Soal Tagar Indonesia Gelap, Begini Kata Ketua Umum PBNU
Ketua Umum PBNU imbau warga beri kesempatan kepada Presiden Prabowo bangun bangsa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta masyarakat memberikan kesempatan kepada pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka untuk membuktikan kinerjanya lewat kebijakan-kebijakan yang dinilainya bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat.
"Indonesia gelap dari mana? Ini pemerintahan baru, baru juga beberapa bulan. Belum bisa dinilai," kata Yahya Cholil Staquf di Jakarta, Rabu, (19/2).
Hal itu dikatakannya menanggapi aksi demonstrasi mahasiswa yang bertajuk "Indonesia Gelap".
Yahya Cholil Staquf pun optimistis program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto dapat terlaksana dengan baik.
Pihaknya juga menegaskan bahwa PBNU mendukung sejumlah kebijakan dan program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
"Sebetulnya kita masih harus menunggu agenda-agenda bisa terlaksana dengan baik. Ada harapan-harapan di situ dan semua agenda yang ditujukan untuk kemaslahatan rakyat, kami (PBNU) siap untuk membantu," kata Yahya Cholil Staquf.
Sebelumnya, pada Senin (17/2), ratusan mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan long march dari Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini menuju kawasan Patung Kuda, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, untuk berunjuk rasa dengan tajuk "Indonesia Gelap".
Tak hanya di Jakarta, aksi serupa juga digelar di Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Lampung, Samarinda, Banjarmasin, Aceh, dan Bali.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi meminta masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menurut dia, Prabowo baru menjabat selama 100 hari dan tak menampik ada berbagai permasalahan yang muncul.
Namun, dia menegaskan bahwa pemerintah pun terus-menerus mencari cara dan solusi untuk mengatasi masalah.
Keluarga maslahat
Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta kepada Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) untuk membuat gerakan pembinaan untuk masyarakat, yaitu Gerakan Pesholatan. Karena, menurut dia, segala sesuatu yang menyangkut kemaslahatan hidup dimulai dengan sholat.
"Saya minta agar GKMNU segera merancang dan melaksanakan gerakan pembinaan pesholatan," ujar Gus Yahya saat sambutan dalam acara pembukaan Kongres Keluarga Maslahat NU di Hotel Bidakara Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Menurut dia, Gerakan Pesholatan harus menjadi gerakan yang bisa dibangun dan dikembangkan sendiri oleh GKMNU. Kerena itu, dia meminta kepada GKMNU untuk tidak menunggu kerjasama dengan pihak manapun untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat.
"Tetapi harus segera bisa kita rancang dan kita eksekusi sendiri. Ini karena iman kita bahwa segala sesuatu menyangkut kemasalahan hidup dimulai dengan sholat," ucap Gus Yahya.
Jika perlu, kata Gus Yahya, nanti PBNU akan meminta dukungan kepada Wakapolri Komjen Pol. Dr. Ahmad Dofiri. Karena, menurut Gus Yahya, Dofiri berlatar belakang santri dan mampu menguasai kitab Sullam-Safinah.
"Nah kita minta nanti ada gerakan untuk pembinaan ini. Jadi mengajak keluarga-keluarga untuk mulai mengerti, belajar, dan memahami berbagai macam segi mengenai pesholatan ini, mulai dari thoharah sampai dengan Bab Sholat. Yang ini paling hafal Pak Kiai Dofiri ini," kata Gus Yahya.
"Nanti saya minta bisa didesain bersama beliau," jelas dia.
Kongres Keluarga Maslahat NU sendiri merupakan bagian dari rangkaian Hari Lahir (Harlah) NU yang berlangsung sejak 16 Januari hingga 7 Februari 2025. Kongres ini dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Pratikno
Dalam acara pembukaan kongres ini, Sekretaris Tim Materi Kongres Keluarga Maslahat NU Alissa Wahid menjelaskan, sampai saat ini GKMNU telah menjangkau 1,5 juta keluarga Indonesia.
"GKMNU selama dua tahun ini telah berhasil menyentuh 1,5 juta keluarga, lebih dari 5 ribu calon pengantin, 3 ribu balita, 30 ribu remaja, hampir 300 sekolah dan madrasah yang terlibat, dan tentu seluruh masyarakat di akar rumput yang ikut terlibat," ujar dia.
Alissa juga menyoroti pentingnya NU turut melakukan penajaman terhadap gerakan-gerakan kemaslahatan keluarga untuk menanggapi banyaknya kasus-kasus kekerasan keluarga.
"Penting bagi NU untuk melakukan penajaman, karena seperti yang kita ketahui, banyak terjadi kekerasan keluarga, kemudian ada digitalisasi kehidupan yang dampaknya pada keluarga, sehingga kita perlu mengembangkan strategi yang lebih baik," ucap dia.