Indonesia Resmi Gabung BRICS, Ekonom Nilai Pertumbuhan Ekonomi Bisa Naik 0,3 Persen

Menurut Telisa, BRICS memberikan dampak yang positif bagi perekonomian Indonesia.

Alexander Nemenov/Pool Photo via AP
Presiden Cina Xi Jinping, kiri, dan Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri sesi pada KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, 24 Oktober 2024.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Ilmu Ekonomi Moneter Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty menyebut masuknya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS diprediksi mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3 persen. Menurut Telisa, Indonesia juga bisa mengambil peranan yang kuat dalam organisasi tersebut bila disertai dengan iklim persaingan usaha yang baik.

Baca Juga


"Ada yang memprediksi dengan keterlibatan RI ke BRICS, pertumbuhan ekonomi bisa naik 0,3 persen. Jadi kalau kita punya target 5 persen, bisa nambah 0,3 persen menjadi 5,3 persen kalau dengan dampak BRICS," ujar Telisa di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Peranan kuat Indonesia, kata Telisa, terlihat saat nilai tukar rupiah yang menguat berbarengan dengan pengumuman anggota baru BRICS. Menurutnya, hal tersebut memberikan sentimen positif baru.

"Kemarin di market rupiah langsung menguat ketika RI diumumkan sebagai anggota BRICS," katanya.

Namun demikian, Telisa mengatakan ada ancaman perang dagang yang harus dihadapi Indonesia ketika sudah bergabung dengan BRICS. Menurutnya, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif dua kali lipat pada produk-produk dari negara BRICS.

"Kita berharap itu tidak terjadi, bagaimana nanti diplomasi pada negara BRICS dengan AS, karena bersamaan member BRICS dan dilantiknya Trump, itu dua hal yang akan berpengaruh pada harga komoditas dan prospek ekonomi global dan pada ekonomi RI," jelas Telisa.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler