Kata Ahli Soal Kandungan Gizi dalam Makan Bergizi Gratis
Makan bergizi gratis merupakan program untuk tingkatkan kualitas SDM.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis gizi klinik lulusan Universitas Indonesia Luciana B Sutanto mengatakan besaran kalori yang ada pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah sesuai dengan pedoman gizi seimbang sekali makan.
"MBG yang disajikan dengan komposisi terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah sudah sesuai dengan sajian sekali makan berdasarkan pedoman gizi seimbang," kata Luciana kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Program Makan Bergizi Gratis menyasar anak dan remaja di tingkat SD hingga SMA. Pemberian MBG per porsi telah disesuaikan dengan kebutuhan kalori, yakni sebesar 600 kalori untuk siswa SMP dan 300 kalori kepada siswa SD.
Luciana mengatakan berdasarkan besaran Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, anak usia 7-9 tahun membutuhkan sekitar 1.650 kilo kalori per hari dan anak usia 10-12 tahun membutuhkan sekitar 1.900-2.000 kilo kalori per hari.
Sementara pada remaja usia 13-18 tahun, mereka membutuhkan lebih banyak kalori yaitu sekitar 2.100-2.650 kkal per hari.
"Perbedaan usia anak dan remaja tentu akan membedakan kebutuhan gizinya sehingga memengaruhi porsi makan yang diberikan," kata dokter yang praktek di RS Mitra Kemayoran tersebut.
Dia juga menilai menu MBG yang dibagikan kepada para siswa masih mencukupi kebutuhan gizi meskipun tidak ditambahkan susu di dalamnya. Susu, kata Luciana, bisa digantikan dengan sumber protein lainnya seperti ikan, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
MBG yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka resmi diberlakukan mulai 6 Januari di sekolah-sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia.
Sasaran dari MBG adalah anak-anak usia sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA, kemudian balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Program tersebut bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia demi tercapainya target Indonesia Emas 2045.
Berkelanjutan
Kepala Sekolah SD Negeri 01 Susukan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Mutmainah, berharap program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
"Ini program pemerintah yang luar biasa dan mudah-mudahan bisa berjalan dengan lancar dan berlanjut terus," kata Mutmainah saat ditemui di SD Negeri 01 Susukan, Jakarta Timur, Selasa.
Pihaknya berharap program ini dapat membantu kecukupan gizi anak-anak yang bersekolah di SD tersebut.
"Saya merasa bersyukur sebagai Kepsek dengan adanya MBG ini karena sangat membantu peserta didik kami dalam mencukupi kebutuhan makanan bergizi," kata dia.
Selama dua hari berlangsungnya program Makan Bergizi Gratis, Mutmainah mengaku anak-anak didiknya tidak ada yang mengeluhkan soal rasa makanan.
"Kalau soal rasa tidak ada (komplain). Tetapi untuk kelas rendah, seperti kelas 1 (SD), takaran nasinya ada yang berlebih, tapi untuk anak kelas 3 ke atas, alhamdulillah, (menu makanan) semuanya dimakan habis," katanya.
Pihaknya pun berharap ke depannya menu makanan MBG bisa bervariasi.
Menu MBG yang diberikan untuk SD Negeri 01 Susukan pada Selasa adalah nasi putih, telur dadar orek, tempe goreng, tumis wortel buncis, dan buah jeruk.
Pada Selasa, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi memantau langsung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di tiga sekolah di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, yang salah satunya adalah SD Negeri 01 Susukan.
Kunjungan tersebut untuk mengawal jalannya Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka dalam menanggulangi gizi buruk di Indonesia.
Sasaran dari MBG adalah anak-anak usia sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA, kemudian balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Tujuan program MBG adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia demi tercapainya target Indonesia Emas 2045.