Wafatnya Qari di Masjid Aceh Saat Baca Surat Al-Isra Ayat 1 Jadi Sorotan Media Arab
Tengku Ahmad Hasbi wafat saat membaca surat Al Isra ayat 1
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wafatnya qari sekaligus guru bahasa Indonesia, Tengku Hasbi Ahmad, menjadi sorotan media Aljazirah.
Dikutip dari Aljazirah, Selasa (28/1/2025), Tengku Hasbi, pria berusia 55 tahun itu meninggal dunia pada Ahad (26/1/2025) setelah sholat maghrib saat membaca awal Surat al-Isra di sebuah masjid dalam sebuah sesi tentang Isra dan Miraj.
Seorang warga yang sedang duduk di Masjid Mujahidin di Desa Gedung Gedung, Kota Juan, Kabupaten Peren Timur, Provinsi Aceh, merekam kejadian tersebut dengan kamera telepon genggamnya, di mana syekh tersebut terlihat mengenakan pakaian khas Arab berwarna kuning.
Pembaca terlihat jatuh dari mimbarnya ketika dia sedang membaca ayat pertama dari Surat Al-Israa, dan meskipun ia telah menyelesaikan bacaannya, dia kembali mengulangi firman Allah SWT
لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا
”Untuk menunjukkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami", pada saat itulah dia terjatuh dan meninggal dunia, dan para hadirin bergegas menghampirinya untuk memeriksanya, kemudian dia dibawa ke rumah sakit di mana tim medis mengkonfirmasi kematiannya.
Tengku Rusli, yang merupakan presenter acara tersebut mengatakan bahwa ketika Tengku Hasbi terjatuh dan mereka menjangkaunya, dia tampak terengah-engah.
Dia menekankan bahwa ketika almarhum tiba di masjid tepat sebelum sholat Maghrib, dia tampak sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau sakit, sekitar dua jam sebelum kematiannya.
Masyarakat Aceh mengenal Tengku Hasbi Ahmad sebagai salah satu tokoh agama di Biren, salah satu kabupaten di Provinsi Aceh. Dia adalah kepala sekolah di sebuah sekolah dasar negeri di provinsi tersebut, dan dikenal karena pengetahuan dan kebijaksanaannya, serta dihormati di masyarakat.
BACA JUGA: Perburuan Tentara Israel di Brasil dan Runtuhnya Kekebalan Negara Zionis
Dia juga merupakan salah satu imam di Masjid Mujahidin, tempat dia wafat kemarin, dan dikenal oleh masyarakat di kampung halamannya karena suaranya yang merdu dan kemahirannya dalam membaca Alquran.
Kematiannya beredar luas di media sosial, dan masyarakat Indonesia berkabung pada Ahad terakhir bulan Rajab, dan dia dimakamkan di desanya pada hari Senin.
Kegiatan ini sendiri rencananya akan disemarakkan tentang kajian tentang biografi Nabi tentang Isra dan Miraj, yang disampaikan oleh Syekh Abu Muhammad Ubayd Kubba, Pengasuh Pesantren Sultan Raja Salih.
Rahasia Al-Isra ayat 1
Perjalanan Isra dan Miraj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diabadikan dalam surat Al Isra. Surat ini memiliki 111 ayat dan ayat pertama memuji Allah SWT yang telah memperjalankan hamba-Nya Nabi Muhammad SAW.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"Mahasuci Dia, yang telah memperjalankan hambanya di malam hari dari Masjiidil Haram ke Masjid Al Aqsha yang kami berkati sekelilingnya, karena hendak Kami perlihatkan kepadanya tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia adalah Mahamendengar, Mahamelihat." (QS Al Isra ayat 1)
Prof Dr Hamka mengatakan, ayat ini menegaskan bahwa Tuhan Allah SWT memang telah mengisrakan, memperjalankan di waktu malam, akan hamba-Nya Muhammad SAW dari Masjidil-Haram, yakni Makkah Al-Mukarramah, ke Masjid Al Aqsha, di Palestina. Al Aqsha, artinya yang jauh.
"Perjalanan biasa dengan kaki atau unta dari Makkah ke Palestina itu ialah 40 hari," kata Prof Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar.
Di dalam ayat ini sudah bertemu susunan kata yang menunjukkan kesungguhan hal ini terjadi. Pertama dimulai dengan mengemukakan kemahasucian Allah SWT bahwasanya apa yang diperbuatnya Mahatinggi dari kekuatan alam.
Mahasuci Dia, yang membelah laut untuk Musa, menghamilkan Maryam dan melahirkan Isa tidak karena persetubuhan dengan laki-laki. Sekarang Mahasuci Dia, yang memperjalankan Muhammad SAW ke masjid jauh di malam hari.
Kata penegas yang ketiga di ayat ini ialah menyebut Muhammad SAW hamba-Nya. Hamba-Nya yang boleh diperbuat-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya. Maka jika dibaca ayat ini dengan renungan mendalam, memang jarang biasa terjadi.
BACA JUGA: Serangan Yaman yang Merepotkan Israel dan Jatuhnya Pamor Militer Amerika di Kawasan
Tetapi tidak mustahil bagi Allah SWT Yang Mahasuci dan Maha-Agung, terhadap hamba-Nya yang telah dipilihNya.
Dalam ayat pun disebut bahwa Masjid Al Aqsha itu adalah tempat yang telah diberkati sekelilingnya. Karena di situlah nabi-nabi dan Rasul-rasul, berpuluh banyaknya, sejak Musa sampai Dawud dan Sulaiman alaihimussalam telah menyampaikan wahyu Tuhan.
Ke situlah Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu dibawa, lalu dipertemukan dengan arwah mereka itu sebelum beliau dimirajkan, diangkatkan ke langit.
Sumber: Aljazirah