Alquran Paling Laku di Amerika, Begini Penjelasan Menag Nasaruddin Umar

Alquran lebih laku diborong ketimbang buku-buku populer.

dok ist
Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar.
Rep: Muhyiddin Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut penerbitan Alquran di Amerika Serikat paling laku dibandingkan dengan buku-buku lainnya. Hal ini disampaikan Menag untuk menunjukkan bahwa semua etnik di semua zaman mengagumi kitab suci umat Islam ini.

Baca Juga


"Beberapa waktu yang lalu juga salah satu majalah perbukuan di Amerika mencatat bahwa penerbitan yang paling laku di seluruh Amerika, tidak ada penerbitan yang mampu menandingi penerbitan Alquran," ujar Nasaruddin saat sambutan dalam acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Internasional ke-IV di Jakarta, Rabu (29/1/2025).

Bahkan, lanjut dia, Alquran lebih laku dibandingkan dengan novel The Da Vinci Code yang dalam satu tahun terjual 5 juta eksemplar. Menurut dia, buku fenomenal itu juga tidak mampu menandingi penjualan Alquran.

"Tapi itu pun juga belum mampu menyaingi oplah penjualan Alquran," ucap dia.

Tidak hanya di Amerika, menurut dia, di negara-negara Eropa ternyata juga belum ada yang bisa menandingi oplah penjualan Alquran.

"Ini artinya apa? Bahwa Alquran itu menjadi pusat perhatian, bukan hanya oleh para seniman, bukan hanya para politisi, bukan hanya para ahli agama, tapi juga para saintis terutama yang sekarang ini banyak mengkaji, mendalami Alquran. Semakin dikaji semakin bermunculan rahasia-rahasia ajaib kedahsyatan Alquran itu sendiri," kata Nasaruddin.

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini juga menekankan bahwa Alquran itu bukan hanya petunjuk umat Islam saja, tapi juga menjadi petunjuk dan Rahmat bagi seluruh alam semesta.

"Kalau ada alam yang selain alam yang kita kenal itu pun juga Alquran menjadi petunjuk di sana itu," jelas Nasaruddin. 

Pembukaan MTQ

Menag Nasaruddin mengatakan penyelenggaraan MTQ bukan hanya lomba seni membaca Alquran semata, tetapi manifestasi kecintaan terhadap Alquran.

"Kenapa begitu kita mencintai Alquran? Karena kita tahu bahwa Alquran itu adalah Kalamullah, firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT). Alquran ini mampu mencerahkan masyarakat," ujar Menag Nasaruddin Umar.

Menurut Menag, Alquran selalu relevan dengan perkembangan zaman, dimulai sejak diturunkan hingga saat ini ketika teknologi digital menghiasi ruang-ruang kehidupan masyarakat.

Relevansi itu menunjukkan bahwa kitab suci umat Islam itu begitu luar biasa menjadi pedoman dan pencerah bagi masyarakat, khususnya umat Islam.

Perihal tema yang diangkat dalam MTQ kali ini yakni "Alquran, Environment, and Humanity for Global Harmony" hal tersebut membuktikan bahwa dalam Alquran menyerukan umat manusia untuk menjaga lingkungan dari segala kerusakan.

"Topik MTQ kita hari ini Alquran, Environment and Humanity for Global Harmony. Ini saya kira suatu tantangan, ya, bahwa mari kita buktikan Alquran ini adalah salah satu kitab yang menekankan betapa pelestarian lingkungan itu suatu keharusan," kata Menag.

 

Menurut dia, dengan diangkatnya tema tersebut harus dapat membuktikan bahwa tudingan yang menyebut kitab-kitab agama Ibrahim sebagai pemicu kerusakan lingkungan salah.

"Kita buktikan berbeda dengan apa yang pernah tahun lalu ada yang menuding bahwa Abrahamic Religion Book menjadi buku-buku, kitab-kitab suci seperti Taurat, Injil, Zabur, Quran itu dituding sebagai salah satu faktor yang memicu kerusakan lingkungan," ujar Menag.

Ketika muncul tudingan tersebut, Menag Nasarudin bersama dengan beberapa petinggi agama lainnya berkumpul di New York untuk membantah bahwa kitab suci Abrahamik tidak pernah menjadi pemicu kerusakan lingkungan.

Ia pun menjelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang menjelaskan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Kemudian juga menjelaskan surat Al-Jasiyah ayat 13 yang menyebut bahwa Allah telah menundukkan yang ada di langit dan di bumi untuk manusia.

 

Menag Nasaruddin mengungkapkan bahwa ayat-ayat tersebut yang dianggap dalil untuk mengeksploitasi alam melampaui daya dukungnya.

"Kalau memotong ayat-ayat seperti itu, memang iya. Tetapi kita harus membaca Alquran itu secara komprehensif bahwa banyak sekali ayat-ayat Alquran," ujar Menag.

Lebih jauh Menag menjelaskan meskipun Allah telah menunjuk manusia sebagai khalifah dan alam semesta ditundukkan untuk manusia, tetapi Allah menegaskan bahwa manusia tidak boleh mengeksploitasi alam semesta.

"Meskipun manusia sebagai khalifah, meskipun ditundukkan, ditaskhirkan, untuk manusia tetapi kita tidak boleh melampaui batas. Jadi jika kita ingin melihat bumi ini langgeng, maka kita harus merawatnya itu message-nya Alquran," kata dia.

MTQ Internasional ini diikuti oleh sekitar 60 peserta dari 38 negara. Selain itu, sebanyak 22 dewan hakim berstandar internasional telah dipastikan hadir, 15 diantaranya berasal dari Indonesia, sementara lainnya dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler