Ramai Ancaman Carok di DIY, Kiai Asal Madura Kutip Ayat Alquran

Pesan ancaman carok di DIY mengundang perhatian warga.

Republika/Putra M. Akbar
Senjata tajam untuk carok. (ilustrasi)
Rep: Muhyiddin Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Surat bernada ancaman untuk melakukan carok oleh sekelompok mahasiswa kepada golongan etnis tertentu yang dinilai menimbulkan keresahan di Yogyakarta tengah menjadi perhatian masyarakat.

Baca Juga


Tidak kurang, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengambil sikap tegas agar tidak ada keributan antar etnis di kota pendidikan tersebut dan ancaman carok di daerah yang dipimpinnya bisa dimitigasi.

Sultan menuturkan, masalah yang berkembang antara masyarakat Madura dan Papua di DIY telah melalui beberapa pertemuan. Pertemuan dilakukan baik antara forkopimda maupun perwakilan masyarakat. 

Sultan juga menyebut dirinya telah menerima laporan hasil pertemuan tersebut. “Kami sudah berproses rapat dari satu tempat ke tempat lain. Semua unsur yang berkait itu sudah melakukan jalur-jalur pertemuan-pertemuan. Kesimpulannya sudah ada, ya, dari surat, dari pimpinan Madura juga punya, hasil rapat-rapat bersama forkopimda dan perwakilan, mereka juga sudah berproses semua," kata Sultan. 

Sultan menyebut, sudah ada dua keputusan penting sebagai langkah jangka pendek untuk meredakan situasi. Pertama, Sultan meminta agar warung-warung di Yogyakarta mencantumkan tulisan "bayar tunai" dalam transaksi jual beli. 

Selain itu, kata Sultan, juga tidak perlu ada tulisan “Boleh Berbelanja Selain Papua” yang dipampang di warung-warung Madura. "Kesimpulannya dari semua itu tadi hanya dua. Kesimpulan untuk jangka pendek yaitu warung itu punya tulisan bayar tunai, gitu. Perkara mau dibantu gratis, nah itu urusannya individu-individu. Tapi dengan tunai itu secara hukum punya posisi, gitu, bayar tunai, gitu,” jelas Sultan.

Kedua, Sultan meminta agar pihak berwenang memproses hukum setiap tindakan pemaksaan atau kekerasan yang terjadi. Dengan langkah ini, katanya, diharapkan dapat meredam dan mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. 

"Kalau terjadi pemaksaan dan sebagainya, kami minta proses hukum, ya kan, konsisten. Supaya dengan begitu kondisi itu menurun, ya, tidak terjadi lagi, ya. Itu saja keputusannya yang bisa dilakukan segera, gitu loh. Untuk mendinginkan suasana kesalahpahaman, itu," ungkap Sultan.

 

 

Carok adalah istilah yang berasal Jawa Timur, khususnya Pulau Madura. Istilah ini merujuk pada pertengkaran atau konflik fisik yang melibatkan kelompok atau individu. Carok biasanya terjadi di lingkungan masyarakat pedesaan dan sering kali melibatkan penggunaan senjata celurit.

Carok dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk perselisihan pribadi, konflik tanah, atau perbedaan pendapat dalam komunitas. Pertengkaran ini seringkali menjadi serius dan dapat mengakibatkan cedera atau bahkan kematian.

Perlu diingat bahwa carok merupakan suatu fenomena sosial yang kompleks, dan pendekatannya dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya, sosial, dan historis di mana itu terjadi.

Namun, yang menjadi pertanyaan, adakah ayat alquran yang berkaitan dengan carok?

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur asal Madura, KH Nur Fauzi Palestin menjelaskan, ayat Alquran yang berkaitan dengan carok termuat dalam surat Al-Ma'idah ayat 28, di mana Allah SWT berfirman:

لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِى مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَدِىَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”

 

 

Menurut Kiai Fauzi, ayat itu mencaritakan awal mula dimana pembunuhan itu terjadi pada periode awal umat manusia, di mana Qabil dan Habil terlibat pertikaian. Dalam carok itu, Qabil membunuh saudaranya itu.

“Dan ayat itu bukan melegitimasi carok sebagai budaya. Karena, di ayat yang lain Allah telah menyebutkan, siapa yang membunuh seseorang, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia,” jelas Kiai Fauzi.

Redaksi lengkapnya, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 32:

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

Artinya: “Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi. (QS Al-Ma’idah [5]:32).

Celurit yang biasanya menjadi senjata untuk carok di Madura. - (Antara)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler