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, diperkirakan akan ada pergerakan hampir 110 juta jiwa di seluruh Indonesia selama Nataru.

Baca Juga


“Setiap individu diperkirakan akan menghasilkan sampah antara 0,05 hingga 0,1 kilogram. Dengan pergerakan sebanyak 110 juta jiwa, kita dapat memperkirakan bahwa selama dua minggu ini, akan ada timbulan sampah yang signifikan,” kata Hanif, Jumat (27/12/2014).

Ia menekankan penggunaan kemasan sekali pakai yang praktis menjadi salah satu penyebab utama peningkatan jumlah sampah. Hanif mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

“Kami telah melakukan tinjauan lapangan di berbagai titik strategis, seperti terminal, bandara, dan pelabuhan, untuk memastikan bahwa kawasan tersebut dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang baik,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa kebersihan lingkungan mencerminkan peradaban suatu negara, dan Indonesia harus berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan hal ini. Hanif juga mengingatkan bahwa negara-negara maju umumnya memiliki lingkungan yang bersih, sementara negara-negara yang kurang maju seringkali menghadapi masalah sampah yang serius.

“Sampah adalah simbol dari seberapa tinggi peradaban suatu negara. Melalui event Nataru ini, kami berharap semua pihak dapat berkontribusi dalam mengelola sampah dengan baik,” katanya.

 

Dalam upaya mengurangi timbulan sampah, Kementerian Lingkungan Hidup telah mengeluarkan edaran kepada pejabat penyelenggara negara, pemerintah daerah, dan pihak swasta untuk membangun budaya minim sampah. “Kami ingin memastikan bahwa setiap kegiatan selama Nataru ini dapat meminimalkan dampak lingkungan, terutama terkait dengan pengelolaan sampah,” jelas Hanif.

Hanif juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Mari kita bawa pulang sampah kita, seperti saat kita berbelanja. Kita harus mengelola dan memilah sampah di rumah,” ujarnya. Ia berharap budaya ini dapat membangun karakter bangsa yang lebih peduli terhadap lingkungan.

Hanif menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. “Kita harus bersama-sama mengubah cara pandang kita terhadap sampah. Sudah saatnya kita tidak hanya membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga mengelola sampah hingga tuntas,” pungkasnya.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari timbulan sampah selama Nataru dan membangun kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan lingkungan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler