Muhammadiyah Siapkan Ekosistem Makan Bergizi Gratis

Muhammadiyah dukung program makan bergizi gratis.

Dok Republika
Kepala KSP meninjau langsung uji coba pelaksanaan program makan bergizi gratis di SMP 1 Barunawati, Slipi, Jakarta.
Rep: Muhyiddin Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah menyiapkan ekosistem makan bergizi gratis untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat secara berkelanjutan. Langkah konkret ini menindaklanjuti Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Gizi Nasional yang ditandatangani pada Sidang Tanwir Muhammadiyah di Kupang pada Desember 2024 lalu.

Baca Juga


Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Koordinator Nasional Makan Bergizi Muhammadiyah, M. Nurul Yamin, pada agenda Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Ekosistem Makan Bergizi Gratis Muhammadiyah" yang digelar pada Jumat (3/1/2025) hingga Sabtu (4/1/2025) di SM Tower & Convention Yogyakarta.

Yamin menekankan pentingnya pertimbangan multi aspek dan perencanaan yang matang. Pengelolaan program harus profesional dan terintegrasi, dari hulu hingga hilir dalam satu kesatuan ekosistem.

"Ekosistem ini harus mencakup seluruh rantai, mulai dari penyediaan bahan baku, standar gizi dan menu, dapur yang higienis, transportasi dan distribusi, monitoring evaluasi hingga pengelolaan limbah makanan,” ucap Yamin.

Yamin juga menyoroti kebutuhan analisis keuangan, pembiayaan, pengelolaan sumber daya manusia, serta pembentukan karakter siswa sebagai faktor penting dalam keberhasilan program Makan Bergizi Gratis ini.

Dengan jaringan organisasi yang kuat di seluruh Indonesia, Muhammadiyah pun siap mendukung program ini melalui lebih dari 120 rumah sakit, 172 perguruan tinggi yang mana 25 di antaranya memiliki Program Studi Gizi, ribuan sekolah, dan pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Selain itu, ketersediaan lahan wakaf serta aset untuk sektor pertanian, perikanan, dan pembangunan dapur menambah daya dukung inisiatif ini,“ ujar Yamin dalam siaran pers Muhammadiyah, Sabtu (4/1/2025).

Yamin menambahkan, Muhammadiyah juga memiliki dukungan gerakan di akar rumput seperti keberadaan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) dan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JALAMU), yang tersebar di berbagai daerah, juga berkomitmen untuk menyuplai kebutuhan bahan pangan seperti beras, sayuran, dan ikan. Dukungan ini menjadi elemen penting dalam memperkuat ekosistem makan bergizi gratis yang berkelanjutan.

Selain itu, menurut Yamin, beberapa sekolah dan pesantren Muhammadiyah telah menerapkan program makan siang, yang bisa menjadi model dapur berbasis sekolah atau pesantren.

 

“Keunggulan dapur berbasis sekolah atau pesantren adalah efisiensi distribusi, karena tidak memerlukan transportasi tambahan,” kata Yamin.

Dia menambahkan, kelebihan model dapur sekolah dan pesantren yaitu tidak memerlukan transportasi untuk distribusi, sehingga lebih efisien. Model ini, bersama dengan konsep dapur umum, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi siswa secara efektif.

Selain itu, Yamin menyatakan bahwa tugas utama Kornas Makan Bergizi Muhammadiyah ini adalah mengoordinasikan dan mengonsolidasikan seluruh potensi Muhammadiyah, baik di tingkat pusat, wilayah, hingga daerah. Potensi ini mencakup sumber daya manusia, kelembagaan, dan jaringan komunitas yang dapat berkontribusi pada keberhasilan program makan bergizi gratis di Indonesia.

Dengan inisiatif ini, Muhammadiyah berharap dapat berperan aktif dalam mendukung program nasional pemenuhan gizi masyarakat dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler