Dikecam Mitra Dagang, Trump Ogah Batalkan Tarif Baru: Kami Ditipu Puluhan Tahun
Trump sebut tarif baru ini akan meningkatkan jumlah lapangan kerja di AS.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump tidak mundur dari rencananya untuk mengenakan tarif baru bagi sejumlah negara seperti Kanada, Meksiko, dan China. Alih-alih mundur Trump menyatakan Amerika Serikat tidak masalah dengan 'perang tarif' ini.
Presiden justru mengecam UE, India, Meksiko, dan Brasil, seraya menambahkan bahwa banyak negara lain juga memiliki kebijakan perdagangan tidak adil bagi warga Amerika.
"Ini terjadi baik itu oleh 'kawan' dan 'lawan'," katanya, seraya menambahkan bahwa tanggal 2 April adalah saat "tarif timbal balik mulai berlaku.
"Apa pun yang mereka kenakan pajak kepada kami, kami akan mengenakan pajak kepada mereka," katanya dalam pidato kenegaraan dilansir BBC, Selasa (4/3/2025) waktu setempat.
Seperti diketahui Trump dalam 24 jam terakhir telah meluncurkan tarif baru sebesar 25% untuk barang-barang dari negara tetangga dan menggandakan tarif untuk produk-produk China menjadi 20%.
Trump menjelaskan, AS secara historis mengenakan tarif yang lebih rendah daripada yang dikenakan oleh banyak mitra dagangnya. Dengan tarif baru ini, AS akan menerima triliunan dolar AS.
"Kami akan menerima triliunan dan triliunan dolar dan menciptakan lapangan kerja yang belum pernah kami lihat sebelumnya," katanya.
"Kami telah ditipu selama puluhan tahun oleh setiap negara di Bumi ini, dan kami tidak akan membiarkan itu terjadi lagi."
Menurut Trump, tarif bukan hanya tentang melindungi pekerjaan Amerika, tetapi melindungi jiwa negara. Pungutan tinggi yang telah dan akan dikenakannya pada barang-barang dari negara lain, kata ia, akan membantu memenuhi janjinya untuk 'membuat Amerika kaya kembali'. "Akan ada sedikit gangguan tetapi kami baik-baik saja dengan itu. Tidak akan banyak," katanya.
"Lihatlah ke mana Biden membawa kita - sangat rendah, terendah yang pernah kita alami."
Sementara itu, Kanada tidak tinggal diam dengan langkah perang dagang yang dilancarkan oleh Presiden AS Donald Trump. Alih-alih mengikuti Trump, pemimpin Kanada di pusat dan daerah justru telah bersatu untuk membuat AS lebih menderita.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan tujuan perang dagang 'bodoh' yang dilancarkan oleh Donald Trump adalah untuk membawa ke keruntuhan total ekonomi Kanada. Hal itu akan memudahkan Amerika Serikat untuk mencaplok Kanada.
Berbicara beberapa jam setelah AS mengenakan pajak 25% atas barang-barang Kanada dan Meksiko – dan pungutan 10% atas ekspor energi Kanada – PM Trudeau mengumumkan tarif balasan atas ekspor AS dan mengatakan negaranya akan tetap menentang agresi tersebut.
"Kita pernah berada di tempat-tempat sulit sebelumnya … tetapi kita tidak hanya bertahan, kita telah muncul lebih kuat dari sebelumnya, karena dalam hal mempertahankan negara kita yang hebat," katanya dilansir dari laman the Guardian.