Jika Mobil Terkena Banjir, Ini yang Jangan dan Harus Dilakukan
Jika salah dalam penanganan pertama, kerusakan mobil bisa makin parah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya memakan kerugian. Salah satu yang terkena dampak adalah kendaraan roda empat yang terendam banjir. Butuh merogoh kocek yang dalam untuk memperbaiki mobil yang sudah terendam air.
Uang akan lebih banyak keluar jika kita salah dalam menangani mobil yang terkena banjir. Bukannya memperbaiki, kerusakan bisa makin parah.
Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan mobil-mobil yang terendam banjir. Bukan cuma yang sudah digunakan, mobil terbaru yang tengah dipajang untuk dijual juga menjadi korban.
Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu mengingatkan pemilik mobil yang terkena banjir agar tidak langsung menyalakan kendaraannya.
“Hal pertama yang tidak boleh dilakukan adalah menyalakan mesin, karena air yang masuk ke dalam ruang bakar atau sistem kelistrikan dapat menyebabkan kerusakan fatal, seperti water hammer atau korsleting,” kata dia dihubungi Antara dari Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Yannes menjelaskan, ketika mobil terendam banjir, air dapat masuk ke dalam mesin, sistem kelistrikan, dan komponen elektronik lainnya. Ini dapat menyebabkan korsleting atau kerusakan permanen.
Jika mobil langsung dinyalakan tanpa memastikan semua sistem dalam kondisi kering dan aman, kemungkinan besar akan memperburuk kerusakan tersebut. Misalnya, air yang masuk ke dalam mesin dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pembakaran atau bahkan menyebabkan mesin macet.
Selain itu, air yang meresap ke dalam bagian kelistrikan seperti kabel atau sistem komputer mobil dapat menyebabkan kerusakan pada sirkuit dan sensor yang sangat mahal untuk diperbaiki. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan mobil benar-benar kering dan diperiksa oleh teknisi sebelum mencoba menyalakannya kembali.
Sementara hal pertama yang perlu dilakukan ketika mobil terendam banjir adalah mencabut kabel aki. Langkah ini guna menghindari risiko korsleting pada sistem kelistrikan. Setelah itu, pindahkan kendaraan ke lokasi yang lebih tinggi dan kering untuk mempermudah proses penanganan.
Setelah kendaraan berada di tempat yang aman, lakukan inspeksi terhadap level oli mesin dan transmisi, di mana perubahan warna menjadi kecoklatan atau tampak bercampur air menandakan perlunya penggantian segera guna mencegah kerusakan komponen internal.
“Selain itu, filter udara harus diperiksa dan dikeringkan apabila dalam kondisi basah, mengingat keberadaan air di dalam sistem ini dapat menghambat proses pembakaran dan menyebabkan gangguan pada performa mesin,” jelas Yannes.
Inspeksi lebih lanjut perlu dilakukan pada sistem kelistrikan, termasuk busi dan aki. Ini untuk memastikan bahwa tidak ada kelembapan berlebih yang dapat mengakibatkan hubungan arus pendek.
Tangki bahan bakar juga harus dikuras guna mengeliminasi potensi kontaminasi air yang dapat menyebabkan gangguan pada proses pembakaran serta merusak komponen injeksi bahan bakar.
Selain aspek mesin dan kelistrikan, sistem pengereman juga perlu mendapatkan perhatian. Pemilik harus memastikan tidak adanya lumpur atau air yang mengganggu fungsi rem agar performa pengereman tetap optimal saat kendaraan kembali dioperasikan.
Setelah seluruh tahapan inspeksi dan tindakan awal ini dilakukan, kendaraan harus dibawa ke bengkel tepercaya untuk pemeriksaan lebih mendetail serta tindakan perbaikan menyeluruh. Langkah ini guma memastikan seluruh komponen kembali berfungsi dengan baik dan kendaraan aman untuk dikendarai lagi.