Ini Beda Janji Gojek, Grab, dan Maxim Merespons Tuntutan THR Mitra Driver Ojol

"THR itu adalah budaya kita," kata Menaker Yassierli.

Republika/Prayogi
Sejumlah pengemudi ojek online (Ojol) menggelar aksi demo di depan Gedung Kemnaker RI, Jakarta, Senin (17/2/2025). Dalam aksinya mereka menyampaikan sejumlah tuntutan, salah satunya pemberian tunjangan hari raya (THR). aksi yang dimulai sekitar pukul 10.37 WIB di Kemnaker itu tampak hanya diikuti puluhan driver ojol. Beberapa driver membawa sejumlah spanduk dan kardus yang dijadikan sebagai banner dengan bertulisan berbagai aspirasinya.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Senin (17/2/2025), pengemudi ojek daring (ojol) yang tergabung dalam sejumlah serikat dan komunitas menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) di Jakarta. Mereka menuntut pemberian hak tunjangan hari raya (THR) dan kebijakan dari pemerintah untuk menekan aplikator agar berpihak ke pengemudi.

Baca Juga


Ihwal tuntutan THR, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati mengatakan, mitra pengemudi ojol memiliki hak sebagai pekerja, mengacu pada aturan Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003.

“Berdasarkan UU Nomor 13, driver ojol ini sudah termasuk pekerja karena memiliki unsur pekerjaan (menghasilkan barang dan/atau jasa), serta upah (sebagai hak pekerja/buruh yang diterima sebagai imbalan dari pengusaha),” kata Lily.

“Bahkan Pak Wamen (Immanuel Ebenezer Gerungan) sudah berkata bahwa ojol ini harus mendapatkan THR. Kami mengawal, Pak. Kami menyuarakan tuntutan kami,” ujar dia menambahkan.

Usai melakukan aksi berjam-jam, massa aksi akhirnya ditemui langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. Sejumlah perwakilan pengemudi ojol itu pun kemudian menyampaikan keluh kesahnya kepada Yassierli.

Yassierli mengaku telah menerima seluruh aspirasi dari para pengemudi ojol, baik roda dua maupun roda empat. Selain itu, pihaknya juga telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan perwakilan dari pengusaha atau aplikator. 

"Saya ingin katakan yang pertama, saya setuju tadi, THR itu adalah budaya kita," kata dia di hadapan para pengemudi ojol yang diterima di lobi Kemenaker, Senin siang. 

Ia mengaku merasakan keluh kesah para pengemudi ojol yang selama ini belum pernah merasakah THR. Apalagi, beberapa pengemudi ojol bercerita diminta THR oleh istri dan anak mereka.

Karena itu, Yassierli mengaku akan berupaya untuk memperjuangkan pemberian THR kepada para pengemudi ojol. Pasalnya, menurut dia, pemberian THR itu adalah "kebudayaan kita".

"Jadi pertimbangannya, kami akan mengedepankan yang pertama adalah, 'ayo kita sama-sama duduk, kita mendiskusikan bahwa ini bukan permasalahan apa-apa, tapi ini adalah bentuk pemihakan, bentuk kepedulian dari pengusaha kepada pekerja'," kata dia.

Ia pun meminta waktu kepada para pengemudi ojol terkait pembahasan THR. Ia berharap, pembahasan THR untuk para pengemudi ojol dapat dirampungkan dalam waktu dekat.

"Beri kami waktu, teman-teman semua. Ini kami sedang finalisasi dalam beberapa hari ini," kata dia.


 

Gojek menegaskan komitmennya untuk mendukung kesejahteraan mitra driver, meskipun tidak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) seperti yang diterima karyawan tetap. Chief of Public Policy & Government Relations GoTo Group Ade Mulya menjelaskan, sejak Gojek berdiri perusahaan tetap fokus pada dampak positif bagi ekosistemnya, salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan mitra driver.

"Sejak Gojek berdiri, komitmen kami tidak pernah berubah. Misi kami adalah untuk dapat terus menciptakan dampak positif bagi ekosistem kami, salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan mitra," ujarnya dalam keterangan, Selasa (18/2/2025).

Salah satu wujud nyata dari komitmen Gojek adalah pemberian saham gratis kepada mitra driver saat Initial Public Offering (IPO) GoTo pada 2022. Langkah ini memungkinkan banyak mitra untuk menjadi pemegang saham GoTo dan mendapatkan manfaat ekonomi seiring dengan pertumbuhan perusahaan.

Dalam menyambut Ramadan dan Idul Fitri, Gojek juga telah menyiapkan berbagai program untuk membantu mitra driver. "Kami sangat menghargai dan menjunjung tinggi makna serta berkah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, dan seperti tahun-tahun sebelumnya, Gojek senantiasa mendukung mitra driver dengan berbagai program, salah satunya adalah Paket Sembako Bazar Swadaya," ungkap Ade.

Tahun ini, Gojek juga sedang berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk membahas Tali Asih Hari Raya sebagai bentuk kepedulian lebih lanjut. "Tahun ini, sebagai bentuk kepedulian dan itikad baik perusahaan, Gojek tengah berkoordinasi intensif dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk membahas Tali Asih Hari Raya," ujar Ade.

"Gojek berkomitmen membantu sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kami, memastikan mitra driver dapat menjalani Ramadan dengan damai dan merayakan Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan bersama keluarga mereka," tambah Ade Mulya.

Tarif ojek online (ojol) di Jabodetabek naik. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Sementara, Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy mengatakan, pihaknya memahami bahwa Hari Raya Idulfitri merupakan momen yang sangat penting bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Momen itu juga penting bagi para pengemudi ojol, yang sebagian merupakan mitra Grab.

"Kami juga mengapresiasi perhatian dan atensi yang telah diberikan pemerintah untuk mitra pengemudi terkait wacana pemberian bantuan gari raya (BHR)," kata dia melalui keterangannya ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (18/2/2025).

Tirza menambahkan, saat ini Grab terus berkoordinasi secara konsisten dengan para pemangku kepentingan. Grab juga akan terus memberikan informasi yang diperlukan sebagai bahan diskusi wacana pemberian bantuan hari raya untuk mitra pengemudi.

"Kami berharap pemerintah dapat menciptakan kebijakan yang lebih seimbang dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap industri, ekonomi informal, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan," kata dia.

Ia menyatakan, selama ini Grab telah menjalankan berbagai inisiatif dengan kebermanfaatan jangka panjang untuk mendukung mitra pengemudi. Beberapa inisiatif itu antara lain memberikan GrabBenefits berupa paket sembako, voucher diskon untuk pemeliharaan kendaraan, dan perlindungan asuransi. 

Selain itu, Grab memberikan Dana Santunan, yaitu bantuan untuk keluarga mitra yang menghadapi situasi sulit. Tak hanya itu, Grab juga memberikan GrabScholar, program beasiswa untuk anak mitra dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

Tirza menambahkan, pihaknya memiliki skema insentif dan bonus untuk para mitra meningkatkan pendapatan, terutama di saat perayaan hari besar. Selain itu, Grab juga memberikan peluang usaha dan pengembangan keterampilan kepada mitra. Terakhir, Grab juga menjalin kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memfasilitasi pendaftaran perlindungan sosial bagi mitra.


Maxim Indonesia juga berencana untuk memberikan bantuan sosial (bansos) kepada para mitranya. Public Relations Specialist Maxim Indonesia Yuan Ifdal Khoir mengatakan, pihaknya akan memberikan bantuan hari raya kepada mitra pengemudi.

Menurut dia, dalam momen Ramadan dan Lebaran kali ini, Maxim Indonesia akan fokus memberikan bansos secara lebih luas kepada mitra yang membutuhkan di berbagai kota layanan Maxim di Indonesia. 

"Kami memahami bahwa menjelang momen Ramadan dan Hari Raya ini kebutuhan mitra pengemudi akan semakin bertambah. Oleh karena itu, saat ini Maxim tengah berfokus untuk mengadakan charity campaign dengan memberikan bantuan sosial kepada mitra pengemudi di berbagai kota di Indonesia," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Selasa (18/2/2025).

Adapun mengenai proses pembahasan pemberian THR untuk mitra pengemudi transportasi online, Yunan meminta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dapat memberikan keputusan yang objektif. Artinya, keputusan itu harus berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.

"Saat ini, Maxim telah mengambil bagian dalam diskusi untuk mendukung mitra pengemudi sebagai gig-workers sebagai salah satu bentuk tenaga kerja di luar hubungan kerja," ujar Yunan.

Terkait adanya seruan aksi demonstrasi termasuk pada aksi off bid yang dilakukan mitra, Yunan menyebut, hal itu merupakan inisiatif pengemudi yang berada di luar jangkauan aplikator. Ia memastikan, Maxim tidak mendukung tindakan protes yang dapat mengganggu ketertiban umum dan tidak pernah memberikan perintah atau imbauan apapun kepada mitra pengemudi untuk melakukan penonaktifan aplikasi. 

"Kami mengimbau mitra pengemudi untuk tetap melayani kebutuhan pengguna agar tetap bisa mendapatkan penghasilan dan tidak mudah terprovokasi dalam aksi unjuk rasa dengan selalu menjaga keamanan dan ketertiban," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler