Panen Raya Jadi Momentum Penting Perkuat Stok CBP

Total stok beras yang dikelola Bulog se-Indonesia mencapai 1,964 juta ton.

ANTARA FOTO/Yegar Sahaduta Mangiri
Pekerja (kiri) membantu mengangkat karung berisi beras bantuan ke atas motor warga yang datang untuk mengambil bantuan pangan cadangan beras di Desa Batubulan, Siau Barat Utara, Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (4/12/2024). Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersinergi dengan Perum Bulog dan pemerintah daerah setempat untuk menyalurkan bantuan 99,450 kilogram beras periode bulan Desember 2024 untuk 3.315 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Rep: Frederikus Dominggus Bata  Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panen raya pada Februari sampai April 2025 jadi momentum penting guna memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Pemerintah menggenjot serapan gabah/beras produksi petani selama periode tersebut. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, berbagai instrumen kebijakan akan diterapkan untuk mendorong optimalnya serapan gabah oleh Perum Bulog.

"Dengan target 3 juta ton setara beras ini, kita bekali dengan instrumen kebijakan harga, sehingga menjadi pedoman bagi Bulog. Harga GKP Rp 6.500 per kg tentunya bertujuan untuk melindungi petani sebagai elemen strategis dalam mendorong percepatan swasembada pangan. Selain itu, untuk kualitas beras derajat sosohnya kita turunkan menjadi 95 persen," ujar Arief seusai Rakortas bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pada Jumat (31/1/2025) di Jakarta.

Berdasarkan data Bulog yang dihimpun NFA, per 30 Januari 2025, realisasi pengadaan setara beras bersumber dari produksi dalam negeri telah sampai di angka 8.920 ton. Dengan itu, total stok beras yang dikelola Bulog se-Indonesia mencapai 1,964 juta ton.

Adapun dengan memadainya stok beras yang dikelola pemerintah, dapat menyeimbangkan kesinambungan hulu sampai hilir. Melalui upaya penyerapan hasil panen petani, maka harga tingkat petani dapat terjaga dan di hilir pun inflasi juga terkendali. Terlebih komoditas beras sepanjang 2024 punya andil 0,10 persen dengan frekuensi muncul sampai 6 kali sebagai penyumbang inflasi secara bulanan.

Lebih lanjut, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi panen pada Januari dan Februari masing-masing 1,31 juta ton beras dan 2,08 juta ton beras, serta pada Maret diperkirakan akan melonjak menjadi 5,20 juta ton beras. Berdasarkan tren, diperkirakan produksi beras masih akan surplus seiring musim panen raya di April dan Mei.

Total proyeksi angka tersebut sudah melampaui konsumsi beras bulanan sebesar 2,5 juta ton atau surplus. Dengan total proyeksi produksi 3 bulan pertama di 2025 sebesar 8,59 juta ton dapat memenuhi total kebutuhan konsumsi selama 3 bulan yang diestimasikan berada di 7,77 juta ton. Dengan itu masih terdapat surplus 820 ribu ton untuk triwulan pertama 2025.

"Tugas kita semua memastikan bahwa penyerapan gabah beras di lapangan dapat mencapai target yang ditetapkan. Jadi ini momentum yang baik untuk memaksimalkan serapan," ujar Arief, tertulis dalam keterangan NFA, dikutip Sabtu (1/2/2025).

Dalam keterangan pers usai Rakortas Kemenko Pangan tersebut, Menko Pangan Zulkifli Hasan mengatakan Bulog sudah dibekali dengan pendanaan yang kuat untuk memaksimalkan serapan gabah.

"Keuangan Bulog tidak ada masalah, ada Rp 23 triliun, ditambah lagi Rp 16,6 triliun. Bisa untuk beli beras 3 juta ton. Jadi tidak ada alasan bagi Bulog untuk tidak membeli dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah," ujar Zulhas.

"Bulog tidak bisa sendiri. Ini pekerjaan besar. Perlu dukungan semua pihak terkait. Dan kita kawal bersama," tambahnya.

Zulhas juga mengungkapkan, terdapat empat regulasi yang menopang percepatan swasembada pangan. Itu antara lain Instruksi Presiden terkait irigasi, Peraturan Presiden (Perpres) terkait Neraca Komoditas, Perpres mengenai penyaluran pupuk bersubsidi, dan regulasi terkait penyuluh pertanian.

Menko Pangan memahami tantangan berikutnya, perihal aksi penyerapan di lapangan. Ini pekerjaan besar. Bulog tidak bisa sendiri. Ia mendorong sejumlah kalangan lainnya untuk membantu mengawasi, sehingga tidak ada permainan harga.

"Oleh karena itu, ini tolong teman-teman media juga disampaikan, perlu dukungan semua pihak termasuk Menteri Dalam Negeri, ada gubernur, ada bupati, ada camat sampai ke desa. Karena sawah ini kan sampai ke desa-desa. Perlu dukungan sampai ke desa, perlu kita awasi bersama, kita bantu bersama-sama bulog untuk menyerap gabah itu dengan harga yang sudah ditentukan," tutur Zulhas.

Juga dengan TNI Polri, karena di desa itu, menurut Menko Pangan, ada Babinsa, ada Binmas. Dua elemen itu juga bisa membantu, agar bulog bisa melakukan penyerapan gabah setara beras, sekurang-kurangnya 3 juta ton, dalam periode yang ditentukan.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler