Israel Terus Bunuhi Anak-Anak di Tepi Barat
Israel disebut memiliki niatan melakukan genosida di Tepi Barat.
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun syahid setelah ditembak oleh pasukan penjajah Israel di kota Hebron pada Jumat malam. Ini adalah yang kesekian kali anak-anak jadi korban serangan Israel di Tepi Bara di tengah gencatan senjata di Jalur Gaza.
Kantor berita WAFA melaporkan bahwa pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah Ayman Nassar al-Haymouny, ketika anak itu mengunjungi kerabatnya di daerah Jabal Jawhar, selatan Hebron. Tembakan itu mengenai dadanya. Dia dilarikan oleh petugas medis Bulan Sabit Merah ke Rumah Sakit Mohammad Ali Al-Mohtaseb, di mana dia meninggal karena luka tembak tersebut.
Malam sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa seorang gadis berusia 13 tahun meninggal karena luka kritis setelah tertembak di bagian perut oleh tembakan pasukan Israel. Peluru itu mengenai perut gadis itu dan keluar melalui punggungnya. Dia dipindahkan ke Rumah Sakit Pemerintah Jenin, di mana dia dinyatakan meninggal tak lama kemudian.
Pembunuhan al-Amouri membuat jumlah warga Palestina yang terbunuh dalam agresi Israel terhadap Jenin, yang kini memasuki bulan kedua, menjadi 27 orang.
Seorang anak Palestina juga terluka pada Jumat malam akibat peluru logam berlapis karet, dan puluhan lainnya sesak napas akibat gas air mata selama konfrontasi dengan pasukan pendudukan Israel di desa Kafr Qaddum, sebelah timur Qalqilya, menurut seorang aktivis setempat. Koordinator komite perlawanan rakyat di desa Kafr Qaddum, Murad Shtawi, melaporkan bahwa konfrontasi meletus antara puluhan pemuda Palestina dan tentara Israel di desa tersebut.
Pasukan menyerang para pemuda dengan peluru logam berlapis karet dan tabung gas air mata, menembak dan melukai kaki seorang remaja berusia 17 tahun. Puluhan lainnya sesk napas akibat menghirup gas air mata. Sejak Juli 2011, Kafr Qaddum telah mengadakan demonstrasi mingguan untuk memprotes rencana ekspansi kolonial Israel. Warga juga berunjuk rasa menuntut pembukaan kembali jalan utama desa tersebut, yang telah diblokir oleh pasukan Israel sejak tahun 2003.
Gubernur Tulkarem Abdullah Kmeil pada Jumat memperingatkan bahwa Israel memiliki niat untuk melakukan genosida di kamp pengungsi Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki di wilayah utara. Dia menyatakan bahwa penyerbuan yang dilakukan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz terhadap kamp pengungsi merupakan bukti niat khusus Israel untuk melakukan pembunuhan di luar proses hukum, penghancuran, dan secara paksa mengusir sebagian besar penduduk Palestina yang tidak bersenjata dari rumah mereka di kamp pengungsi Tulkarem dan Nur Shams.
Dia menambahkan, jelas bahwa penyerbuan kamp oleh Netanyahu dan Katz memberikan bukti yang cukup tentang niat otoritas pendudukan untuk melakukan lebih banyak kejahatan terhadap rakyat Palestina sesuai instruksi mereka. Dia mendesak komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk segera melakukan intervensi guna melindungi penduduk Palestina yang telah menjadi sasaran agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 26 hari di wilayah tersebut.