Bagaimana Cara Membangunkan Sahur pada Zaman Rasulullah?

Makan sahur adalah salah satu sunnah Nabi SAW pada bulan Ramadhan.

Dok Republika
Ilustrasi sahur ramadhan
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW menganggap sahur sebagai hal yang penting. Sebab, waktu bersahur penuh berkah, sebagaimana utamanya bulan suci Ramadhan.

Baca Juga


Dalam sebuah hadis riwayat Ahmad, Rasulullah mengimbau umatnya ketika Ramadhan, "Bersahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu penuh dengan keberkahan."

Sahur merupakan santap hidangan sebelum jatuh waktu Subuh sebagai persiapan menjalani puasa seharian. Orang Arab pada umumnya memakan roti, daging, atau kurma.

Rasulullah SAW menyarankan umat Islam agar mencukupi sajian sahur sehingga kuat untuk menjalani puasa: "Sahur itu makanan yang barakah, janganlah kalian meninggalkannya, walaupun hanya meneguk setengah air."

Tradisi membangunkan sahur

Dalam masa kini, bangsa Arab tidak jauh berbeda dengan bangsa Indonesia terkait tradisi membangunkan orang-orang untuk sahur. Seperti disebutkan dalam Ensiklopedia Peradaban Islam Makkah, penduduk kota tersebut memiliki kelompok-kelompok yang bertugas membangunkan orang-orang untuk sahur.

Caranya dengan keliling kampung-kampung dan membawa lentara khas Arab (fanus) serta menabuh gendang (duf al-bazah) secara berirama. Mereka juga kerap meneriakkan yel-yel untuk menyemarakkan suasana.

Akan halnya zaman Rasulullah, upaya membangunkan warga Muslim untuk menunaikan sahur lebih terpusat. Dalam arti, suara azan digunakan sebagai tanda dimulainya waktu bersahur. Rasulullah SAW memerintahkan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan sebagai tanda waktu santap sahur.

Adapun Abdullah bin Ummi Maktum ditugaskan oleh beliau SAW untuk azan sebagai tanda masuknya waktu Subuh atau usainya sahur. "Sesungguhnya Bilal azan pada waktu malam, maka makan dan minumlah kalian sampai terdengar azan Ibnu Ummi Maktum," demikian sabda Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan Bukhari.

Adab sahur

Jika melewatkan makan sahur, maka orang akan mudah merasa letih dan lebih kelaparan. Agar tetap bisa khusyu dalam beribadah shaum dan sekaligus lancar menjalankan beraktivitas, jangan lupa sahur.

Rasulullah SAW bersabda: "Sahur itu berkah. Janganlah kamu meninggalkannya, walaupun seseorang di antaramu sekadar meneguk seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang sahur” (HR Ahmad).

Di antara adab sahur ialah mengakhirkannya. Rasulullah SAW menganjurkan agar sahur itu dilakukan beberapa saat menjelang waktu Subuh.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik dan Zaid bin Tsabit, ia bekata, "Kami (para sahabat) makan sahur bersama Rasulullah SAW. Kemudian (setelah makan sahur), kami berdiri untuk melaksanakan shalat.'

Aku (Anas bin Malik) berkata: 'Berapa perkiraan waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan shalat fajar)?'

Zaid bin Tsabit berkata: ’(Seperti waktu yang dibutuhkan untuk membaca) 50 ayat'" (Muttafaqun ‘alaih).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler