Gencatan Senjata Gaza, Wamenlu RI: Kemenangan Palestina, Kemenangan untuk Kemanusiaan
Indonesia akan tetap konsisten memberikan dukungan buat kemerdakaan Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Gencatan senjata antara tentara pejuang Hamas di Jalur Gaza dengan Zionis Israel merupakan kemenangan rakyat Palestina. Pemerintah Indonesia berharap penghentian perang tersebut dilaksanakan konsisten dan bertanggung jawab.
Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta menilai gencatan senjata tersebut merupakan babak baru dalam komitmen internasional untuk mendukung kemerdekaan seluruh rakyat Palestina. “Gencatan senjata ini, merupakan kemenangan Palestina. Dan yang paling utama adalah kemenangan untuk kemanusiaan,” kata Anis dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Anis menilai, selama 15 bulan atau 460 hari dalam invansi militer Zionis Israel masyarakat Palestina di Jalur Gaza sudah memberikan pengorbanan, dan perlawanan untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Adanya penghentian perang, kata Anis, diharapkan tak mengendurkan usaha-usaha bersama untuk kemerdekaan Palestina. Pemerintah Indonesia, kata Anis menegaskan akan tetap konsisten memberikan dukungan bagi kemerdekaan Palestina.
Pun kata Anis, internasional dalam posisi yang sama untuk usaha-usaha bangsa Palestina bisa lepas dari cengkraman ekspansi militer Zionis Israel. Karena itu, pemerintah Indonesia, pun mengharapkan gencatan senjata di tersebut tetap pada tujuan utama untuk kemerdekaan Palestina.
“Gencatan senjata ini, bukanlah akhir. Melainkan babak baru dalam perjuangan bangsa Palestina menuju kemerdekaan. Kita juga mendorong masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional untuk ikut berkontribusi dalam membangun kembali Palestina yang telah luluh-lantak karena perang. Baik melalui bantuan kemanusian, maupun bantuan di bidang infrastruktur, ekonomi, dan sumber daya manusia,” kata Anis.
“Dan kita berharap gencatan senjata ini dilaksanakan secara konsisten dan komprehensif sesuai dengan isi perjanjian,” ujar ketum Partai Gelora itu menambahkan.
Gencatan senjata antara Hamas dengan Zions Israel menghentikan sementara peperangan yang terjadi di Jalur Gaza. Militer Israel melakukan invansi melalui operasi militer sejak Oktober 2023 lalu merespons balasan Hamas yang melakukan serangan ke wilayah Negara Yahudi itu pada 7 Oktober 2023 lalu.
Selama 15 bulan peperangan di Jalur Gaza sedikitnya 47 warga Palestina meninggal dunia. Mereka yang syahid didominasi perempuan dan anak-anak. Karena selama serangan tentara Zionis Israel itu menyasar ke fasilitas-fasilitas masyarakat biasa, bahkan melakukan serangan ke rumah-rumah sakit, juga pengeboman via udara di lokasi-lokasi pengungsian. Internasional mengecam kebiadaban Zionis Israel itu dengan tudingan telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Bahkan Majelis Pidana Internasional (ICC) menyatakan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu melakukan kejahatan perang. Atas labes tersebut, Anis Matta melanjutkan agar gencatan senjata yang sudah disepakati tak melupakan kekejaman Zionis Israel selama invansi militernya di Jalur Gaza selama ini. Internasional mesti melakukan penegakan hukum atas tanggung jawab genosida dan kejahatan perang tersebut.
“Dunia internasional tidak boleh melapakan kekejaman Israel selama perang Gaza. Pemerintah Indonesia mendukung ICC untuk tetap memperjuangkan keadilan bagi seluruh korban. Dan Israel harus bertanggung jawab atas genosisa ang telah mereka lakukan terhadap Bangsa Palestina,” begitu kata Anis.