Perang Tarif Donald Trump, PM Trudeau: Warga Amerika akan Ikut Menderita

Perang tarif berpotensi menutup pabrik perakitan mobil Amerika.

(Justin Tang/The Canadian Press via AP
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berpidato menyusul penerapan tarif oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, di Ottawa, Sabtu, 1 Februari 2025.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Kanada yang akan lengser, Justin Trudeau, mengingatkan warga Amerika bahwa warga Kanada selalu berada di sisi mereka di 'saat-saat tergelap'. 

Baca Juga


Baik itu saat krisis penyanderaan Iran dan perang di Afghanistan, atau bencana alam yang mematikan seperti Badai Katrina dan kebakaran hutan California baru-baru ini. Pernyataan Trudeau disampaikan untuk merespon sikap Presiden AS Donald Trump yang mengenaikan tarif 25 persen terhadap barang-barang impor dari Kandar. 

Berbicara langsung kepada warga Amerika dari konferensi pers di Ottawa, Trudeau mengatakan bahwa ia tidak punya pilihan selain mengenakan tindakan balasan.

"Dari pantai Normandia hingga pegunungan di semenanjung Korea, dari ladang-ladang di Flanders hingga jalanan Kandahar, kami telah berjuang dan gugur bersama Anda di saat-saat tergelap Anda," kata Trudeau.

"Kami telah membangun kemitraan ekonomi, militer, dan keamanan paling sukses yang pernah ada di dunia... Kami selalu ada, berdiri bersama Anda."

Memperhatikan bahwa AS dan Kanada memiliki perbedaan di masa lalu, Trudeau mengatakan bahwa kedua negara selalu menemukan cara untuk mengatasinya.

"Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, jika Presiden Trump ingin memulai era keemasan baru bagi Amerika Serikat, jalan yang lebih baik adalah bermitra dengan Kanada, bukan menghukum kami," katanya.

"Sayangnya, tindakan yang diambil hari ini oleh Gedung Putih justru memecah belah kita alih-alih menyatukan kita," kata Trudeau.

Kanada, kata ia, akan menanggapi tindakan perdagangan AS dengan tarif 25 persen terhadap barang-barang Amerika senilai 155 miliar dolar Kanada ($106 miliar). 

Bahayakan warga Amerika

Ia juga memperingatkan keretakan hubungan Kanada-AS yang telah berlangsung lama. Putaran tarif pertama akan menargetkan barang-barang AS senilai 30 miliar dolar Kanada pada Selasa diikuti oleh tarif lebih lanjut terhadap produk-produk senilai 125 miliar dolar Kanada dalam tiga minggu.

"Kami tentu tidak ingin meningkatkan ketegangan. Namun, kami akan membela Kanada, warga Kanada, dan lapangan kerja Kanada," kata Trudeau.

Ia mengatakan konflik perdagangan akan memiliki dampak nyata tak hanya bagi warga Kanada tetapi juga bagi warga Amerika, yang menurutnya akan menderita akibat tindakan Presiden mereka.

"Tarif terhadap Kanada akan membahayakan pekerjaan Anda, berpotensi menutup pabrik perakitan mobil Amerika dan fasilitas manufaktur lainnya," Perdana Menteri Kanada mengatakan kepada warga AS.

"Mereka akan menaikkan biaya untuk Anda, termasuk makanan di toko kelontong dan bensin di pompa bensin," tambahnya.

Tarif akan berlaku untuk 'barang sehari-hari' seperti bir, anggur, dan bourbon Amerika serta buah-buahan, sayuran, peralatan konsumen, kayu, dan plastik, tambahnya -- dengan lebih banyak lagi.

Pajak Trump

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan tarif luas terhadap Kanada, Meksiko, dan China, dengan alasan ancaman dari imigrasi ilegal dan narkoba.

Ekspor Kanada ke Amerika Serikat akan menghadapi tarif 25 persen mulai Selasa, meskipun sumber daya energi dari Kanada akan memiliki pungutan 10 persen yang lebih rendah.

Perbatasan AS-Kanada sepanjang 9.000 km (5.600 mil) menangani perdagangan lebih dari $2,5 miliar per hari, terutama di bidang energi dan manufaktur, menurut data pemerintah Kanada dari tahun 2023.

Pada tahun 2023, Kanada mengekspor barang dan jasa senilai hampir C$550 miliar ke AS, atau lebih dari tiga perempat dari total ekspornya. Energi menyumbang 30 persen dan manufaktur menyumbang sekitar 15 persen untuk ekspor di selatan perbatasan.

Ekspor ke AS menyumbang sekitar 17,8 persen dari produk domestik bruto Kanada dan lebih dari 2,4 juta pekerjaan di Kanada.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler