Alexander Isak, Penerus Zlatan Ibrahimovic yang Makin Tajam Bersama Newcastle

Isak tak melupakan negara leluhurnya Eritrea dengan berdonasi ke sana.

Owen Humphreys/PA via AP
Penyerang Newcastle United Alexander Isak merayakan golnya ke gawang Wolverhampton Wanderers.
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi lawan-lawan Newcastle United, Alexander Isak adalah masalah. Ia punya banyak senjata untuk melumpuhkan kiper lawan. Gocekan, tendangan jarak jauh, penempatan posisi, dan ketenangan menuntaskan peluang.

Baca Juga


Atribusi ini ditunjukkan oleh Isak saat ia mencetak dua gol dan satu assist untuk membawa Newcastle menang mudah 3-0 atas tim papan bawah Wolverhampton Wanderers di St James’ Park, Kamis (16/1/2025) dini hari WIB.

Hanya empat pemain yang mencetak gol dalam delapan pertandingan Liga Primer berturut-turut. Isak bergabung dengan Jamie Vardy dan Ruud van Nistelrooy, keduanya menorehkan catatan apik ini dua kali. Satu lagi adalah Daniel Sturridge. Isak kini sudah mengemas 15 gol dan 5 assist dari 19 pertandingan di Liga Primer Inggris musim ini.

"Saya merasa luar biasa," kata Isak. "Secara individu saya merasa bebas dan percaya diri, tetapi melihat tim, kami juga bermain dengan baik, bertahan dan dengan ancaman di depan."

Isak menegaskan, yang terpenting adalah tim. Ia merasa harus terus berkontribusi dengan gol. Ketika Newcastle bermain dengan performa terbaik, ia menilai para pemainnya akan merasa bebas.

"Di posisi saya juga, saya ingin dapat mengekspresikan diri saya dengan cara terbaik yang saya bisa," ungkapnya.

Isak tampaknya akan meneruskan tradisi di timnas Swedia yang bergantung pada pemain keturunan. Pada era 1990-an ada Martin Dahlin, penyerang pertama berkulit hitam Swedia yang lahir dan besar di Uddevalla. Dahlin berayahkan warga Nigeria yang menjadi imigran.

Berikutnya ada Zlatan Ibrahimovic. Zlatan bahkan tak punya darah Swedia. Ia berayah Muslim Bosnia dan ibu dari Kroasia yang hijrah dari negara mereka ke Swedia.

Sementara Isak merupakan anak dari pasangan imigran Eritrea. Ia lahir di Solna pada 21 September 1999.

Isak bermain untuk tim nasional muda Swedia dalam kategori U-16 hingga U-21. Ia dipanggil ke tim nasional Swedia untuk pertandingan persahabatan melawan Pantai Gading pada 8 Januari 2017 dan Slowakia pada 12 Januari.

Ia mencetak debutnya melawan Pantai Gading, masuk menggantikan Per Frick pada menit ke-62 dalam kekalahan 1–2. Ia memulai pertandingan kedua melawan Slowakia, mencetak gol pertama dalam kemenangan 6–0 pada menit ke-19, menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah tim nasional Swedia pada usia 17 tahun, 3 bulan, dan 22 hari.

Ia sudah mencatatkan 50 pertandingan membela Swedia, tapi baru mencetak 15 gol. Namun dengan usianya yang masih 25, Isak bisa menambah pundi-pundi golnya. Apalagi jika ia dimaksimalkan dengan baik seperti di Newcastle.

Isak tipe penyerang modern, bisa beroperasi sebagai striker tunggal, pemain sayap kiri, dan duet penyerang. Ia bisa menggunakan kekuatannya untuk menahan bola untuk menjadi pemantul, tapi juga punya kecepatan untuk mengeksploitasi celah dalam pertahanan lawan.

Isak sekarang menjadi monster saat bermain, tapi sudah jadi malaikat sejak lama di luar lapangan hijau. Sejak punya banyak uang, Isak rajin membantu anak-anak muda di negara leluhurnya, Eritrea. Pada 2018, Isak mengunjungi Eritrea saat libur kompetisi. Ia berkolaborasi dalam proyek sepak bola untuk anak-anak di sana.

Isak terus terlibat dalam berbagai kegiatan amal untuk masyarakat di Eritrea. Ia mengirimkan donasi kepada organisasi yang menangani anak-anak kurang mampu. Bersama Isak yang baik hati, Newcastle kini mengintip peluang menjuarai Liga Primer Inggris.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler