PBB: Dunia Mengalami Satu Dekade Panas Mematikan

Tahun ini juga menjadi tahun dimana gas rumah kaca mencapai rekor terburuk.

ANTARA FOTO/Siswowidodo
Warga berjalan di dasar Waduk Bendo yang mengering di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (20/9/2024). Sejak sebulan terakhir, waduk yang memiliki kapasitas volume sekitar 43 juta meter kubik air itu mengering akibat musim kemarau.
Rep: Lintar Satria Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- PBB mengatakan dunia mengalami "dekade dengan panas mematikan" dengan 2024 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Dalam pesan tahun barunya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan 10 tahun terakhir termasuk 2024 merupakan dekade terpanas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga


"Kita harus keluar dari jalan menuju kehancuran ini  dan kita tidak punya waktu untuk disia-siakan," kata Guterres seperti dikutip dari Deutsche Welle, Senin (30/12/2024).

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan, bukan hanya menjadi tahun terpanas, tahun ini menjadi tahun di mana gas rumah kaca mencapai rekor terburuk. Hal ini menguatkan perkiraan suhu bumi di tahun-tahun mendatang juga akan semakin panas.

Dalam laporan terbarunya, WMO yang merupakan badan cuaca dan iklim PBB mengatakan ilmuwan badan penelitian perubahan iklim, World Weather Attribution (WMA) menemukan perubahan iklim mengakibatkan peristiwa cuaca ekstrem pada tahun 2024, 26 sampai 29 kali lebih intensif.

Sepanjang tahun ini peristiwa cuaca ekstrem menewaskan sekitar 3.700 orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi. Menurut laporan WWA, perubahan iklim menambah 41 hari panas yang berbahaya pada tahun 2024.“Perubahan iklim terjadi di depan mata kita hampir setiap hari,” kata Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo.

 

 

Ia menambahkan curah hujan dan banjir yang memecahkan rekor pada tahun 2024 menghilangkan banyak nyawa di seluruh dunia.

"Siklon tropis menyebabkan korban jiwa dan ekonomi yang mengerikan, yang paling baru terjadi di departemen luar negeri Prancis, Mayotte, di Samudra Hindia. Panas yang hebat menghanguskan puluhan negara, dengan suhu mencapai 50 derajat Celsius dalam beberapa kesempatan. Kebakaran hutan menimbulkan kehancuran," tambahnya.

WMO memperingatkan ada kebutuhan yang semakin besar bagi negara-negara dan organisasi internasional untuk bekerja sama dalam mengatasi risiko panas yang parah.

Perubahan iklim didorong pelepasan karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang disebabkan pembakaran bahan bakar fosil secara terus menerus.

Perubahan iklim ancam 100 juta warga Afrika. - (republika)

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler