Genosida di Tepi Barat Semakin Mengerikan, Israel Bunuh Ibu Hamil Delapan Bulan

Pasukan Israel terus membenarkan tindakan mereka dengan dalih "antiterorisme"

Ist
Sundos Shalabi
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT — Pasukan Penjajah Israel melakukan serangan mematikan di kamp pengungsi Nur Shams di Tepi Barat yang diduduki. Serangan tersebut menewaskan seorang perempuan Palestina yang sedang hamil dan bayinya yang belum lahir.

Baca Juga


Serangan tersebut merupakan bagian dari kampanye militer Israel yang intensif di seluruh wilayah Palestina. Pembunuhan tersebut menuai kecaman keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan pejabat Palestina.

Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi pembunuhan Sundos Jamal Mohammed Shalabi yang berusia 23 tahun, yang sedang hamil delapan bulan, bersama bayinya yang belum lahir. Suami Shalabi terluka parah dalam serangan itu, dilaporkan Al Mayadeen.

Menurut saksi mata yang dikutip oleh media Palestina, pasukan Israel menembaki wanita hamil dan suaminya saat mereka berusaha melarikan diri dari kekerasan. Pasukan pendudukan Israel belum mengeluarkan penjelasan atas pembunuhan Shalabi. Meski demikian, sebelumnya telah mengumumkan perluasan operasi militernya di Tepi Barat utara, yang menargetkan kamp pengungsi Nur Shams di dekat Tulkarm.

Invasi itu, yang dijelaskan oleh pejabat Palestina sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis "Israel" yang sedang berlangsung, melibatkan pengepungan di kamp tersebut, pengusiran paksa penduduk, dan pembongkaran skala besar. Buldoser dilaporkan menghancurkan rumah dan jalan dan menghalangi akses ambulans dan petugas darurat.

Tima Al-Khatib memeluk jenazah putrinya Laila (2 tahun) yang syahid ditembak Israel saat pemakamannya di desa Al-Shuhada, Tepi Barat, dekat Jenin, Ahad 26 Januari 2025. - (AP Photo/Majdi Mohammed)

 

Shalabi bukan satu-satunya wanita Palestina yang tewas dalam operasi tersebut. Rahaf Fouad Abdullah al-Ashqar yang berusia 21 tahun juga ditembak mati di dalam rumahnya setelah pasukan Israel menggunakan bahan peledak untuk menerobos pintu masuk. Ayahnya terluka parah dalam serangan itu.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk pembunuhan tersebut, dengan menyatakan bahwa itu adalah "kejahatan eksekusi" dan menuduh pasukan Israel sengaja menargetkan warga sipil yang tidak berdaya. Kementerian tersebut selanjutnya menyerukan penyelidikan internasional atas kejahatan perang yang terus dilakukan terhadap warga Palestina.

Militer Israel, yang mengklaim menargetkan 'militan', telah menolak memberikan bukti yang menghubungkan Shalabi atau al-Ashqar dengan kelompok bersenjata mana pun. Sementara itu, Menteri Keamanan Israel, Israel Katz, secara terbuka mengakui bahwa tujuan operasi militer baru-baru ini adalah untuk "menghancurkan infrastruktur di kamp-kamp pengungsi" dan mencegah warga Palestina membangun kembali.

Sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023, Israel telah meningkatkan serangannya di Tepi Barat, dengan sedikitnya 870 warga Palestina tewas dan lebih dari 7.100 orang terluka, menurut Doctors Without Borders.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendokumentasikan 657 serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan Palestina di Tepi Barat selama periode ini, yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan. Pasukan Israel terus membenarkan tindakan mereka dengan dalih "antiterorisme," sementara masyarakat Palestina mengalami pembantaian yang terus-menerus, pemindahan massal, dan penghancuran rumah mereka.

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler