Korban Kebakaran Los Angeles Pesimistis Proses Pemulihan Berlangsung Cepat

Warga korban kebakaran menghadapi melonjaknya biaya konstruksi.

Foto AP/John Locher
Seseorang berjalan melalui lingkungan yang hancur akibat Kebakaran di bagian Pacific Palisades di Los Angeles, Jumat, 10 Januari 2025.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karen Myles (66 tahun) keluar dari rumahnya di Altadena, California, tengah malam dengan mengenakan piyama, berhadapan dengan 'hutan pohon merah' yang menyala dan kabel listrik dari tiang listrik yang tumbang memercikkan api di jalan. Putranya, yang telah membangunkannya dari tidur lelap, berjalan menuju tempat yang aman.

Baca Juga


Kebakaran telah menghancurkan lingkungan tempat tinggalnya bulan ini dan dia tidak akan kembali lagi.

"Saya tidak akan membangun kembali. Oh tidak. Tidak sama sekali. Kebakaran itu telah merenggut segalanya dari saya. Saya akan terbang ke suatu tempat, ke suatu tempat yang indah. Mungkin Colorado," kata pensiunan berusia 66 tahun tersebut seperti dilansir dari Reuters pada Senin (20/1/2025).

Karen telah tinggal di rumah itu selama lebih dari 40 tahun dan akan merindukan teman-temannya. Namun, kebakaran hebat yang meluluhlantakan California tidak memberikan dirinya pilihan untuk tetap tinggal di area tersebut. 

Di seberang Los Angeles di pesisir, warga Pacific Palisades, Sonia dan James Cummings juga kehilangan rumah yang mereka beli pada 1987 dan direnovasi satu dekade lalu. James yang berusia 77 tahun tahun awalnya berniat menghabiskan seluruh hidupnya di Pacific Palisades. 

“Saya bekerja dua tahun tanpa henti membangun rumah idaman kami. Kami sudah sampai pada titik di mana semuanya sempurna. Saya tidak ingin melakukannya lagi," pasrah James.

Para korban salah satu kebakaran paling merusak dalam sejarah California tengah berjuang untuk memutuskan apakah akan membangun kembali, menghadapi serangkaian tantangan yang membingungkan, termasuk melonjaknya biaya konstruksi.

Salah satu masalah bagi banyak orang adalah abu beracun dan polutan lain yang menyelimuti lingkungan yang hancur, membentang dari satu blok ke blok lainnya. Kebakaran tersebut telah menewaskan sekitar dua lusin orang dan menghancurkan lebih dari 10 ribu bangunan.

"Bayangkan abu seperti debu halus dan berbahaya yang dapat terhirup dalam paru-paru dan dapat menyebabkan masalah besar di mana pun ia mendarat. Itu bukan sekadar tanah," demikian peringatan dari Departemen Kesehatan Masyarakat Los Angeles.

Direktur Pekerjaan Umum Daerah Los Angeles, Mark Pestrella, mengatakan sedang menyiapkan program gratis bagi pemilik rumah untuk membersihkan limbah berbahaya. Mark menyampaikan pemerintah berjanji memangkas birokrasi guna mempercepat pembangunan kembali.

"Kami akan membuang material dengan benar dan kami akan mengirimkan banyak material yang siap untuk dibangun," ucap Mark. 

Nada pesimistis muncul dari para korban kebakaran yang memperkirakan upaya pemulihan akibat kebakaran akan berlangsung lama. Warga Altadena, Shawna Dawson-Beer bahkan mengaku tidak mengenali jalan tempat tinggalnya saat dia kembali setelah kebakaran.

"Kami ingin pulang, dan rumah kami sudah tidak ada lagi. Hanya Tuhan yang tahu kapan pembersihan akan selesai," kata Shawna. 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler