Guru Besar Pulmonologi UI Beri Resep Menghadapi HMPV Meski Virusnya tak Bahaya

Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik terkait informasi soal HMPV.

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Sejumlah penumpang kapal yang sakit mendapatkan pelayanan kesehatan di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). Otoritas kesehatan (KKP) di pelabuhan tersebut meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap penumpang kapal yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya seperti gejala flu dan demam yang diakibatkan oleh Human Metapneumovirus (HMPV).
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Masyarakat diminta menerapkan perilaku kesehatan pernapasan untuk mencegah tertular "Virus Human Metapneumovirus" (HMPV). Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan teratur mencuci tangan dan menerapkan etika saat batuk.

Baca Juga


"Kita menghadapi HMPV sama dengan menghadapi peningkatan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)," kata guru besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dari Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi di Jakarta, Rabu (8/1/2024).

HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

"Artinya perilaku kesehatan pernapasan harus diterapkan seperti cuci tangan, etika batuk," ujar Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 itu.

Penularan HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

Karena itu, demi mengurangi risiko tertular virus ini, masyarakat dapat menerapkan langkah-langkah preventif. Selain mencuci tangan teratur, juga menjaga pola hidup sehat dan menggunakan masker di tempat umum.

"Mereka yang sakit jangan menulari orang lain, misalnya, menggunakan masker dan menghindari kerumunan," kata Tjandra.

Tjandra menegaskan, infeksi HMPV berbeda dengan Covid-19, kendati memiliki gejala serupa seperti batuk, demam, sesak, dan nyeri dada.

"Perlu diketahui semua infeksi paru dan saluran napas memang gejalanya seperti itu. Tidak tepat kalau kita terlalu cepat mengorelasikan kenaikan kasus HMPV ini dengan Covid-19, walaupun tentu kita perlu tetap waspada," ujar dia.

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik terkait informasi soal HMPV. Pasalnya, HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis. Menurutnya, HMPV sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama dan bukan penyakit mematikan. Meski demikian, kata Budi, publik tetap perlu melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti istirahat yang cukup.

"Apakah HMPV ini ada di Indonesia? HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk," kata Budi usai acara pelepasan Peserta Fellowship Kardiointervensi ke China dan Jepang di Jakarta, Senin (7/1/2025).

Budi menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang ditemukan pada 2001 dan sudah beredar di seluruh dunia sejak itu, dan selama ini tidak ada kejadian besar akibat itu. Selain itu, dia pun menepis pemberitaan tentang naiknya kasus HMPV di China.

"Nomor dua, apakah HMPV naik tinggi di China tahun 2024? Tidak benar juga. Sudah dibantah sama Pemerintah China, sudah dibantah juga oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jadi itu hoaks berita itu, ya, teman-teman," kata Budi menambahkan.

Dia menambahkan, virus yang merebak di China bukan HMPV, melainkan H1N1 atau virus influenza biasa. Secara prevalensi, katanya, di China, HMPV menempati urutan ketiga.

"Bahwa setiap musim dingin itu terjadi kenaikan (H1N1) di negara-negara empat musim itu, iya. Di China pun demikian," ujarnya.

Budi pun mengingatkan, semua orang dapat terkena flu, namun jika sistem imun baik, virus tersebut dapat ditangani oleh tubuh. Budi pun menyebutkan sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk membangun sistem imun, seperti istirahat dan olahraga yang cukup, dan beristirahat apabila batuk dan pilek.

"Kalau tetangganya batuk pilek bersin-bersin, menghindar dari dia. Tiga M. Menjaga jarak, mencuci tangan, pakai masker," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler