Emas Tetap Jadi Pilihan Investasi di Tengah Ketidakpastian Global

Emas jadi aset yang tetap relevan sebagai lindung nilai terhadap risiko ekstrem.

Republika/Prayogi
Karyawan melayani jual beli emas perhiasan di sebuah toko emas di Pasar Kebayoran, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Emas jadi aset yang tetap relevan sebagai lindung nilai terhadap risiko ekstrem.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi pasar global terus memengaruhi keputusan investasi di tahun 2025. HSBC Global Private Banking (HSBC GPB) memandang emas sebagai aset yang tetap relevan sebagai sarana lindung nilai terhadap risiko ekstrem sekaligus alat diversifikasi portofolio yang penting.

Baca Juga


Chief Investment Officer Asia untuk HSBC GPB Fan Cheuk Wan mengatakan, risiko global seperti ketidakpastian perdagangan internasional, konflik geopolitik, dan perubahan kebijakan moneter di berbagai negara menjadi pendorong utama peningkatan permintaan terhadap emas.

"Emas tidak hanya memberikan stabilitas di tengah volatilitas pasar, tetapi juga menunjukkan performa yang solid ketika aset-aset berisiko lain menghadapi tekanan. Di tahun 2025, kami mempertahankan pandangan overweight pada emas sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio,” ujar Fan di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

HSBC GPB menyebutkan, emas juga didukung oleh proyeksi kebijakan pemangkasan suku bunga oleh sejumlah bank sentral dunia. Penurunan suku bunga cenderung meningkatkan daya tarik emas karena menurunkan opportunity cost dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil bunga.

Selain itu, pelemahan dolar AS yang diproyeksikan mulai paruh kedua tahun ini memberikan ruang bagi kenaikan harga emas, mengingat emas dihargai dalam dolar AS dan menjadi lebih murah bagi investor non-dolar. Di tengah volatilitas pasar yang diperkirakan tetap tinggi pada tahun ini, emas menjadi pilihan utama bagi investor untuk melindungi portofolio mereka.

“Dalam lingkungan di mana ketidakpastian global meningkat, emas memberikan fungsi lindung nilai yang penting, tidak hanya terhadap inflasi tetapi juga terhadap kejadian risiko ekstrem seperti krisis keuangan atau konflik geopolitik," kata dia.

Asia, sebagai salah satu pasar utama emas dunia, juga terus menunjukkan permintaan yang kuat. Di India dan China, permintaan emas didorong oleh faktor budaya dan ekonomi, menjadikannya salah satu aset favorit untuk investasi jangka panjang.

Oleh karenanya, HSBC GPB merekomendasikan investor untuk mempertimbangkan emas sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. Karena, dengan prospek pasar yang dinamis di 2025, emas tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang paling relevan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler