Dibubarkan Israel, UNRWA Tulang Punggung Bantuan Kemanusiaan di Gaza Palestina

Pembubaran UNRWA tidak akan menyelesaikan masalah pengungsi Palestina.

UNRWA via Reuters
Gedung UNRWA yang rusak di Gaza.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Sabtu (1/3) memperingatkan bahwa upaya Israel untuk membubarkan badan tersebut tidak akan menyelesaikan masalah pengungsi Palestina, dan bahkan dapat memperburuk situasi.

Baca Juga


Dalam wawancara dengan majalah Israel +972, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menegaskan bahwa UNRWA adalah "tulang punggung operasi bantuan kemanusiaan di Gaza."

Dia menambahkan bahwa badan itu terus memberikan layanan kesehatan dan pendidikan bagi pengungsi Palestina di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.

Lazzarini menyebut serangan Israel terhadap UNRWA bukan sekadar serangan terhadap pengungsi Palestina dan hak mereka untuk kembali, tetapi juga sebagai upaya menghapus sejarah dan identitas Palestina.

"Jika UNRWA tidak lagi ada, masalah pengungsi Palestina tidak akan hilang begitu saja. Sebaliknya, kawasan ini akan menghadapi konsekuensi yang katastrofik, dengan ratusan ribu warga Palestina di wilayah pendudukan kehilangan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan," katanya, seraya menambahkan bahwa "hal tersebut akan menciptakan kekosongan yang tidak dapat diisi oleh siapa pun."

Pada 28 Oktober 2024, Knesset Israel (parlemen) mengesahkan dua undang-undang yang melarang UNRWA beroperasi di wilayah pendudukan Palestina.

Legislasi ini juga mencabut hak istimewa badan tersebut dan melarang kontak resmi dengan UNRWA. Undang-undang tersebut mulai berlaku pada 30 Januari 2025.

Israel menuduh pegawai UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 -- klaim yang dengan tegas dibantah oleh badan tersebut. PBB telah menegaskan bahwa UNRWA tetap menjaga netralitas dan berkomitmen untuk terus bekerja meskipun ada larangan dari Israel.

Sejak bulan lalu, kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan telah berlangsung, menghentikan sementara perang genosida Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 48.360 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta kehancuran wilayah tersebut.

 

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Pemimpin Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Otoritas Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas agresinya di Gaza.

Bantuan Muhammadiyah

Rumah Sakit Palestina yang berada di Mesir menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan alat kesehatan dari rakyat Indonesia yang disalurkan melalui Muhammadiyah Aid dan Lazismu.

 

Muhammadiyah melalui pernyataan tertulisnya menyampaikan bahwa bantuan alat kesehatan tersebut terdiri dua defribillator (alat medis untuk jantung), satu diathermy (alat medis untuk fisioterapi dan pembedahan), dan dua alat kesehatan gigi bagi Rumah Sakit Palestina yang berada di Mesir.

“Situasi di rumah sakit sangat membutuhkan suplai alat kesehatan yang memadai, dan dukungan dari Muhammadiyah telah membantu kami untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pasien yang membutuhkan perawatan intensif. Terima kasih Muhammadiyah,” kata Direktur Rumah Sakit Palestina di Mesir, Muhammad Ramadhan.

Senada dengan Ramadhan, Sekretaris Jenderal Bulan Sabit Merah Palestina, Tarek Arafat turut mengapresiasi kepedulian dan solidaritas Muhammadiyah yang tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga menunjukkan rasa cinta yang tulus atas persaudaraan.

“Bantuan ini sungguh membantu kami, para pasien yang datang dari Gaza dan tentunya membantu kebutuhan rumah sakit ini,” ucap Tarek.

Tarek juga mengatakan bahwa persahabatan dan solidaritas antara RS Palestina dengan Lazismu telah berjalan cukup lama dan menjadi salah satu organisasi pertama yang datang mendukung dan menunjukkan solidaritas bersama warga Palestina.

 

Dia turut mendoakan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh Muhammadiyah dan rakyat Indonesia dengan keberkahan dan balasan yang lebih baik.

“Kami berharap kerja sama dan dukungan ini terus berlanjut demi kemanusiaan dan keadilan bagi Palestina,” ujar dia.

Sementara itu, Sekretaris Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah Gunawan Hidayat mengatakan, bantuan tersebut merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam memberikan dukungan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak krisis di Gaza dan sekitarnya.

“Muhammadiyah berkomitmen untuk terus membantu masyarakat Palestina dengan segala kemampuan yang dimiliki. Ini bukan hanya soal kepedulian, tetapi juga bagian dari nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi dasar gerakan kami,” tegasnya.

Gunawan juga mengajak masyarakat untuk senantiasa berkontribusi dalam aksi kemanusiaan guna meringankan penderitaan rakyat Palestina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler