Alasan Mengapa Pengakuan Raffi Ahmad Soal Mobil RI 36 Malah Bisa Munculkan Masalah Baru

Pengakuan Raffi soal mobil RI 36 dinilai janggal oleh analis komunikasi politik.

Republika/Prayogi
Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bayu Adji P, Rizky Suryarandika

Baca Juga


Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad telah mengakui, bahwa mobil berplat RI 36 merupakan kendaraan dinasnya. Mobil itu viral lewat klip video yang menampilkan upaya menerobos kemacetan sambil dikawan oleh petugas pengawalan (patwal) yang 'arogan'.

"Dalam video tersebut, terlihat personel pengawal mobil dengan plat RI 36 berinteraksi dengan pengemudi taksi Alphard. Saya membenarkan bahwa mobil tersebut adalah mobil saya; Raffi Ahmad," kata Raffi dalam keterangan pers pada Sabtu (11/1/2025).

Walau demikian, Raffi membantah dirinya berada di dalam mobil saat kejadian itu berlangsung. Raffi berkilah kejadian itu terjadi saat dirinya tak berada di dalam mobil.

"Tapi saat itu saya tidak ada di mobil, karena mobil dalam perjalanan menjemput saya; sebelumnya mengambil beberapa berkas penting, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke rapat selanjutnya," ujar Raffi.

Alibi Raffi tak berada di dalam mobil RI 36 saat insiden terjadi dinilai janggal oleh analis komunikas politik, Hendri Satrio. Menurut dia, pernyataan Raffi yang menyatakan bahwa dirinya tak ada dalam mobil pada saat iring-iringan itu justru kontroversial.

"Terus kalau dia tidak ada dalam mobil, mengapa mobil itu dikawal? Terus Patwal itu mengawal mobil atau mengawal pejabat? Terus itu siapa yang ada di dalam mobil? Kan jadi itu pertanyaannya juga," kata dia, Senin (13/1/2025).

Tak hanya itu, pernyataan Raffi soal penyebar video iring-iringan yang sudah minta maaf itu justru menimbulkan masalah baru. Pasalnya, pernyataan itu membuat persepsi di masyarakat bahwa Utusan Presiden menekan masyarakat karena menyebarkan sebuah peristiwa.

"Pernyataan Raffi soal penyebarnya sudah minta maaf pun juga menjadi pertanyaan, apakah Raffi kemudian menekan penyebar video? Kalau menekan penyebar video, mengapa? Atas dasar apa? Apakah saat itu Raffi merasa terancam atau bagaimana?" kata Hendri. 

Hendri berpendapat, masalah komunikasi pada Raffi Ahmad ini pun sebelumnya terjadi pada Miftah Maulana atau Gus Miftah. Karena itu, ia menyarankan Presiden Prabowo Subianto segera mengevaluasi Raffi sebagai utusan khusus. Sebab, evaluasi itu penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap jabatan tersebut. 

"Evaluasi itu penting juga agar kita bisa memastikan sosok yang mengisi jabatan utusan presiden tersebut merupakan sosok yang kompeten serta memberi kontribusi yang nyata, tak hanya kontroversi seperti ini," kata dia.

 

Dalam keterangan persnya Sabtu lalu, Raffi juga menjabarkan kronologi kejadian versi dirinya. Pertama, di depan rangkaian terdapat taksi Alphard, di depan taksi tersebut ada truk berhenti, sehingga taksi mengambil jalur sebelah kanan dan hampir menyerempet mobil di jalur tersebut. Pengemudi taksi dan mobil tersebut kemudian membuka jendela dan saling adu argumen.

"Petugas patwal yang melihat hal ini, khawatir akan menimbulkan kemacetan karena lalu lintas sedang lumayan padat, langsung menegur pengemudi taksi bicara dan menunjuk dengan maksud kira-kira 'hei jangan bertengkar , Bapak ayo maju' dengan gestur tangan yang terlihat di video," begitu kelit Raffi.

Raffi membantah arogansi patwal yang mengiri mobil dinasnya. Raffi lantas berjanji kejadian ini akan menjadi bahan evaluasinya.

"Jadi tidak ada narasi arogan seperti yang tersebar di media sosial. Personel yang bersangkutan juga sudah dievaluasi oleh instansi kepolisian dan akan terus dibina agar lebih baik lagi. Ke depannya seluruh tim akan lebih berhati-hati dan bijak saat berkendara," ujar Raffi membela diri.

Pada Senin (13/1/2025), Raffi terpantau mendatangi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan. Berdasarkan pantauan Republika, Raffi tiba di Gedung DPR/MPR pada sekitar pukul 13.20 WIB.

Raffi yang mengenakan kemeja putih dan celana krem itu langsung bergegas naik lift. Raffi sempat menyapa beberapa orang yang berada di Gedung Nusantara III. Namun, ia tidak memberikan komentar sedikitpun saat ditanya oleh wartawan.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengaku ikut memantau mengenai peristiwa yang ramai dibicarakan di media sosial itu. Ia juga telah bertanya langsung kepada Raffi mengenai kejadian yang sebenernya. 

"Jadi yang pertama, saya sempat menanyakan bahwa kendaraan itu untuk menjemput dia (Raffi) dalam suatu kegiatan di tempat lain, karena dalam satu kegiatan itu dia pergi bersama rekannya," kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (13/1/2025).

Sementara itu, kendaraan dinas itu sedang membawa berkas milik Raffi. Kendaraan itu juga hendak menjemput Raffi yang akan melanjutkan kegiatan ke tempat lainnya. 

"Kendaraan itu sambil membawa berkas itu kemudian untuk menjemput yang bersangkutan," ujar Dasco.

Menurut dia, komisi teknis di DPR juga telah berkoordinasi dengan Korlantas Polri untuk mengetahui peristiwa yang sebenernya terjadi di lapangan. Berdasarkan keterangan dari kepolisian, petugas pengawalan itu hendak menegur sopir taksi yang sedang adu argumen dengan pengendara lainnya.

"Kejadiannya ternyata pada saat mobil atau iring-iringan mau melewati beberapa mobil, itu ada pertengkaran antara sopir taksi dengan mobik yang lain, sehigga kemudian polisi patwal-nya itu menegur, menengahi, jangan ribut membuat macet. Itu aja," kata dia.

Infografis Tanda Ban Mobil Harus Diganti - (republika.co.id)

 

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan teguran kepada sejumlah pihak yang terlibat dalam insiden kendaraan dinas dengan nomor polisi RI 36 yang viral di media sosial karena dinilai arogan. Namun, ia tak mengungkap siapa saja yang menjadi sasaran tegurannya.

"Sudah, sudah kita tegur," ujar Teddy melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu.

Meski tidak mengungkap nama pejabat yang memiliki hak guna atas kendaraan dinas jenis Lexus bernomor polisi RI 36 itu, Teddy telah menyampaikan pesan kepada semua pihak, termasuk pejabat untuk berhati-hati dalam berkendara.

"Sudah diingatkan kembali semuanya agar semakin berhati-hati dan bijak saat berkendara," katanya.

Sementara itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah memanggil dan menegur petugas patwal yang terlibat dalam insiden yang terjadi pada Rabu (8/1/2025) sekitar pukul 16.30 WIB di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta. "Saat ini anggota sudah dilakukan pemanggilan dan klarifikasi terkait kejadian tersebut serta diberikan sanksi teguran untuk lebih humanis pada saat melaksanakan giat pengawalan," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Argo Wiyono dalam keterangannya yang diterima, Sabtu (11/1/2025).

Argo menerangkan, kejadian bermula saat taksi Alphard dan mobil Ertiga putih nyaris bersenggolan akibat truk penambal jalan yang sedang berhenti di lajur tengah. Petugas patwal yang mengawal mobil dinas tersebut berusaha mengurai kemacetan, namun terlihat menunjuk sopir taksi dengan gestur yang dianggap arogan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler