Trump Janji Bongkar Dokumen Rahasia Pembunuhan JFK, Agen CIA Asal Israel Diduga Terlibat
Memo itu menunjukkan perwira CIA tertarik kepada kehidupan Oswald sebelum JFK dibunuh
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden terpilih Donald Trump mengatakan pada Ahad (18/1/2025), dia akan merilis dokumen-dokumen rahasia dalam beberapa hari mendatang. Dokumen tersebut berkaitan dengan pembunuhan Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy, Senator Robert Kennedy, dan pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr.
Trump, yang kembali ke Gedung Putih pada Senin (20/1/2025), berjanji pada masa kampanye untuk merilis file-file intelijen dan penegakan hukum rahasia mengenai pembunuhan JFK, presiden ke-35 AS, pada tahun 1963.
Dia telah membuat janji serupa selama masa jabatannya dari 2017 hingga 2021. Trump pun dilapokan sudah merilis beberapa dokumen yang terkait dengan pembunuhan JFK pada 1963. Namun, ia akhirnya tunduk pada tekanan dari Badan Intelijen Pusat dan Biro Investigasi Federal (FBI). Trump akhirnya memilih untuk merahasiakan sebagian besar dokumen tersebut, dengan alasan keamanan nasional.
“Dalam beberapa hari ke depan, kami akan mempublikasikan catatan-catatan yang tersisa terkait pembunuhan Presiden John F. Kennedy, saudaranya Robert Kennedy, serta Dr. Martin Luther King Jr. dan topik-topik lain yang menjadi perhatian publik,” ujar Trump dalam sebuah rapat umum di pusat kota Washington, sehari sebelum ia dilantik untuk masa jabatan kedua kalinya.
Trump tidak merinci dokumen mana yang akan dirilis. Dia pun tidak menjanjikan pembukaan dokumen secara menyeluruh. Seperti diketahui, Marthin Luther King dan Robert Kennedy dibunuh pada 1968.
Pembunuhan JFK, khususnya, terus menjadi daya tarik di Amerika Serikat. Pembunuhan tersebut dikaitkan dengan seorang penembak tunggal, Lee Harvey Oswald, dan Departemen Kehakiman. Sementara itu, badan-badan pemerintah federal lainnya telah menegaskan kembali kesimpulan tersebut dalam beberapa dekade terakhir. Meski demikian, jajak pendapat menunjukkan bahwa banyak orang Amerika percaya bahwa kematiannya adalah hasil dari konspirasi yang lebih luas.
Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan yang ditunjuk Trump, Robert F. Kennedy Jr, putra Robert Kennedy dan keponakan JFK, mengatakan bahwa ia yakin CIA terlibat dalam kematian pamannya. Tuduhan tersebut dinilai CIA sebagai sesuatu yang tidak berdasar.
Kennedy Jr. juga mengatakan bahwa ia yakin ayahnya dibunuh oleh beberapa orang bersenjata, sebuah pernyataan yang bertentangan dengan laporan resmi.
Pada masa pemerintahan sebelumnya, Donald Trump berangsur membuka dokumen-dokumen rahasia terkait kasus tersebut. Pada Juli 2023, Trump memerintahkan untuk melakukan deklasifikasi dokumen terkait kasus pembunuhan JFK. Salah satu fakta baru yang tersaji adalah keterlibatan Reuben Efron. Dia merupakan seorang screener (penyaring) dari Badan Intelijen AS atau CIA.
Dalam dokumen terbaru yang dirilis, terungkap bahwa Efron sempat menyadap surat-surat milik Lee Harvey Oswald, yakni pelaku penembakan terhadap JFK. Oswald adalah mantan anggota Marinir AS yang dituduh menganut Marxisme dan membelot kepada Uni Soviet.
Meski demikian, penyadapan surat-surat milik Oswald oleh Efron terjadi berbulan-bulan sebelum peristiwa penembakan terhadap JFK terjadi. Hal itu menimbulkan pertanyaan dan misteri baru tentang cerita di balik kematian JFK.
"Petunjuk menggiurkan untuk mengungkap konspirasi rumit yang coba ditutup-tutupi oleh pemerintah selama beberapa dekade? Bukti tambahan bahwa CIA mengetahui lebih banyak tentang Oswald daripada yang diketahui sebelumnya? Atau ada detail kecil yang dirahasiakan selama ini karena adanya tuntutan birokrasi yang tidak relevan dengan pertanyaan apakah Oswald adalah satu-satunya pria bersenjata pada hari nahas itu?" tulis New York Times dalam laporannya.
Jeferson Morley, penulis berbagai buku tentang CIA dan Kennedy turut menyoroti fakta baru yang terungkap dalam dokumen pembunuhan JFK. "Memo tersebut menunjukkan bahwa perwira tinggi CIA tertarik pada detail terkecil kehidupan Oswald, 17 bulan sebelum Kennedy terbunuh," tulis Morley pada laman blog-nya "JFK Facts".
"Jika Oswald adalah 'satu-satunya pria bersenjata', seperti yang diyakini oleh sebagian besar warga Amerika, maka agen klandestin memiliki lebih banyak akses terhadap informasi pribadinya (Oswald) daripada yang diketahui sebagian besar orang," kata Morley.
Oswald diketahui tewas dua hari pasca terbunuhnya JFK. Dia ditembak ketika hendak dipindahkan dari penjara kota ke penjara daerah di markas besar Kepolisian Dallas. Pelaku penembakan adalah Jack Ruby, seorang pemilik klub malam.
Siapa Reuben Efron?
Selain berdinas di CIA, Efron adalah seorang letnan kolonel di Angkatan Darat AS. Dia merupakan seorang imigran Yahudi dari Lituania. The Jewish Telegraphic Agency (JTA) sempat menggali kehidupan Efron pasca dirilisnya dokumen rahasia terbaru terkait pembunuhan JFK.
Efron lahir sebagai Ruvelis Effronas di Simnas, Lituania, pada 12 April 2011. Dia bersekolah di sekolah menengah Yahudi di sana, kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di Vytautas Magnus University. Dia menjalani praktik hukum selama lima tahun di kota tersebut. Kota itu sempat menjadi ghetto Yahudi di bawah pemerintahan Nazi pada Perang Dunia II.
Efron bermigrasi ke AS pada Desember 1939. Dia tiba di Miami melalui Kuba. Dokumen imigrasi AS mencantumkan profesinya sebagai salesman. Menurut riwayat keluarga, tahun berikutnya Efron mendaftar ke Atlanta Law School. Dia bekerja di toko pakaian di pusat kota Atlanta hingga lulus pada 1990-an. Efron disebut mahir berbahasa Rusia, Ibrani, Yiddish, dan Jerman.
Efron mendaftar Angkatan Udara AS selama Perang Dunia II sebagai penerjemah. Menurut Miami Herald, Efron pun sempat terlibat perundingan damai pasca-perang, terutama terkait pemukiman kembali pengungsi perang. Sejak saat itu, Efron aktif bekerja untuk Pemerintah AS.
Berdasarkan penelusuran JTA, terungkap bahwa Efron menghabiskan masa hidupnya di Israel sebelum meninggal pada 22 November 1993 atau 30 tahun pasca peristiwa pembunuhan JFK. Selama di Israel, Efron menyumbangkan lima artikel pada 1970-an ke Jewish Bible Quarterly (JBQ), sebuah publikasi yang berafiliasi dengan World Zionist Organization yang berbasis di Yerusalem. Dia membagikan keahliannya di bidang spionase.
Dalam salah satu artikelnya, Efron secara langsung membahas masalah mata-mata yang salah dalam menilai target pengawasan mereka - sebuah kritik yang dilontarkan terkait pembacaannya terhadap Lee Harvey Oswald.
Perincian tentang identitas dan latar belakang Efron tidak banyak diketahui oleh komunitas ahli teori pembunuhan JFK. Dibandingkan fakta bahwa seorang pejabat senior CIA sedang melacak Oswald dan masih banyak yang tampaknya belum diketahui tentang kasus pembunuhan JFK.
Hingga saat ini sekitar 4.600 dokumen rahasia terkait pembunuhan JFK masih belum dibuka untuk publik oleh Pemerintah AS