Pesan Menyentuh Shin Tae-yong untuk Nova Arianto

Shin Tae-yong membalas pesan yang diunggah Nova di Instagram.

Republika/Thoudy Badai
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-Yong menyapa suporter usai kemenangan timnas atas Arab Saudi pada laga keenam Grup C Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (19/11/2024). Timnas Indonesia berhasil menang atas Saudi Arabia dengan skor 2-0 melalui dua gol dari Marselino Ferdinan pada menit ke-32 dan menit ke-57.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk kali pertama, Shin Tae-yong buka suara sejak tidak lagi menjadi pelatih Tim Nasional Indonesia dengan menulis pesan menyentuh kepada Nova Arianto, yang adalah asisten pelatihnya saat menukangi timnas. Sebelumnya, Nova mengucapkan salam perpisahan dan berterima kasih kepada Shin Tae-yong lewat akun Instagram-nya pada Senin (6/1/2025).

Baca Juga


"Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada coach karena telah memberikan warna dan cerita yang indah untuk sepak bola Indonesia. Kami merasa beruntung dengan kehadiran coach selama hampir 5 tahun di tim nasional," tulis Nova.

Shin pun membalas unggahan itu dalam kolom komentar Nova Arianto pada Selasa malam. "Terima kasih Nova dan maaf saya tidak bisa sampai akhir. Jaga pemain lokal kita dan pergi ke Piala Dunia. Sampai jumpa lagi, terima kasih banyak untuk kali ini," tulis Shin dalam bahasa Korea.

Nova Arianto mengucapkan rasa terima kasih kepada STY. Selama empat tahun, Nova Arianto dipercaya sebagai asisten pelatih Shin Tae-yong di timnas senior Indonesia. Namun, dia juga mengisi sebagai pelatih kepala timnas U-17.

"Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada coach karena telah memberikan warna dan cerita yang indah untuk sepak bola Indonesia. Kami merasa beruntung dengan kehadiran coach selama hampir 5 tahun di tim nasional," tulis Nova dalam akun Instagramnya yang dikutip di Jakarta, Senin.

Mantan bek timnas Indonesia tersebut, melanjutkan bahwa saat ini tim nasional berada di tingkat yang berbeda, dan setidaknya mereka menyadari apa saja kekurangan pemain tim nasional selama ini. "Tim nasional selama ini menjadi tanggung jawab kami untuk memperbaikinya," lanjutnya.

Dia juga menyebutkan bahwa pelajaran seperti etos kerja, pendirian, dan disiplin bisa dia dapatkan selama kebersamaannya dengan Shin Tae-yong. "Pastinya itu semua akan menjadi bekal yang saya bawa dalam karier kepelatihan saya ke depan."

Nova Arianto berharap agar Shin Tae-yong dapat meraih keberhasilan di masa depan setelah tidak lagi bersama Timnas Indonesia. "Saya sampaikan dari dalam hati saya paling dalam permintaan maaf sebesar-besarnya seandainya selama saya bersama dengan Coach Shin dan coaching staff ada tindakan saya yg salah atau kurang berkenan di hati Coach Shin dan coaching staff lainnya," kata Nova.

Nova juga berharap Shin Tae-yong dan seluruh tim pelatih tetap menjadi bagian dari keluarga besar sepak bola Indonesia dan tetap menyaksikan kemajuan sepak bola Indonesia. "Sukses di manapun berada Coach @shintaeyong7777 dan coaching staff semua tetaplah menjadi keluarga besar sepak bola Indonesia dan berharap kita bisa bertemu kembali di lain kesempatan untuk bersama sama melihat sepak bola Indonesia yg lebih berprestasi ke depannya."

Nova menutup unggahannya dengan rasa terima kasihnya dalam bahasa Korea. "Kamsahamnida," tulis Nova.


 

Para pemain tim nasional Indonesia pun ramai-ramai mengapresiasi Shin Tae-yong yang pada Senin resmi dipecat oleh PSSI. Kapten timnas Jay Idzes melalui unggahan Instagram Story-nya menyampaikan terima kasih kepada Pelatih Shin.

“Pelatih, terima kasih untuk kenangan yang kita ciptakan bersama timnas. Kita menulis sejarah bersama dan saya menghargai setiap momen yang kita miliki,” tulis Idzes.

“Meski ini merupakan kerja keras, saya percaya bahwa federasi akan selalu mengambil keputusan berdasarkan apa yang dinilai terbaik bagi negara. Marilah tetap bersatu dan berjuang bersama untuk mimpi-mimpi kita. Kita Garuda,” tambahnya.

Pemain diaspora lainnya, Justin Hubner, juga tidak ketinggalan mengomentari kepergian Shin Tae-yong.

“Saya benar-benar kecewa karena Anda harus meninggalkan tim nasional kami, karena Anda membawa kami dan Indonesia ke level yang lain. Saya sangat berterima kasih untuk kepercayaan Anda dan saya akan selalu berbicara positif mengenai Anda,” tulis Hubner.

Sementara itu, mantan kapten timnas Asnawi Mangkualam mengunggah foto dirinya bersama Pelatih Shin dengan kata-kata “Cinta dan kepeduliannya berada di level yang lain. Terima kasih untuk segalanya, Pelatih,” tulis Asnawi.

Rizky Ridho juga memberikan komentarnya setelah mengetahui kabar bahwa sang pelatih Shin Tae-yong diberhentikan PSSI dari kursi pelatih tim Garuda. Ridho merasa Shin Tae-yong adalah pelatih yang sangat berjasa dalam kariernya, Di matanya, ia menyebut pelatih asal Korea Selatan itu lebih dari sekedar seorang pelatih karena di saat yang bersamaan juga bisa menjadi mentor, teman, panutan, bahkan orang tuanya sendirinya.

"Beliau bukan sekadar pelatih, tapi juga mentor, orang tua, teman dan panutan. Ia mendorong saya melampaui batas, menanamkan kedisiplinan, membangun mental kuat dan membantu saya tumbuh menjadi pemain seperti sekarang," kata Ridho melalui postingan Instagram-nya, Senin.

Karier Ridho sangat berpengaruh di tangan Shin Tae-yong. Di tangan pria 54 tahun itulah Ridho matang dan dikenal sebagai salah satu bek tangguh di Indonesia saat ini.

Ridho menjadi bagian penting skuad "potong generasi" di timnas di awal kedatangan Shin Tae-yong di Indonesia. Debutnya di timnas senior adalah bermain penuh melawan Oman pada Maret 2021 saat dirinya berusia 19 tahun 6 bulan 8 hari dan masih membela Persebaya Surabaya.

Sejak itu, Ridho selalu menjadi pilihan utama Shin Tae-yong di barisan pertahanan Indonesia. Bahkan, di era timnas yang sudah banyak dihuni bek-bek keturunan yang merumput di Eropa seperti sekarang, bek 23 tahun itu masih saja mendapatkan tempatnya.

Terhitung, Ridho sudah memiliki 42 caps bersama timnas senior dengan sumbangan empat gol. Selain di senior, kebersamaan Ridho dengan Shin Tae-yong juga terjadi di timnas U-23 Indonesia.

Bersama Garuda Muda, Ridho tampil 15 kali, lima di antaranya terjadi saat memimpin rekan-rekannya menjadi semifinalis di Piala Asia U-23 2024.

"Saya sangat menghargai setiap pelajaran dan kesempatan yang telah diberikan. Terima kasih atas kepercayaan, dorongan, dan dukungan yang tak pernah luntur," tutup pria yang kini berseragam Persija Jakarta tersebut.

 

Komik Republika Si Calus TIMNAS - (Daan Yahya/Republika)

Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada Senin mengumumkan Shin Tae-yong tidak lagi menjadi pelatih Indonesia. Posisi pelatih timnas selanjutnya akan diberikan kepada pelatih baru yang berasal dari Belanda.

“Semuanya itu kan berdasarkan tiga. Satu programnya benar, konsisten. Pelatihnya juga bagus. Kualitas pemainnya juga harus bagus. Itu semua tiga yang tidak bisa terpisahkan,” kata Erick setelah jumpa pers di Jakarta.

Patrick Kluivert menjadi kandidat terdepan pengganti Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Namun, kepastian Patrick Kluivert menjadi pelatih Timnas Indonesia dan Louis Van Gaal sebagai direktur teknik Timnas Indonesia baru bisa diketahui saat PSSI mengenalkan pelatih baru pada 12 Januari mendatang.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga mengatakan, PSSI telah membayar kompensasi pemecatan pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong yang mencapai puluhan miliar Rupiah. Shin dipecat dari kursi kepelatihan pada Senin, meski kontraknya berakhir 2027 mendatang.

"Dari sisi finansial, puluhan miliar rupiah yang harus kami bayar (untuk kompensasi)...(kewajiban) itu pun harus diambil," kata Arya di Jakarta, Selasa.

Arya menegaskan pemecatan mantan pelatih timnas Korea Selatan tersebut tak ada kaitannya dengan mafia bola seperti disebutkan dalam sejumlah berita. Menurut Arya, jika pemecatan ini ada sangkut pautnya dengan mafia bola maka PSSI mustahil mengambil keputusan memecat STY dan membayar kompensasi bernilai puluhan miliar tersebut.

Arya mengatakan PSSI mengambil langkah ini demi Merah Putih sekaligus penyesuaian terhadap karakter para pemain yang mayoritas dihuni pemain diaspora dari Eropa. Alasan tersebut salah satunya menjadi dasar keputusan PSSI mencari pelatih yang mempunyai kepemimpinan di ruang ganti dan memahami karakter skuad Garuda yang notabene tumbuh di Eropa.

"Konsekuensi kami mengambil pemain-pemain diaspora yang makin lama level makin tinggi...Jadi butuh yang namanya pemimpin pelatih. Nah didampingi oleh asisten pelatih yang kuat secara teknis. Ini pun sudah dicari oleh Pak Erick (Thohir, Ketua Umum PSSI)," kata Arya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler