Begini Pilu Ayah dari Bayi yang Meninggal Kedinginan di Gaza

Total lima warga Gaza termasuk empat bayi telah meninggal kedinginan.

AP Photo/Adel Kareem Hana
Imam Islam Abu Suaied menggendong jenazah Juma Al-Batran bayi berusia sebulan yang meninggal kedinginan di Deir al-Balah, Gaza, Ahad, 29 Desember 2024.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Lima warga Gaza termasuk empat bayi telah meninggal karena kedinginan di tenda-tenda pengungsian dari serangan Israel. Yang terkini, seorang bayi berusia sebulan syahid akibat kedinginan di Deir Balah, Gaza Tengah pada Ahad dini hari.

Baca Juga


Al-Batran, ayah dari bayi bernama Juma tersebut terekam mengungkapkan keputusasaannya. Rekaman tersebut menunjukkan jenazah Juma dalam pelukan ayahnya di dalam Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di bagian tengah Jalur Gaza. Ayah bayi tersebut mengatakan staf medis di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa kini berusaha menyelamatkan putranya yang lain. 

“Tidak ada tenda atau tempat berlindung. Semoga Allah meminta pertanggungjawaban semua orang yang menyebabkan bencana ini. Ini Juma, apa salahnya mati kedinginan dan membeku?” ayah bayi itu bertanya.

Daerah tempat mereka mengungsi sangat dekat dengan laut dan sangat berangin. Tidak ada terpal atau tenda, dan ayah Juma tidak mampu memberikan kebutuhan pokok kepada anak-anaknya. 

Al-Batran menuturkan bahwa keluarganya mengungsi dari Beit Lahiya ke Jalur Gaza tengah delapan bulan lalu. Mereka hanya punya beberapa selimut dan kayu. “Kami kesini untuk melarikan diri dari serangan Israel. dan di sini kami menghadapi kematian akibat kelaparan dan kedinginan,” ia menuturkan. 

Seperti kebanyakan warga Gaza, ia tak punya apa-apa lagi untuk melindungi keluarganya. “Bayangkan seorang pria yang menyaksikan anak-anaknya meninggal setiap hari dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi,” ia melanjutkan. Ia mengungsi bersama delapan anggota keluarganya, sementara hanya memiliki empat lembar selimut.

Ia juga menuturkan bahwa serangan Israel telah membunuh saudaranya, kedua mertuanya, sepupu dan keponakannya, dan kini anaknya. “Wahai umat Islam, lihat ini di mana anak-anak kami tidur: Di jalan-jalan!”

Kantor berita WAFA melansir, Juma Al-Batran meninggal dunia sementara kondisi saudara kembarnya, Ali, semakin memburuk karena kedinginan.

Menurut sumber medis, suhu yang sangat dingin telah menyebabkan kematian empat bayi baru lahir lainnya dalam beberapa hari terakhir, dengan usia berkisar antara 4 hingga 21 hari. 

Bayi-bayi ini meninggal karena cuaca dingin yang ekstrim, ditambah dengan kurangnya sumber daya di wilayah yang terkepung. Sementara seorang pekerja medis juga ditemukan meninggal kedinginan di tendanya beberapa waktu lalu.

Selain hilangnya nyawa secara tragis, sumber-sumber medis melaporkan peningkatan penyakit di kalangan anak-anak, yang diperburuk oleh kerawanan pangan di kalangan ibu. Hal ini telah menyebabkan kondisi kesehatan yang lebih buruk di tengah layanan kesehatan yang sudah sangat terbatas.

Kedinginan dan Kelaparan di Gaza - (Republika)

 

Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza mengatakan hujan lebat diperkirakan akan terjadi di daerah kantong yang terkepung mulai hari ini dan diperkirakan akan memburuk pada hari Selasa.

Hal ini memperburuk penderitaan lebih dari dua juta orang di Gaza, banyak di antaranya kehilangan tempat berlindung yang memadai. Kantor tersebut menyatakan bahwa 110.000 dari 135.000 tenda di Gaza tidak dapat digunakan setelah “rusak total”.

Hujan dan angin kencang terutama akan membahayakan warga Palestina yang terpaksa berlindung di dekat daerah pesisir, dengan beberapa gelombang diperkirakan akan mencapai ketinggian 2 meter.

Aljazirah melaporkan pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 13 warga Palestina di Jalur Gaza sejak fajar pada Ahad. Adegan yang meresahkan, termasuk rekaman tubuh hangus dan tercabik-cabik, muncul di Rumah Sakit al-Wafaa di Gaza setelah diserang oleh militer Israel. 

Sedangkan merujuk WAFA, pasukan pendudukan Israel melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang mengakibatkan terbunuhnya sedikitnya 30 warga Palestina dan melukai 99 lainnya, menurut laporan medis.

Imam Islam Abu Suaied memimpin shalat jenazah untuk Juma Al-Batran bayi berusia sebulan yang meninggal kedinginan di Deir al-Balah, Gaza, Ahad, 29 Desember 2024. - (AP Photo/Adel Kareem Hana)

Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 45.514 korban jiwa yang dilaporkan, dengan tambahan 108.189 orang menderita luka-luka. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.

Menurut sumber yang sama, layanan darurat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan-jalan di daerah kantong yang dilanda perang tersebut, karena pasukan pendudukan Israel terus menghalangi pergerakan kru ambulans dan pertahanan sipil.

Serangan genosida Israel terus berlanjut meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak diambilnya tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler